Berkat Tiktok, Zhang Yiming Jadi Crazy Rich Cina

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Popularitas TikTok yang mendunia merupakan hasil tangan dingin Zhang Yiming, seorang ahli perangkat lunak berusia 37 tahun yang kini menjadi salah satu orang terkaya di Cina.

Meskipun sudah sukses, Zhang sangat tertutup dan sedikit yang diketahui tentang kehidupan pribadinya.

Zhang lahir pada 1 April 1983 di Longyan, Fujian. Orang tuanya bekerja sebagai pegawai negeri.

Zhang lulus dari Universitas Nankai pada tahun 2005, di mana dia awalnya mempelajari mikroelektronika sebelum beralih ke jurusan teknik perangkat lunak. Tidak banyak diketahui publik, Zhang sebenarnya sudah menikah dengan pujaan hatinya semasa kuliah hingga saat ini.

Pekerjaan pertama Zhang setelah lulus kuliah adalah menjadi karyawan di sebuah start-up pemesanan travel digital bernama Kuxun.

Zhang merupakan salah satu karyawan pertama di perusahaan itu. Mengutip South China Morning Post, awalnya Zhang hanya teknisi biasa, tetapi di tahun kedua, dia mulai bertanggung jawab atas sekitar 50 orang yang bertugas di bagian back-end dan bagian lainnya yang terkait dengan produk.

Zhang sangat mengapresiasi pekerjaannya itu karena mengajarinya keterampilan penjualan yang baik. Setelah beberapa tahun, Zhang keluar dari Kuxun untuk bekerja di Microsoft.

Sayangnya, dia merasa tidak begitu nyaman bekerja di Microsoft karena lingkungan yang baginya terlalu kaku. Akhirnya, Zhang keluar pada tahun 2009 dan bergabung dengan start-up Fanfou, meskipun akhirnya perusahaan itu bangkrut.

Di tahun yang sama, Zhang mengambil alih Kuxun yang hendak diakuisisi oleh Expedia. Bersama dengan Kuxun, Zhang juga memulai 99fang.com sebagai perusahaan pertamanya.

Pada tahun 2011, Zhang melihat pengguna ponsel pintar turut meningkat. Dia pun menyewa seorang manajer profesional untuk mengambil alih 99fang.com sebagai CEO. Setelah itu, Zhang keluar dari 99fang.com untuk memulai ByteDance pada tahun 2012.

Dikabarkan, ByteDance sekarang bernilai lebih dari 1000 triliun rupiah dan menjadikannya sebagai perusahaan swasta paling besar di dunia.

Produk pertama yang dikeluarkan ByteDance adalah aplikasi agregasi berita bernama Toutiao. Mengutip Business Insider, Zhang ingin membuat portal berita berbasis kecerdasan buatan dan terpisah dari mesin pencari Cina, Baidu.

Meskipun memproduksi aplikasi berita, ByteDance rupanya tidak memiliki jurnalis sebagai stafnya seperti kebanyakan jejaring sosial lainnya.

Selain Toutiao, ByteDance juga merilis aplikasi saingan WeChat bernama FlipChat dan aplikasi tukar pesan video bernama Duoshan.

Zhang mengatakan bahwa ByteDance tidak hanya berfokus pada beberapa aplikasi saja, namun lebih pada bisnis platform media sosial. Dia ingin ByteDance menjadi perusahaan yang yang sangat inovatif dan tidak meniru negara manapun dalam segi produk maupun teknologi.

Kesuksesan ByteDance ditandai setelah diluncurkannya aplikasi Douyin pada September 2016. Dalam waktu setahun, Douyin telah memiliki lebih dari 100 juta pengguna di Cina.

Melihat respons yang luar biasa, Zhang kemudian menciptakan versi aplikasi untuk menjangkau pasar internasional. Pada tahun 2017, ByteDance meluncurkan aplikasi kembaran Douyin, yakni TikTok. Menariknya, TikTok tidak tersedia Cina (yang ada hanya Douyin) dan datanya disimpan di luar Cina.

Hingga saat ini, TikTok menjadi salah satu jejaring sosial paling populer di seluruh dunia dengan total pengguna mencapai 2 miliar. Lewat popularitas TikTok, Zhang berhasil melipatgandakan kekayaannya dan menjadikannya sebagai miliarder muda.

Menurut Forbes, mayoritas kekayaan Zhang berasal dari 24 persen sahamnya di ByteDance. Saat ini, total kekayaannya ditaksir mencapai 224 triliun rupiah.

Sebagai pendiri TikTok, faktanya Zhang tidak pernah membuat video TikTok-nya sendiri. Dia hanya menjadi penonton video TikTok untuk waktu yang lama karena produk yang dibuatnya ini ditujukan khususnya untuk anak muda.

Lucunya, Zhang justru mewajibkan semua anggota tim manajemennya untuk membuat video TikTok mereka sendiri dan mereka harus menghasilkan sejumlah likes. Jika tidak, mereka harus melakukan push-up.

Zhang dikenal memiliki gaya kepemimpinan yang lembut namun karismatik, logis namun bersemangat, dan muda namun bijaksana.

Sayangnya, perjalanan Zhang bersama TikTok dan ByteDance tidaklah mulus. Pada September 2020, Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS) menyebut Zhang sebagai corong Partai Komunis Cina. AS menganggap TikTok dan ByteDance telah menjual data pengguna Amerika untuk Cina dan hal itu dianggap membahayakan.

Zhang menentang keputusan yang dibuat AS itu. Dalam pernyataan tertulisnya, Zhang mengungkapkan bahwa ByteDance bersedia melakukan perubahan teknis untuk mengatasi masalah di AS, namun tidak akan menarik penjualan aplikasinya. Dia juga bersikeras kalau ByteDance selalu menjamin keamanan data pengguna, bersikap netral dan transparansi.

Reporter: Safira Ginanisa

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Seluruh Pihak Harus Terima Hasil Putusan Sidang MK

Mahkamah Konstitusi (MK) mengumumkan hasil sidang putusan perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pilpres 2024 di ruang sidang lantai...
- Advertisement -

Baca berita yang ini