Kisah dr.Tirta yang Sukses Jadi Dokter Gegara Jual Gorengan

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Dokter yang dikenal nyentrik dan gaul, Tirta Mandira Hudi atau akrab dipanggil Dokter Tirta. Dengan rambutnya yang di cat, bertato dan cara bicaranya yang ceplas-ceplos membuat sebagian orang tidak percaya bahwa dirinya adalah seorang dokter.

Beberapa orang bertanya-tanya apakah Dokter Tirta benar-benar dokter sungguhan karena mengingat Dokter Tirta lebih banyak terlihat sebagai pengusaha ketimbang menjalankan perannya sebagai dokter. Di channel YouTube Rico Huang dia berkata bahwa ia memang benar-benar lulus dari Fakultas Kedokteran UGM, cumlaude S1 dengan IPK 3,76 di tahun 2013.

Menjalani sumpah dokter pada tahun 2015 dan magang di Puskesmas Turi sama Rumah Sakit UGM, 2018-2019. Tetapi pada akhirnya ia lebih memilih untuk fokus dengan bisnis yang ia bangun.

Orang tua dari Dokter Tirta hanya merupakan karyawan swasta bank dan ia tidak terlahir dari keluarga yang kaya raya. Dari awal ia diterima di Fakultas Kedokteran UGM, ia baru menyadari bahwa kuliah kedokteran itu tidak sebentar. Belum lagi ia harus lebih mengutamakan pasien alih-alih mendapatkan uang.

Dari situ, ia termotivasi untuk menghasilkan uang sendiri. Ia melihat peluang yang ada di kampusnya sendiri. Banyak mahasiswa yang belum sempat sarapan karena kelas dimulai pada jam 7 pagi dan waktu istirahat pun dipakai untuk ibadah.

Juga dengan jarak kantin yang jauh, akhirnya Dokter Tirta menjual gorengan dengan harga lima kali lipat lebih mahal. Ia bangun jam 4 pagi untuk membeli gorengan yang untuk dijualnya itu di Kalan Magelang.

Ia terus berjualan setiap hari meski mendapat ejekan dari teman-temannya. Ia tetap konsisten sampai ia mendapat omset mencapai 16,5 juta dalam tiga bulan.

Tidak sampai situ, ia juga mulai menjual Power Balance, jam tangan Mobil yang sangat hits kala itu. Setelah itu, ia terus mengembangkan usahanya hingga sekarang menjalani beberapa bisnis salah satunya bisnis cuci sepatu bernama Shoes & Care, dengan 47 cabang yang sudah tersebar di seluruh Indonesia.

Tentunya perjalanan sukses Dokter Tirta tidaklah mulus. Ia pernah diusir satpam karena tidak boleh berjualan di sekitar kampus hingga pernah ditipu dan akhirnya bangkrut sampai ia harus memakan nasi sisa warteg.

Namun, usaha tidak ada yang mengkhianati hasil bukan?

Reporter: Nabila Rahadiantinur

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Harga Daging Sapi di Bantul mulai Turun, Ini yang jadi Penyebabnya

Mata Indonesia, Bantul - Setelah Lebaran, harga daging sapi di Bantul mulai mengalami penurunan secara perlahan. Nur Wijaya, Lurah Pasar Niten, membenarkan hal tersebut dengan mengatakan bahwa pada 15-16 April 2024, harga daging sapi sudah stabil.
- Advertisement -

Baca berita yang ini