Awalnya Band GIGI Mau Diberi Nama Orang Utan!

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Nama GIGI sebagai sebuah band memang unik. Tak mudah menamakan band yang sudah 27 tahun berkarier di dunia musik Indonesia ini. Tapi, tahukah kalian, nyaris saja band ini diberinama Orang Utan?

Kisah pemberian nama band ini diceritakan Armand Maulana, vokalis GIGI. Melalui tayangan Ngobam (Ngobrol Bareng Musisi) di kanal YouTube Gofar Hilman.  Armand  menceritakan asal usul nama band GIGI.

Rupanya sebelum diberi nama GIGI, mereka kebingungan dengan pemberian nama band ini . ”Itu pas kumpul di rumah Aria Baron, rapat. Sempat ada yang nyeletuk, jangan yang bule-bule lah, yang Indonesia aja. Biar orang nyeletuknya juga gampang,” ujar Armand, mengenang peristiwa itu.

Berbagai nama disodorkan masing-masing personelnya.

“Tadinya mau nama Matahari. Tapi kayak department store gue bilang, akhirnya gak jadi,” katanya.

Tiba-tiba, menurut Armand, Budjana nyeletuk, ‘Orang Utan keren juga’. Oh iya, asli Indonesia kan Orang Utan.”

”Nah pas itu gue bilang, ‘Ntar dulu, Bud. Gile lu, bayangin aja ntar di stage, di pensi (pentas seni) masa dipanggilnya Orang Utan,” kata Armand, tergelak.

Nah, nama GIGI tercetus saat semua orang tertawa mendengar nama Orang Utan disebut. Fokus Budjana sempat teralihkan pada gigi Ronald yang patah di bagian depan saat tertawa. Dan dari situlah rupanya nama GIGI dipilih untuk menjadi nama band yang mewakili Armand Maulana, Dewa Budjana, Thomas Ramdhan, Aria Baron, dan Ronald Fristianto.

“Pas ngakak, gigi si Onad semplak karena dia jatuh atau apa kalau gak salah. Nah si Budjana nyelutuk, ‘Kenapa gigi lo?'” kata Armand.

“Dari situ, GIGI keren juga ya. Ya udah lah GIGI akhirnya,” imbuhnya.

Meski nama GIGI tercetus dari ketidaksengajaan, Armand dan kawan-kawan memiliki filosofi khusus untuk nama tersebut.
“Filosofinya adalah, orang kan sama gigi tuh jarang merhatiin. Kalau ngaca yang dilihat pasti entah rambut, entah muka,” jelas Armand.

“Nah pas gigi sakit baru lo ribet. Penginnya kita seperti itu. Kita seperti tidak terlihat, tapi pada saat sakit, orang mencari-cari,” katanya.

Proses kelahiran GIGI hingga sekarang memang bukan perjalanan yang pendek. Saat dibentuk 22 Maret 1994, Budjana, Armand Maulana, Thomas Ramdhan, Ronald dan Aria Baron adalah para musisi profesional.

Dewa Budjana, pendiri band ini dikenal sebagai gitaris jazz. Ia juga dikenal sering mengisi gitar di sejumlah album rekaman musisi top saat itu. Kebetulan Budjana yang berteman baik dengan gitaris Slank, Pay, sedang luntang lantung tidak mempunyai kegiatan. Suatu hari, Pay menawari Budjana untuk membentuk band dengan beberapa musisi yang kebetulan juga sedang tidak ada kerjaan.

Budjana pun dikenalkan dengan bassist Thomas Ramdhan dan drummer Ronald Fristianto. Kedua musisi ini sejak lama dikenal sebagai langganan banyak produser musik.

Saat itu Budjana punya konsep untuk membentuk band dengan dua gitaris. Ia pun mengajak Aria Baron, gitaris yang namanya cukup populer di Bandung. Baron saat itu punya band bernama Badai, yang jadi cikal bakal /rif.

Dari Baronlah, muncul nama Armand Maulana, vokalis, sudah dikenal sebagai vokalis Next Band, pengganti Freddy Tamaela. Di usia yang muda, Armand sudah bermain dengan para legenda seperti Keenan dan Oding Nasution, bahkan sudah merilis album solo Kau Tetap Milikku (1993).

Setelah lima orang ini terkumpul, mereka kemudian bikin demo di studio A Sytem, milik Andy Ayunir, rekan Armand di Next Band. Di sana, GIGI merekam tiga lagu dalam sehari, “Kuingin”, “Angan”, dan “Adakah yang Tersisa”.

Ketiga lagu ini muncul di album pertamanya, Angan. Album ini dirilis oleh Musica, dan diedarkan oleh Union Artist Indonesia. Meski tak meledak, album ini terjual sekitar 100.000 keping. Bukan angka yang buruk untuk album debut band baru.

Nama GIGI mulai diperhitungkan ketika merilis album kedua, Dunia (1995). Sayangnya, GIGI mulai mengalami cobaan pertama. Usai rekaman album yang melejitkan lagu “Janji” dan “Nirwana” ini, Baron mengundurkan diri karena harus sekolah ke Amerika. Jadilah Budjana sebagai gitaris tunggal di GIGI, posisi yang terus bertahan hingga sekarang.

Di masa ini, Thomas kecanduan narkoba. Di sebuah acara pentas seni, Thomas akhirnya tak bisa menyembunyikannya lagi: dia ambruk ketika sedang bermain. Sejak itu, hubungan mereka memburuk.

Album berikutnya, 3/4 (1996), cobaannya makin besar. Usai album dirilis, Thomas hanya diikutkan satu kali dalam tur promosi. Selanjutnya posisinya diganti oleh Opet Alatas, yang sejak lama jadi kru Thomas. Di tahun ini, Thomas akhirnya mengundurkan diri karena berpikir dia akan menghambat GIGI. Keputusannya keluar diikuti oleh Ronald.

GIGI akhirnya berjalan hanya dengan sisa dua orang. Untungnya Armand dan Budjana pantang menyerah. Mereka mengajak Opet dan drummer asal Cimahi Bandung, Budi Haryono membuat album 2 X 2 (1997). Album ini bisa dibilang ambisius, melibatkan banyak orang, termasuk Indra Lesmana dan pemain bass Mr Big, Billy Sheehan, serta proses mixing dan mastering di Amerika Serikat.

Proses bongkar pasang personel GIGI ini tak berhenti. Opet memutuskan keluar setelah Thomas sembuh. Budi juga keluar, dan merekomendasikan Gusti Hendy, yang kemudian resmi jadi personel GIGI sejak 2004 hingga sekarang.

Sebagai sebuah band, GIGI bisa dibilang berada di jalur tengah. Band ini punya banyak kekuatan. Karakter suara dan energi Armand ketika di atas panggung, permainan gitar Budjana yang kalem namun energik, juga permainan bass Thomas yang hidup. Mereka juga konsisten dalam hal produktifitas. Saat band-band lainnya jenuh dan membubarkan diri GIGI tetap produktif membuat album dan tur ke sejumlah wilayah hingga pandemi Covid melanda Tanah Air.

Reporter : Rama Kresna Pryawan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Putusan MK Mengikat dan Final, Semua Pihak Harus Terima Lapang Dada

Mahkamah Konstitusi (MK) telah menyelesaikan sidang sengketa hasil pemilihan presiden dan wakil presiden 2024. Keputusan yang diambil oleh Mahkamah...
- Advertisement -

Baca berita yang ini