Inilah Tradisi Perayaan Perjanjian Waitangi yang Masih Eksis hingga Saat Ini

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Selain terkenal dengan wisata alam dan juga warganya yang ramah, Selandia Baru juga terkenal dengan kebudayaannya. Salah satu kebudayaannya yang masih ada hingga saat ini adalah tarian Haka untuk memperingati perjanjian Waitangi.

Waitangi adalah sebuah situs bersejarah paling penting di Selandia Baru. Di tempat itulah dilakukan penandatanganan Treaty of Waitangi antara Kerajaan Inggris dan lebih dari 500 kepala suku Maori pada tahun 1840. Perjanjian tersebut menyepakati ketentuan yang menjadikan Selandia Baru sebagai koloni Inggris.

Suku Maori adalah penghuni pertama Selandia Baru atau Aotearoa, yang berarti ‘Negeri Awan Putih’.

Setiap dua tahun sekali di New Zeland, Prajurit Maori menampilkan tarian Haka, yaitu sejenis tari perang suku Māori kuno yang secara tradisional dilangsungkan di medan perang.

Melansir dari newzeland.com, Haka adalah tampilan kebanggaan, kekuatan, dan persatuan suku. Tarian ini menampilkan gerakan seluruh tubuh, termasuk hentakan kaki, juluran lidah, dan tepukan tubuh berirama dengan di iringi nyanyian yang keras.

Syair tarian tersebut seringkali menggambarkan leluhur dan peristiwa dalam sejarah suku itu secara puitis. Meskipun sering dikaitkan dengan persiapan pertempuran tradisional prajurit pria, Haka juga dapat dilakukan oleh pria dan wanita.

Sejak 1972, pertunjukan haka telah menjadi salah satu keunggulan dari festival seni pertunjukan Te Matatini yang populer.

Secara tradisional, haka dilakukan sebagai bagian dari ritual pertemuan ketika dua pihak bertemu atau ketika seorang pengunjung disambut datang di tengah masyarakat Maori.

Haka paling terkenal adalah “Ka Mate,” yang diciptakan sekitar tahun 1820 oleh kepala Maori Te Rauparaha.

Sampai saat ini, Haka masih digunakan selama upacara dan perayaan Māori untuk menghormati para tamu. Selain itu,
Haka juga ditampilkan pada upacara pemakaman, pernikahan, dan perayaan ulang tahun.

Saat melakukan tarian, mereka menggunakan pakaian tradisonal Maori yang diberi nama Rami Strip, layaknya Suku Dayak di Indonesia, namun bedanya, daun rami ini dikeringkan kemudian dibiarkan hingga menggulung kemudian baru disatukan dan dijadikan rok.

Sebagai aksesoris, mereka juga menggunakan bola Poi, bola ini terbuat dari bahan tenun dari tanaman rami yang diisi dengan alang-alang. Selain itu, mereka juga menggambar tubuhnya dengan tato atau moko yang merupakan hal terpenting dalam tradisi maori.

(Mila Arinda)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Upaya Berantas Paham Radikalisme dan Terorisme, Aparat Keamanan Berhasil Tangkap 7 Teroris di Sulteng

Aparat keamanan Republik Indonesia (RI) terus berupaya untuk memberantas penyebaran paham radikalisme dan terorisme di Tanah Air. Upaya tersebut...
- Advertisement -

Baca berita yang ini