Benito Mussolini, dari Editor Koran Sampai Jadi Bos Fasis Italia

Baca Juga

MATAINDONESIA, JAKARTA – Benito Amilcare Andrea Mussolini atau yang akrab disebut Benito Mussolini adalah seorang pemimpin Partai Fasis Nasional di Italia. Lika-likunya dalam perpolitikan dan kekuasaan telah tercatat jelas dalam sejarah internasional.

Lahir di Predappio 29 Juli 1883 atau tepat 136 tahun lalu, Mussolini pernah menjabat Perdana Menteri Italia sampai tahun 1943. Berikut kisah tentang sang penggagas Fasisme yang juga dijuluki dengan nama Il Duce.

Pengaruh Sosialis dan Pekerjaan sebagai Editor Koran

Mussolini lahir pada 29 Juli 1883 di Predappio, Forlì (Emilia-Romagna). Ayahnya Alessandro seorang pandai besi dan ibunya Rosa seorang guru sekolah. Seperti ayahnya, ia menjadi seorang sosialis berat.  Tahun 1902 ia beremigrasi ke Swiss. Karena sulit mencari pekerjaan tetap, akhirnya ia pindah ke Italia. Pada 1908 ia bergabung dengan surat kabar Austria di kota Trento. Keluar dari situ, ia jadi editor sebuah koran sosialis la Lotta di Class (Pertentangan Kelas). Di sini antusiasmenya pada Karl Heinrich Marx makin besar.

Tahun 1910, ia menjabat sekretaris partai sosialis tingkat daerah di Forlì dan kepribadiannya berkembang menjadi antipatriot. Ketika Italia menyatakan perang dengan Kerajaan Ottoman tahun 1911, ia dipenjara karena propaganda perdamaiannya.

Dari Sosialis ke Fasisme

Setelah ditunjuk jadi editor koran sosialis Avanti, ia pun pindah ke Milan. Ini menjadi tempat bagi Mussolini menempa dirinya sebagai kekuatan berpangaruh atas para pemimpin buruh sosialis Italia.  Seiring berjalannya waktu, ia memandang ideologi tersebut sudah tidak relevan lagi, lalu beralih ke nasionalisme yang berwatak fasisme. Egalitarianisme serta pertentangan kelas ia tinggalkan.

Ia percaya, para proletar bisa dibuhul dalam gerakan fascio. Agaknya inilah cikal bakal gerakan fasis, yang lahir di saat perekonomian Italia memburuk akibat perang, dan pengangguran merebak di mana-mana. Pada Maret 1919, fasisme akhirnya menjadi suatu gerakan politik, ketika ia membentuk Kelompok untuk Bertempur yang dikenal sebagai baju hitam, yakni kumpulan penjahat, kriminal, dan preman yang bertindak sebagai tukang pukul para cukong. Penampilan mereka seram dan tiap hari terlibat perkelahian di jalan-jalan.

Fasisme Masuk ke Tubuh Pemerintahan Italia

Setelah gagal pada Pemilu 1919, ia mengembangkan paham kelompoknya, sehingga mulai mendapat pengaruh. Ia pun kemudian mendirikan Partai Fasis Nasional (PNF) pada 1921. Mereka, kaum fasis, menolak parlemen dan mengedepankan kekerasan fisik. Anarki pecah di mana-mana. Pemerintah liberal tak berdaya menghadapinya.

Ia membawa kelompoknyanya, sejumlah besar kaum fasis yang bertampang sangar, untuk melakukan ‘Berbaris’ ke Roma. Melihat rombongan preman berwajah angker memasuki Roma, nyali Raja Vittorio Emanuele III menciut. Mussolini kemudian diundang ke istana lalu diberi posisi Perdana Menteri. Pada Oktober 1922, Raja Italia memintanya membentuk pemerintahan baru. Jadilah Italia dikelola pemerintahan fasis.

Penyerangan ke Ethiopia Diilhami Teori Darwin

Gebrakan pertamanya setelah menancapkan kukunya dalam pemerintahan Italia, adalah menyerang Ethiopia. Dengan merujuk pada pandangan rasis Charles Robert Darwin, “Ethiopia bangsa kelas rendah, karena termasuk kulit hitam. Jika diperintah oleh ras unggul seperti Italia, itu sudah merupakan akibat alamiah dari evolusi.”
Bahkan ia bersikeras bahwa bangsa-bangsa berevolusi melalui peperangan. Sehingga jadilah Italia waktu itu salah satu bangsa yang ditakuti sepak terjangnya.

Berteman Baik Hingga Jadi ‘Boneka’ Hitler

Yang meresahkan, ketika ia menduduki Abbesinia pada tahun 1937. Dunia pun tersentak karena teman akrabnya di Eropa adalah Adolf Hitler, dan mereka membuat aliansi, yang menyeret Italia ke dalam Perang Dunia II di pihak Jerman pada 1940.  Namun, pasukannya akhirnya kalah di Yunani, Afrika, dan Uni Soviet (Rusia), dan Italia sendiri akhirnya diserbu oleh pasukan Britania Raya dan Amerika Serikat pada 1943.

Pada saat itu Mussolini telah diturunkan dari jabatannya oleh raja Victor Emmanuel III dan ditahan di Campo Imperatore, sebuah resor pegunungan terpencil di Abruzzo. Tak lama kemudian, pasukan khusus Jerman berhasil membebaskan dan mengembalikannya berkuasa di Italia Utara. Tetapi, pada praktiknya jabatannya pada waktu itu hanya sebagai pemimpin boneka. Sedangkan mereka yang sebenarnya berkuasa adalah orang-orang Nazi Jerman.

Galeazzo Ciano, Sang Menantu yang Disingkirkan dengan Cara Keji

Dalam menjalankan perannya sebagai pemimpin, terdapat sosok di belakang Mussolini yang mampu membawa Italia ikut Jerman dalam poros fasisme. Sosok itu adalah Galeazzo Ciano, yang juga merupakan menantu Mussolini.

Ciano telah menunjukkan kesetiaan kepada Mussolini setelah mengambil alih kekuasaan di Roma.
Bahkan pada 1930, Ciano bahkan menikahi putri Mussolini yang bernama Edda. Di tahun 1935, Ciano memberikan arahan untuk mengebom Ethiopia. Sekembalinya ke Roma, dia lalu diangkat menjadi menteri luar negeri dan jadi tangan kanan mertuanya (Mussolini).

Peran yang cukup vital yang dilakukannya adalah mempromosikan aliansi Italia dan Jerman, meskipun pada dasarnya Mussolini tak suka Hitler. Berkat Ciano, Mussolini semakin dengan dengan Hitler dan menerapkan kebijakan fasis bersama. Namun rasa percaya Mussolini atas Ciano mulai memudar saat Jerman menginvasi Polandia tanpa berkonsultasi dengan Italia sebagai mitra porosnya. Mussolini mulai curiga terhadap Jerman dan menantunya tersebut.

Mussolini pun menganggap kekalahan Italia dalam perang di Afrika dan Yunani menganggap kekalahan ini sebagai hal yang tak biasa, dianggap sebagai pengkhianatan Ciano. Kemudian, dia memecat Ciano sebagai menteri luar negeri, dan mengambil alih kantor Kemenlu. Ciano lalu menjadi duta besar untuk Vatikan.

Bahkan saat voting penentuan yang menyingkirkan Mussolini dari kekuasaan, Ciano menjadi salah satu penyumbang suara agar Mussolini dijatuhkan pada 25 Juli 1943. Setelah itu, Ciano pun segera melarikan diri dari Roma ke utara Tanpa disadari, Ciano melarikan diri ke pelukan pasukan pro-fasis yang juga pendukung Mussolini di Italia bagian utara. Dia pun ditangkap dan dieksekusi pada 11 Januari 1944 oleh Republik Sosialis Italia yang dipimpin Mussolini.

Rangkaian Percobaan Pembunuhan Hingga Mati Secara Memalukan

Sepanjang hidup, Benito Mussolini kenyang dengan percobaan pembunuhan. Pertama kali terjadi pada 7 April 1926 oleh Violet Gibson, perempuan Irlandia dan anak dari pengacara Lord Ashbourne. Usai digagalkan, Gibson ditangkap dan ayahnya dideportasi ke negara asal.

Upaya-upaya selanjutnya muncul dari golongan anarkis Italia. Pada 31 Oktober 1926, anarkis berusia 15, Anteo Zamboni, mencoba membunuh Il Duce (Sang Pemimpin) di Bologna, tapi gagal, dan Zamboni digantung di lokasi kejadian. Kegagalan serupa dialami anarkis Gino Lucetti di Roma. Michele Schirru bahkan gagal saat baru melangkah di tahap perencanaan sebab ditangkap aparat lalu dihukum mati.

Akhir hidupnya hampir bersamaan dengan kekalahan Fasis Italia pada tahun 1945. Ia, bersama dengan istri simpanannya, Clara Petacci serta tiga orang pendukung setianya ditangkap dan kemudian ditembak mati oleh kelompok perlawanan Italia (tepatnya kelompok komunis) di sebuah desa bernama Giulino di Mezzegra.

Mayat mereka digantung terbalik kemudian dipertontonkan kepada publik di pompa bensin di Piazza Loreto, Milan. Sebelum digantung, mayat mereka diletakkan di jalanan kemudian ditembaki berkali-kali, diludahi, dilempari batu, dan ditendangi oleh rakyat yang marah terhadap sepak terjang Mussolini dan Partai Fasis-nya.
Hal ini bertujuan untuk meruntuhkan semangat juang orang-orang fasis dan sebagai pembalasan atas penggantungan beberapa aktivis Anti-Fasis di tempat yang sama oleh pengikut Mussolini.

Krisantus de Rosari Binsasi

Berita Terbaru

Upaya Berantas Paham Radikalisme dan Terorisme, Aparat Keamanan Berhasil Tangkap 7 Teroris di Sulteng

Aparat keamanan Republik Indonesia (RI) terus berupaya untuk memberantas penyebaran paham radikalisme dan terorisme di Tanah Air. Upaya tersebut...
- Advertisement -

Baca berita yang ini