Benarkah Awal Mula Sate Berasal dari Kebab?

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Tak ada yang meragukan soal sate daging, makanan khas Indonesia yang sekarang diakui seluruh dunia. Sebut saja Sate Madura, Sate Padang, Sate Lilit dari Bali, Sate Buntel dari Solo, Sate Klathak dari Yogyakarta, Sate Ambal dari Kebumen, Sate Kerang dari Surabaya.

Bahan utama sate adalah daging. Bisa daging ayam, kambing, domba, sapi, kerbau, kelinci, bebek, babi, kerang, udang, bahkan kuda. Di Indonesia, rata-rata yang terkenal adalah ayam, kambing dan sapi. Daging ini dipotong-potong kecil dibumbui, ditusukkan dengan rapi dalam kayu lidi, kemudian dibakar di atas arang. Yang membedakan sate di berbagai daerah ini adalah bumbu yang berbeda dan varian rasanya.

Namun benarkah sate daging berasal dari Indonesia?

Ternyata daging yang ditusuk dan dibakar ini terinspirasi dari berbagai negara di dunia. Mulai dari Tamil, Gujarat, Timur Tengah dan Cina. Buku Balinese Food: The Traditional Cuisine & Food Culture of Bali (2014)  karya Vivienne Kruger menyebut bahwa sate atau satay berasal dari istilah Tamil yakni sathai. Ini untuk menyebut potongan daging yang diasinkan lalu dipanggang dengan tusuk kayu dan dicelupkan ke dalam saus khusus sebelum dimakan. Sate pun nyaris sama dengan daging kebab khas Turki. Dagingnya dibakar dan kemudian disantap dalam sebuah tusukan.

Sate diperkenalkan pertama kali di abad ke 19 oleh pedagang kaki lima di Jawa. Makanan ini terinspirasi dari kebab India yang merupakan warisan kerajaan Mughal dan merupakan sajian kuliner dan budaya kuno Persia. Awalnya, masyarakat Indonesia memasak daging dengan cara direbus. Tapi setelah mengenal kebab yang merupakan masakan khas Timur Tengah, masyarakat Indonesia pun suka makan daging sapi atau kambing dengan cara dibakar. Namun sate ternyata sudah dikenal pada awal abad ke-15. Salah satu murid Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim yang bernama Satah sering mengolah daging kambing. Supaya mudah dibumbui dan dibakar serta dimakan, Satah memotong daging itu menjadi kecil-kecil. Ia lalu menusukkan potongan-potongan daging itu dengan batang bambu kemudian dibakar atau dipanggang. Orang-orang ternyata menyukai daging bakar bikinan Satah sehingga mereka menyebutnya “daging satah”. Lama-kelamaan, pelafalan satah berubah menjadi sate, dan itulah istilah untuk menamakan daging yang dipotong kecil-kecil, ditusuk batang bambu sebelum dibakar.

Seiring berkembangnya peradaban masyarakat Indonesia, banyak orang-orang yang menciptakan varian baru dari sate daging. Namun di setiap daerah di Indonesia memiliki jenis satenya sendiri. Seperti sate padang, sate madura, sate blora, sate lilit, sate makassar, sate kulit, dan bahkan yang sedang popular di zaman sekarang ini yaitu Sate Taichan. Di Indonesia, sate kambing atau domba menjadi kesukaan warga keturunan Arab. Olahan ini juga populer digunakan pada saat perayaan Idul Adha saat daging kambing dan sapi melimpah.

Mengutip Medium.com, ada yang mengatakan bahwa kata sate berasal dari istilah Minnan –salah satu dialeg bahasa di Cina– yakni sa tae bak yang berarti tiga potong daging.

Berbagai macam sate daging ini tentu memiliki ciri khas dan rasa yang nikmat. Tidak salah jika sate banyak disukai oleh setiap lapisan masyarakat. Meskipun berada di urutan yang lebih rendah dibandingkan rendang kita harus berbangga karena makanan Indonesia masuk dalam daftar makanan terlezat didunia.

Reporter : Mala Komala

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Harga Daging Sapi di Bantul mulai Turun, Ini yang jadi Penyebabnya

Mata Indonesia, Bantul - Setelah Lebaran, harga daging sapi di Bantul mulai mengalami penurunan secara perlahan. Nur Wijaya, Lurah Pasar Niten, membenarkan hal tersebut dengan mengatakan bahwa pada 15-16 April 2024, harga daging sapi sudah stabil.
- Advertisement -

Baca berita yang ini