Cuma Sedikit Tokoh Gerakan Separatis Papua di Luar Negeri

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Hampir 60 tahun berlalu sejak sejumlah tokoh separatis Papua mendirikan Organisasi Papua Merdeka (OPM), kini mereka berpisah karena perbedaan kepentingan. Meski hingga kini mereka masih eksis.

Sebuah laporan Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC) menyebutkan sedikit jumlah kelompok pecahan OPM yang berbasis di luar negeri seperti di Pasifik, Eropa, hingga Amerika Serikat.

Kelompok-kelompok tersebut berupaya keras menghimpun dukungaan internasional untuk kemerdekaan Papua bagian barat. Salah satunya adalah Koalisi Pembebasan Nasional Papua Barat (WPNCL) dan Persatuan Gerakan Pembebasan Papua Barat (ULMWP).

WPNCL didirikan pada 2005 di Vanuatu (negara kepulauan Samudera Pasifik) yang dipimpin oleh Mathias Wenda. WPNCL beroperasi di wilayah perbatasan Papua Nugini-Indonesia.

Mathias Wenda telah aktif dalam gerakan kemerdekaan Papua Barat sejak usia dini di desanya, Puncak Jaya, Papua Barat. Pada 1977, dia menjadi pemimpin perang melawan pendudukan Indonesia. Mathias lalu melarikan diri ke Papua Nugini setelah sebagian besar warga desanya menyerah pada tahun 1980.

Mathias sempat diangkat oleh Hendrik Jacob Prai sebagai komandan operasional pada salah satu faksi OPM, yakni Pembela Kebenaran (PEMKA).

Selain Mathias, saudaranya, Benny Wenda mendirikan ULMWP. Benny lahir di Lembah Baliem pada 17 Agustus 1974.

Dia menjadi antipati dengan Pemerintah Indonesia usai dirinya mengklaim ada serangan udara yang membuat keluarganya menjadi korban.

Benny mengasingkan diri ke Inggris pada tahun 2002 setelah melarikan diri dari penjara atas tuduhan mendalangi berbagai aksi kekerasan di Papua. Dia diselundukan oleh simpatisan OPM ke Papua Nugini sebelum berangkat ke Inggris.

Benny diketahui pernah berpidato di Australia pada 2013 untuk meminta bantuan negara tersebut memerdekakan Papua bagia barat dari Indonesia. Pidato Benny yang disampaikan di Panggung TedxSydney itu menuai beragam reaksi publik.

Selain Mathias dan Benny, tokoh penting OPM lainnya yang sempat eksis di luar negeri adalah Nicolaas Jouwe, yang tak lain pendiri OPM.

Nicolaas Jouwe lahir di Jayapura, Papua pada 24 November 1923. Dia telah menutup usia pada 16 September 2017. Nicolaas adalah pemimpin Papua yang terpilih sebagai wakil presiden dari Dewan Nugini yang mengatur koloni Belanda, Nugini Belanda (saat ini Papua Barat). Nicolaas adalah politisi Papua yang mendapat jabatan tertinggi di koloni tersebut.

Setelah koloni tersebut diserahkan ke UNTEA (lembaga PBB) pada Oktober 1962 dan enam bulan kemudian diserahkan ke Indonesia, Nicolaas meninggalkan Papua dan pergi ke Belanda. Di sana dia menetap di kota Delft.

Menurut Wikipedia dan Pusat Penelitian Politik, Nicolaas bersumpah tidak akan pernah kembali ke tanah kelahirannya jika masih diduduki oleh Indonesia. Akan tetapi, pada tahun 2009 dia kembali ke Papua Barat dan kemudian menjadi WNI. Pada saat itu, Nicolaas berubah dari seorang yang pro-kemerdekaan Papua menjadi pro-Indonesia. (Safira Ginanisa)

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Upaya Berantas Paham Radikalisme dan Terorisme, Aparat Keamanan Berhasil Tangkap 7 Teroris di Sulteng

Aparat keamanan Republik Indonesia (RI) terus berupaya untuk memberantas penyebaran paham radikalisme dan terorisme di Tanah Air. Upaya tersebut...
- Advertisement -

Baca berita yang ini