JASGU, Kendaraan Taktis Milik TNI yang Banyak Dibicarakan Dunia

Baca Juga

MATA INDONESIA,  JAKARTA – Tahukah kalian jika demam kendaraan taktis (rantis) sekelas jeep mulai melanda beberapa satuan TNI sejak 1990-an. Pasalnya, fungsi rantis kini tak hanya untuk kebutuhan misi tempur, tapi juga efektif untuk tugas serba guna.

Terlebih setelah beberapa rantis berhasil diproduksi di dalam negeri. Contoh, varian Komodo dari Pindad untuk beberapa satuan TNI AD, P3 Cheetah Kopaska TNI AL, dan DMV-30 T/A yang dipakai Satuan Bravo Paskhas TNI AU.

Asal tahu saja nih, jauh sebelum nama-nama rantis tadi lahir, sebenarnya TNI punya JASGU (Jip Amfibi Serba Guna) yang sudah hadir lebih dulu. Rantis ini banyak dibicarakan kalangan militer di dunia, karena rancang bangun dan produksinya memang hanya melibatkan SDM lokal.

Berbicara sejarahnya, JASGU adalah buah karya Citro Subono, perwira Marinir yang saat itu (2003 – 2004) berpangkat Kapten dan menempati posisi sebagai Komandan Kompi C Batalion Angkut Bermotor 1, Surabaya.

Kiprah Citro bersinar setelah berhasil menjurai Lomba Karya Cipta Teknologi saat HUT TNI 2003. Tidak tanggung-tanggung, Citro berhasil menelurkan tiga jenis prototipe JASGU. JASGU versi pertama dengan bobot mini 250 kg dipersiapkan untuk misi intai serbu. Demikian juga JASGU versi kedua, hanya dimensi dan bobot lebih besar.

Hasil karya selanjutnya, JASGU versi ketiga adalah yang paling bersinar dan terbilang sukses, karena kerap dipamerkan dalam beragam parade yang melibatkan korps baret ungu.

JASGU versi Satu

Rantis ini menggabungkan konsep jip dengan speed boat. Secara teknis, JASGU versi pertama ini menggunakan mesin Mitsubishi 4A30 turbo intercooler 1.300 cc DOHC 20 valve. Wahana hybrid dengan bobot 250 kg ini mampu mengangkut empat pasukan dengan kecepatan di darat 80 km per jam dan kecepatan di air 25 km per jam.

Namanya juga versi prototipe pertama, JASGU 1 suspensinya dinilai terlalu ringan, bodinya pun terlihat ringkih untuk kebutuhan taktis. Menghadapi medan berat, bagian perut kerap menggesek tanah karena ground clearance terlalu pendek, alias ceper. Suspensi per spiral juga dianggap tidak ideal untuk operasi.

JASGU versi dua

Belajar dari kelemahan di versi pertama, Citro kemudian membangun kembali JASGU 2 dengan bagian bawah dibuat seperti perahu. Lahirlah JASGU 2 dengan penggerak mesin Mitsubishi Evo 1.800 cc, ditambah mesin Mitsubisdi L-300 2.500 cc.

Jika di darat, JASGU 2 menggunakan mesin Mitsubishi Evo. Sementara bila terjun ke air, mesin diesel Mitsubishi L-300 yang bekerja. Kecepatannya menyamai kecepatan tank amfibi, yang rata-rata 10 kilometer per jam atau sekitar 7 knot.

Tapi daya apung JASGU 2 masih dinilai payah. Ruang mesin yang penuh membuat tabung apung menjadi minimal, sehingga hanya mampu mengangkut empat serdadu tanpa ransel. Meski belum sempurna, JASGU 2 kerap mengikuti parade TNI Angkatan Laut. Tampilan yang mirip mobil, tidak beda dengan kendaraan pada umumnya.

JASGU versi tiga

Setelah JASGU 2 malang melintang, mulai ada perhatian dari kesatuan tempat Citro berdinas. Citro pun dipercaya membuat JASGU 3, dengan ukuran lebih gede. Dia mendapat bantuan Rp200 juta.

Desain JASGU 3 mengambil inspirasi dari kendaraan amfibi yang sudah ada, yakni DUKW alias DUCK, truk amfibi berpenggerak enam roda yang dikembangkan AD AS pada era Perang Dunia II. DUKW digunakan secara luas dalam pendaratan di Pasifik, Afrika Utara, dan Normandia. JASGU 3 dikerjakan enam orang sipil dan dua Marinir anak buah Citro, dalam tiga bulan JASGU 3 pun kelar. Rantis ini jauh lebih andal dan kokoh. Berat total 3.700 kg. Panjang 648 cm, lebar 200 cm.

JASGU 3 juga mengadopsi mesin diesel Mitsubishi PC Canter 4.300 cc. Kini, di darat JASGU 3 sanggup berlari 105 kilometer per jam. Bentuk dasarnya yang mirip kapal kerap membuat orang heran. Di air, JASGU 3 bisa melaju 25 kilometer per jam atau setara 15 knot. Untuk keselamatan, JASGU 3 juga dilengkapi dua pompa air, yang berfungsi mengeluarkan air yang masuk secara otomatis. 

Berita Terbaru

Putusan MK Mengikat dan Final, Semua Pihak Harus Terima Lapang Dada

Mahkamah Konstitusi (MK) telah menyelesaikan sidang sengketa hasil pemilihan presiden dan wakil presiden 2024. Keputusan yang diambil oleh Mahkamah...
- Advertisement -

Baca berita yang ini