Dari Batu Menhir ke Papirus, Beginilah Isi Acta Diurna Koran Zaman Romawi

Baca Juga

MATAINDONESIA, ROMA – Gaes…tahukah kalian kalau zaman romawi kuno ternyata sudah ada suratkabar alias koran. Bayangkan, zaman sebelum masehi, terdapat surat kabar yang menjadi acuan informasi masyarakat. Nama surat kabarnya adalah Acta Diurna.

Acta Diurna berasal dari bahasa Latin yang berarti Harian Kisah atau disebut juga sebagai Laporan Harian Umum.

Acta Diurna diukir di atas batu menhir atau logam yang disajikan di papan dan ditempelkan pada tempat-tempat umum.

Catatan pada papan tulis itu merupakan pemberitahuan bagi setiap orang yang lewat dan memerlukannya

Pada 59 SM, pemimpin dan politikus Romawi Julius Caesar secara resmi melegalkan Acta Diurna dan memerintahkan agar suratkabar tersebut disebarkan di pasar, pintu kuil dan semua tempat umum lainnya.

Awalnya, munculnya suratkabar ini dimulai pada 131 SM, saat Romawi masih berbentuk republik. Isinya hanya informasi seputar kegiatan senat.

Papan pengumuman itu ditempelkan atau dipasang di pusat kota yang disebut Forum Romanum (Stadion Romawi) untuk diketahui oleh umum. Berita di Acta Diurna kemudian disebarluaskan. Saat itulah muncul para Diurnarii, yakni orang-orang yang bekerja membuat catatan-catatan tentang hasil rapat senat itu setiap hari, untuk para tuan tanah dan para hartawan. Dari kata Acta Diurna inilah secara harfiah kata jurnalistik berasal yakni kata Diurnal dalam Bahasa Latin berarti harian atau setiap hari. Diadopsi ke dalam bahasa Prancis menjadi Du Jour dan bahasa Inggris Journal yang berarti hari, catatan harian atau laporan. Dari kata Diurnarii muncul kata Diurnalis dan ournalist (wartawan).

Seiring waktu, isi dari Acta Diurna diperluas menjadi pemberitahuan publik dan informasi penting seperti berita pernikahan, kelahiran, kematian, kejahatan, uang kas dari provinsi, berita pasokan gandum, gosip orang kaya terkenal, acara gladiator, berita politik militer, kisah kemanusiaan, pembacaan astroogi. Baru saat Romawi berubah menjadi kekaisaran, informasi di Acta Diurna pun bertambah dengan acara yang diselenggarakan oleh keluarga kekaisaran.

Wartawan Acta Diurna ditunjuk oleh negara dan mereka disebut “actuarii”. Tugasnya mengumpulkan informasi tentang berbagai acara mulai dari perang dan keputusan hukum, kelahiran, kematian, dan perkawinan.

Menjelang abad ke-1 SM, Acta Diurna tidak lagi diukir di atas batu atau logam, tetapi ditulis tangan pada lembaran papirus. Mereka menyebarkan ke tempat-tempat umum dan setelah beberapa hari diturunkan untuk diarsipkan. Akan tetapi bahan papirus tidak mampu bertahan lama hingga saat ini tidak ada salinan utuh dari Acta Diurna tersebut.

Pada saat itu Acta Diurna sangat populer sampai orang kaya yang tingal di luar Kota Roma juga kerap mengirim juru tulis untuk mencari edisi terbaru Acta Diurna dan menyalin berita tersebut sehingga mereka juga turut mengikuti perkembangan di Roma.

Sayangnya memasuki tahun 222 masehi, seiring menurunnya pamor kekaisaran Romawi, Acta Diurna pun jarang digunakan sebagai pemberi informasi. Pada periode tersebut informasinya dipenuhi dengan berita tentang mata pelajaran seperti kejadian politik, uji coba, skandal, kampanye militer dan eksekusi. Kadang-kadang para pendeta Yahudi ahli Taurat membuat salinan dari Acta Diurna dan mengirimnya ke sejumlah gubernur.

Publikasi dari Acta Diurna kemudian berhenti ketika kekaisaran Romawi terbagi dua yaitu Roma dan Konstantinopel. (Fitria Nur Rahmawati)

1 KOMENTAR

  1. Referensi datanya dari mana ya? Soalnya banyak literasi lain yg publikasi soal sejarah Acta Diurna, kebetulan artikel ini salah satu yg paling banyak poin2nya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Seluruh Pihak Harus Terima Hasil Putusan Sidang MK

Mahkamah Konstitusi (MK) mengumumkan hasil sidang putusan perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pilpres 2024 di ruang sidang lantai...
- Advertisement -

Baca berita yang ini