Cerita Masa Kecil Chris John, Sang Ibu yang Selalu Jadi Panutannya

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Keberhasilannya Chris John di olahraga tinju tak lepas dari peran seorang ibu yang sangat disayanginya. Ibu menjadi sosok penting bagi Chris John.

Chris John lahir dari pasangan Johan Tjahjadi dan Warsini. Ayahnya adalah seorang mantan petinju amatir. Setelah ayahnya di-PHK dari perusahaan tempatnya bekerja, keluarga Chris John pindah ke Banjarnegara, tempat kelahiran ibunya.
Di rumah baru itu segala cara dilakukan Warsini agar bisa memberi makan keluarganya

“Pengorbanan ibu tiada duanya. Pengorbanan apapun dilakukan asal kami bisa makan meskipun menanggung malu. Saya bisa menjadi juara dunia adalah berkat pengorbanan ibu yang habis-habisan memberikan segalanya agar keluarga bisa makan,” kata Chris.

Dirinya bercerita bahwa demi bertahan hidup, sang ibu melakukan pekerjaan mulai beternak, mencari keong, sampai berhutang ke tetangga. “Rasanya melihat anak kurang makan itu sedih,” katanya.

Hidup keluarganya semakin susah karena tak ada penghasilan. Sampai-sampai suatu hari mereka hanya makan satu mi instan beramai-ramai. Menjadi TKW di Hong Kong dipilih Warsini demi mendapat uang.

Perjuangan Warsini memang tidak sia-sia. Terbukti Chris John mampu menjadi juara dunia.

Bercerita mengenai masa kecilnya, Chris John dididik sangat keras oleh ayahnya yang juga seorang petinju. Bahkan di rumahnya banyak tersimpan medali dari prestasi sang ayah.

Saat sekolah di SMP Kristen Chris John tak diperbolehkan naik kendaraan umum, harus bersepeda. Setiap pulang sekolah Chris John berlatih di lapangan dengan ayah dan adiknya.

Sansak tinju dipasang di sebuah pohon yang tumbuh di pinggir lapangan desa. Saat berangkat latihan tak lupa mereka selalu membawa jam dinding untuk mengatur waktu bertanding. Siapa lagi teman bertandingnya kalau bukan sang adik. Mereka berlatih selepas lohor hingga Maghrib.

Usai sekolah SMP Chris John tidak melanjutkan sekolah tapi menjadi kuli yang mendorong sepeda yang melewati jalan menanjak di selatan desa. Setiap pedagang yang pulang dari pasar akan kesulitan menaiki sepedanya di jalan menanjak.

Karena barang dagangan mereka juga berat, maka Chris John lah yang akan membantu mendorong sepeda sang pedagang, dia akan mendapat upah. Rupanya kehidupan keras seperti ini justru menempa fisik dan mentalnya kelak ketika menjadi petinju.

Chris John mulai bertanding tinju di kejuaraan Bupati Cup Banjarnegara di alun-alun. Di sinilah dia mulai menunjukkan bakatnya. Tinju diadakan di perayaan 17 Agustus. Saya mulai mendengar nama Chris John sebagai petinju yang tak terkalahkan di kejuaraan ini tiap tahunnya di kala saya duduk di bangku SMA (tahun 1985-1988).

Di arena inilah Sutan Rambing melihat bakat dan potensinya dan mengajaknya bergabung di sasananya di Semarang.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Produksi Sampah Capai 65 Ton selama Lebaran, WALHI Jogja Ingatkan Penanganan Jangan hanya Menumpuk

Mata Indonesia, Yogyakarta - Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) DIY mencatat peningkatan sebanyak 65 ton sampah di Kota Yogyakarta, Sleman, dan Bantul selama periode 8-15 April 2024 atau masa lebaran. Persoalan sampah di DIY ini juga diingatkan oleh WALHI agar Pemda mencari penanganan lanjutan ke depan.
- Advertisement -

Baca berita yang ini