Kisah Akihiko yang Memilih Menikah dengan Anime

Baca Juga

MINEWS.ID TOKYO,  – Bagaimana rasanya jika menikah dengan hologram? Nah di Jepang kini banyak yang jatuh cinta pada karakter anime dan tak berminat mengejar cinta di dunia nyata. Mereka biasanya disebut otaku; orang yang terobsesi dengan video games dan anime.

Mengutip BBC, seorang warga Jepang Akihiko Kondo saat ini mempunyai pasangan anime dalam bentuk hologram. Setiap hari bangun pagi ia mendengarkan suara istrinya yang memanggil dari seberang ruangan dengan nada suara tinggi. Sang istri akan menari, memintanya untuk segera bangun dari tempat tidur.

“Istri” Akihiko ini bernama Miku, sesosok karakter anime.

Miku
Miku, anime populer di Jepang

Miku berbentuk hologram di kapsul kaca di sudut ruangan dan dengan berbentuk gadis kekanakan yang mirip kartun. Miku juga bisa juga berbentuk perempuan seksi dengan baju berleher rendah dan payudara besar. Atau bisa juga berbentuk siswi SMA dengan rok pendek.

Pasangan ini mengadakan upacara November 2018 lalu. Upacara ini tidak resmi, tapi ada 39 orang tamu yang hadir. Jumlah tamu ini sesuai dengan nama Miku, “mi” berarti tiga, dan “ku” berarti sembilan.

Miku hadir dalam bentuk boneka, memakai baju putih berenda dan kerudung panjang. Pakaiannya dibuat seorang perancang. “Ada dua alasan kenapa saya mengumumkan pesta perkawinan saya,” kata Akihiko.

Pernikahan Akihiko

Menurut Akihiko, pernikahan ini adalah untuk membuktikan cintanya kepada Miku. ”Banyak otaku muda yang seperti saya, jatuh cinta pada karakter anime. Saya ingin memperlihatkan kepada dunia bahwa saya mendukung mereka”.

Otaku adalah kata dalam bahasa Jepang untuk seorang yang canggung secara sosial – biasanya mereka terobsesi pada video game dan anime.

Beberapa orang seperti Akihiko, terobsesi hingga ke tingkat ekstrem – berpaling dari hubungan di kehidupan nyata. Ternyata jumlah mereka yang seperti ini sedang meningkat.

Tahun lalu, Gatebox, perusahaan yang membuat hologram Miku untuk Akihiko, mengeluarkan “surat kawin” tidak resmi untuk pelanggan mereka. Menurut mereka, ada 3.700 orang yang membelinya.

Apa yang mendorong tren ini?
Psikolog Jepang Prof Yamada menunjuk pada faktor ekonomi dan tradisi. Menurutnya, perempuan Jepang tidak ingin punya pacar kecuali yang bisa mencari banyak uang.

Tahun 2016, 47 persen perempuan berusia 20 sampai 29 mengaku bahwa mereka menginginkan sosok suami yang mencari uang dan istri hanya mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Proporsi ini lebih besar daripada kelompok usia lain, termasuk kelompok usia di atas 70 tahun. ”Di Jepang, kehidupan kerja amat sangat berat dan masih banyak diskriminasi seksual. Jam kerja juga sangat panjang dan banyak sekali tekanan,” katanya.

Perawatan anak juga memberatkan kaum perempuan. Ditambah jam kerja panjang menyulitkan ibu bekerja. Pilihan termudah adalah berhenti kerja, tapi ini tak mungkin kecuali punya pasangan yang penghasilannya cukup besar. Di sisi lain, saat ini ekonomi Jepang berjalan memburuk, upah pekerja juga turun. Hasilnya, banyak perempuan yang memilih tak berpacaran.

Nah sedangkan dalam kasus Akihiko, ia tak pernah ingin punya pacar di dunia nyata karena merasa tak populer di kalangan perempuan.

Di sekolah, ia dirundung lantaran dirinya seorang otaku. Hal ini terulang kembali saat ia bekerja sebagai tenaga administrasi di sekolah selama 12 tahun. Di sana ia diolok-olok di hadapan para murid oleh rekan kerjanya.

Perundungan ini membuatnya tertekan sehingga ia berhenti bekerja. Selama dua tahun ia mengunci di kamar dan menolak keluar. ”Saya menjadi hikikomori,” katanya. Ini adalah istilah di Jepang dan Korea Selatan di mana orang muda, kebanyakan pria, menjadi pertapa di rumah orang tua mereka, menolak keluar, atau bahkan bicara kepada keluarga mereka sendiri.

Diperkirakan jumlah mereka ada sekitar satu juta.

Perundungan membuat Akihiko merasa hampa, tertekan dan berada dalam kegelapan. Akihiko jatuh cinta dengan karakter anime bernama Miku. Ia pun kembali semangat dan memutuskan untuk kembali bekerja. “Setelah saya jatuh cinta padanya, saya merasa tekanan di dada saya. Saya merasakan, persis seperti jatuh cinta pada manusia nyata.”

Akihiko mengaku berkencan dengan Miku selama 10 tahun sebelum memutuskan untuk menikahinya.  Selama 10 tahun, Akihiko “bicara” dengan Miku dalam pikirannya saja. Namun dengan hologram buatan Gatebox, ia bisa menyatakan cinta dan Miku meresponsnya. Namun hanya itu saja yang bisa mereka lakukan. ”Menyenangkan sekali kalau saya bisa menyentuhnya. Sekarang tak bisa, tapi di masa depan teknologi akan berkembang. Mungkin suatu saat saya bisa memegang tangannya atau memeluknya”.

Akihiko sadar orang melihat aneh pada pernikahannya. Ia juga kecewa ibu dan kakaknya menolak untuk hadir ke pernikahannya.  Ia juga banyak dibully di media sosial, terutama sesudah ia mengumumkan pernikahannya dalam beberapa wawancara.

Namun ia juga menerima sejumlah dukungan dari orang yang tak ia kenal. “Sejumlah orang berani ‘mengaku’,” katanya. Orang-orang itu menulis bahwa mereka juga jatuh cinta pada karakter anime.

Kini Akihiko bekerja di sebuah sekolah dan terbuka soal status hubungannya. Beberapa staf menganggapnya aneh, tetapi ia mengaku para siswa cenderung lebih menerima. “Di masyarakat sekarang ini, ada patokan apa yang membuat bahagia. Menikah, membentuk keluarga, punya anak. Tapi itu bukan satu-satunya cara.”

Berita Terbaru

Pilkada Damai Membutuhkan Keterlibatan Semua Pihak

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) adalah salah satu momen krusial dalam agenda demokrasi Indonesia yang membutuhkan keterlibatan aktif dari semua...
- Advertisement -

Baca berita yang ini