Ketika Adnan Buyung Nasution Mengenang Tan Malaka

Baca Juga

MINEWS.ID, JAKARTA – Tentu banyak orang yang tak menduga, bila sang pengacara kondang Adnan Buyung Nasution di masa hidupnya pernah mengenal Tan Malaka. Ternyata semua itu terjadi berkat hubungan baik yang terjalin antara ayahnya Rahmad Nasution dan sang penulis buku Madilog tersebut.

Melansir Historia.id, rumah Rahmad di Yogyakarta memang menjadi salah satu persinggahan bagi Tan Malaka. Sejarawan Harry Poeze pun turut memberikan penjelasan soal hal ini. Ketika berada di Yogyakarta awal Februari 1946, Tan memang seringkali berpindah-pindah tempat, dari satu rumah pengikutnya ke rumah pengikutnya yang lain, mulai Ismail sampai Sukarni.

“Selama bulan-bulan itu ia juga selalu menginap di rumah wartawan Rachmat Nasution, sehingga anaknya –Adnan Buyung Nasution– harus memberikan kamarnya kepada seorang ‘oom’ tak bernama,” tulis Harry Poeze dalam bukunya Tan Malaka, Gerakan Kiri, dan Revolusi Indonesia jilid pertama.

Tan Malaka, kata Adnan Buyung, sering kali datang ke rumahnya, membahas persoalan politik yang tengah berkecamuk di republik saat itu. Buyung kecil ingat betul apa yang dibicarakan Tan kepada ayahnya, yaitu soal kritik kepada pemerintahan Sjahrir yang waktu itu dianggap terlalu lemah menghadapi Belanda.

“Kalau ada maling masuk rumahmu, usir dia keluar, kalau perlu pukul! Jangan ajak dia berunding,” kata dia menirukan Tan Malaka.

Maling yang tak perlu diajak berunding maksud Tan Malaka adalah Belanda. Waktu itu Perdana Menteri Sjahrir, alih-alih memobilisasi perlawanan fisik terhadap Belanda, malah memilih jalan diplomasi di meja perundingan. Bagi Tan Malaka, langkah tersebut sama artinya mengajak maling berunding di dalam rumah sendiri.

Kisah itu rupanya melekat dalam kenangan Adnan Buyung. Dalam setiap kesempatan wawancara atau diskusi bertema sejarah, pengacara berpenampilan khas berambut perak itu kerap menuturkan cerita yang sama. Bahkan menurutnya, Tan Malaka selalu tidur sekamar dengan Adnan Buyung karena tak ada kamar lain yang bisa digunakan sebagai tempat tidur Tan kecuali kamarnya.

Dalam sebuah kesempatan lain, Adnan Buyung juga pernah berkisah tentang Tan yang tidur di kamarnya. Buyung kecil memilih tidur di bawah dan Tan tidur di ranjang. Tan Malaka pun menceritakan banyak hal kepadanya.

“Dari situ saya tahu kalau orang ini sangat cerdas,” kenangnya dalam sebuah diskusi Tan Malaka di Cikini beberapa tahun silam.

Pengacara gaek yang kisah hidupnya berwarna-warni itu kini telah tiada. Bang Buyung sapaan akrabnya wafat pada usia 81 tahun, 23 September 2015 lalu, setelah sempat dirawat selama beberapa hari di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan.
Selamat jalan bang dan bahagia di Surga abadi.

Berita Terbaru

Pilkada Kota Jogja Mulai Disorot, Heroe Poerwadi Akhirnya Diusung PAN, Budi Waljiman Dikawal Gerindra

Mata Indonesia, Yogyakarta - Persiapan untuk Pilkada pada pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Jogja mulai memanas. Beberapa figur telah muncul sebagai calon potensial dari berbagai partai politik, di antaranya adalah Heroe Poerwadi dan Budi Waljiman.
- Advertisement -

Baca berita yang ini