Tewas karena Malaria, Kutukan kepada Vasco da Gama yang Membantai Umat Muslim

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Di mata penduduk Portugal hingga dunia barat, nama Vasco da Gama cukup harum. Ia menjadi orang yang menemukan jalur baru lewat laut untuk melakukan perdagangan ke India.

Tepat 8 Juli 1497, ia memimpin armada empat kapal dengan awak 170 orang dari Lisboa bertolak menuju ke sana. Vasco da Gama berhasil membuka akses perdagangan lewat laut di Eropa yang sebelumnya melalui jalur sutra.

Namun di balik kebesaran namanya, terkuak kekejaman sosok kelahiran Sines, Alentejo, Portugal ini terhadap umat muslim. Ia merupakan alumni tentara salib yang gagal merebut Yerussalem dari Umat Islam.

Hal ini terungkap dalam buku berjudul ‘The Last Crusade: The Epic of Voyages Vasco da Gama’ karya penulis Nigel Cliff. Buku tersebut juga menjelaskan tentang keberhasilan ekspedisi yang Vasco da Gama dari Eropa ke India pada 1498.

Dalam ekspedisi berikutnya, dengan jumlah 15 armada kapal bersenjata mencapai India pada Oktober 1502. Dalam eskpedisi jilid II ini, ia berencana mencegat kapal Arab. Vasco da Gama dengan beringasnya membantai pasukan Kapal Arab bernama The Miri yang berangkat dari Mekkah membawa rombongan haji. Kebanyakan penumpang adalah adalah pedagang asal Kalkutta, India.

Mulanya para penghuni kapal berusaha menegosiasikan kebebasan mereka dengan emas dan rempah-rempah. Namun, tawaran itu tidak membuahkan hasil. Vasco Da Gama menolak tawaran mereka.

Vasco Da Gama
Vasco Da Gama

Cliff menulis beberapa perempuan muslimah sempat memohon belas kasihan dengan mengangkat bayi mereka. Namun permintaan itu tak di hiraukan Da Gama. Setelah puas menjarah harta, semua tahanan dalam kondisi terikat dibakar hidup-hidup bersama kapalnya Miri. Da Gama hanya menyisakan 17 anak-anak untuk menjadi budak dan dibaptis ke agama Katolik.

”Menurut saksi mata, jeritan penumpang terdengar hebat. Miri kemudian terbakar dengan teriakan 300 penumpang di dalamnya. Sangat kejam dan tanpa belas kasihan sedikit pun,” tulis mantan editor Harper’s magazine itu.

Setelah kembali ke Portugal, pada September 1503, Kerajaan Portugal mengangkat ia menjadi Count dari Vidigueira di tanah yang sebelumnya miliki keluarga Bragança. Ia juga mendapat  dengan hak-hak feodal, penarikan pajak dan yurisdiksi atas Vidigueira dan Vila dos Frades.

Beberapa tahun beristirahat menjadi tuan tanah, Raja Portugal mengutus Da Gama ke India pada 1524. Rencananya ia menggantikan Eduardo de Menezes sebagai raja muda (wakil) dari wilayah kekuasaan Portugal.

Tapi naasnya, ia malah terjangkit malaria tak lama setelah tiba di Goa dan mati di kota Cochin pada malam Natal 1524. Gereja St Francis Fort Kochi kemudian menyimpan jenazahnya. Belakangan Raja Portugal memerintahkan untuk membawa pulang kerangkanya ke Portugal.

Kerajaan Portugal menghormati jasa-jasa Da Gama dengan membangun makam yang indah di Vidigueira. Di lokasi tersebut terdapat Biara Hieronimit untuk menghormati Da Gama.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

AMN Manado Upaya BIN Tanamkan Nasionalisme Generasi Muda

Badan Intelijen Negara Republik Indonesia (BIN RI) terus berupaya untuk menanamkan semangat dan rasa nasionalisme kepada para generasi muda...
- Advertisement -

Baca berita yang ini