Jadi Pelantun ‘Indonesia Raya’ Pertama di Kongres Pemuda, Dolly Salim: Kebetulan Duduk di Depan!

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA – Kemerdekaan bangsa Indonesia tak luput dari peran pemuda-pemudi Indonesia untuk membebaskan negara ini dari belenggu penjajahan. Hal ini tercantum dalam Sumpah Pemuda yang turut menjadi tonggak utama pergerakan kemerdekaan Indonesia.

Sumpah Pemuda yang merupakan ikrar sebagai semangat untuk mewujudkan cita-cita Indonesia untuk merdeka. Sumpah Pemuda merupakan hasil keputusan Kongres Pemuda II yang digelar pada 27-28 Oktober 1928 di Batavia, atau kini disebut Jakarta.

Dalam kongres tersebut, para pemuda anggota kongres yang diutus dari penjuru Hindia Belanda mengikat janji bersatu: bertanah air Indonesia; berbangsa Indonesia; berbahasa Indonesia.

Kongres ditutup dengan memperdengarkan lagu Indonesia Raya karya Wage Rudolf
Supratman, dengan menggesek biolanya sendiri. Setelah penampilan penuh haru dari gesekkan biola Wage Rudolf Supratman, seseorang memperingatkan pembawa acara untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya.

Menariknya, salah seorang perempuan bernama Dolly Salim dipilih untuk melantunkan lagu ‘Indonesia Raya’ dalam kongres tersebut.

Dolly yang saat itu usianya masih 15 tahun tak pernah menyangka jika pada tanggal 28 Oktober 1928 akan menjadi hari bersejarah dalam hidupnya. Sejak saat itu ia dikenal sebagai pelantung pertama lagu ‘Indonesia Raya’.

“Saya pun tak mengerti kok pilihan itu tiba-tiba jatuh ke diri saya. Mungkin karena saya kebetulan duduk di barisan terdepan,” kata Dolly dikutip majalah Pertiwi, 19 Oktober-1 November 1987.

Meski mengaku terkejut, Dolly bersedia melagukan Indonesia Raya. Ia merasa
bangga pada dirinya yang menjadi orang pertama yang menyanyikan lagu tersebut di depan publik. Ia lantas berdiri di atas sebuah kursi agar terlihat oleh seluruh hadirin, mengingat tidak ada panggung saat itu.

Pada momen itu, tutur Dolly, untuk pertama kalinya lagu Indonesia Raya
diperbolehkan dengan catatan tanpa perkataan: “Merdeka… Merdeka”. Ancaman represi dari pemerintah kolonial Belanda menyebabkan Supratman harus menggubah lirik asli yang mencantumkan kata “merdeka”, dengan kata “mulia”.

“Saudara-saudara, lagu ini kita ucapkan dengan perkataan mulia, walau kita tahu
sama tahu soal ini,” ujar Supratman sebagaimana diungkapkan Dolly.

Usai Dolly menyanyikan Indonesia Raya, tepuk tangan menggemuruh memenuhi gedung yang bersejarah itu. Sejak itu, nama Dolly disebut-sebut sebagai penyanyi pertama lagu Indonesia Raya.

“Itu mungkin karena Pak Sunario (tokoh Sumpah Pemuda). Setiap memperkenalkan saya, beliau selalu menyebutkan: inilah penyanyi lagu kebangsaan Indonesia Raya pada tahun 1928,” kata Dolly.

Setelahnya, Dolly tetap beraktivitas di organisasinya, Natipij. Hingga pada 1932 keluarganya pindah ke Yogyakarta. Di sana, ia bertemu dengan Mr. Soedjono
Hardjosoediro rektor Universitas Islam Indonesia Jakarta, yang berakhir menjadi
suaminya.

Mereka menikah pada 1935 dan dikarunia empat orang anak. Setelah menjadi
Nyonya Soedjono, Dolly aktif dalam Wanita Persahi (Persatuan Sarjana Hukum
Indonesia) dan Women’s International Club. Si pelagu Indonesia Raya pertama itu
meninggal di Jakarta pada 24 Juli 1990. (Dinda)

Berita Terbaru

Putusan MK Mengikat dan Final, Semua Pihak Harus Terima Lapang Dada

Mahkamah Konstitusi (MK) telah menyelesaikan sidang sengketa hasil pemilihan presiden dan wakil presiden 2024. Keputusan yang diambil oleh Mahkamah...
- Advertisement -

Baca berita yang ini