Agatha Christie Sang ‘Ratu Misteri’ yang Terlahir dengan Kondisi Disleksia

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Sebuah karya sastra yang hebat terlahir dari seorang penulis yang hebat. Bicara tentang sebuah karya sastra novel, ada seorang novelis asal Britania Raya bernama Agatha Christie.

Mahir dalam menulis fiksi kriminal, banyak pula buku-buku detektif yang ditulisnya. Christie lahir pada 15 September 1890 dengan nama lahir Agatha Mary Clarissa Miller. Dalam menulis bukunya, terutama dalam genre romance ia menggunakan nama pena sebagai Mary Westmacott.

Nama lengkapnya, Agatha Mary Clarissa Christie. Putri dari Frederick Alvah Miller dan Clara Boemer yang terlahir dari keluarga berkecukupan, sebab sang ayah berprofesi sebagai makelar saham di Amerika Serikat.

Christie mendapat pendidikan sampai umur 12 tahun oleh orang tuanya, seperti pada anak umumnya. Bertumbuh menjadi seorang gadis remaja, Christie sudah berpikir untuk menjadi penulis.

Namun, kenyataan tak selalu manis seperti yang dibayangkan. Di awal karier ia menulis, banyak karyanya yang mendapat penolakan. Meski akhirnya, karya yang direvisi sukses dipublikasikan.

Salah satu tokoh detektif yang diciptakannya yaitu Hercule Poirot. Christie mulai terkenal dari tokoh detektif yang ia tulis karena terinspirasi oleh seorang pengungsi dari Belgia ketika naik bus di kampungnya tahun 1912 atau 1913.

Christie mulai menulis dari tahun 1920-an hingga 1970-an. Hampir seluruh buku-bukunya dibaca oleh orang-orang kelas atas. Biasanya juga disebut sebagai Misteri yang nyaman atau Cozies di Inggris.

Subgenre dari fiksi kriminal ini mengisahkan terkait seksualitas dan kekerasan yang terjadi di luar tempat kejadian. Namun, Cozies berbeda dari fiksi yang biasanya. Cozies memiliki cerita yang lebih terus terang sehingga orang-orang dengan mudahnya mengerti dari peristiwa yang diangkat, seperti seksualitas dan kekerasan yang dibahas dengan mengacu pada alur ceritanya.

Hal itu membuat novelis Christie dijuluki sebagai ‘Ratu Kejahatan’ dan ‘Ratu Misteri’ karena banyaknya karya yang ditulisnya mengisahkan tentang pembunuhan. Novelis andal ini telah menulis puluhan novel misteri yang paling terkenal sepanjang sejarah literatur. Lebih dari 60 novel misteri dan 14 koleksi cerita pendek telah ia tulis.

Bukunya pun laris terjual dan mencapai angka sekitar 4 miliar eksemplar. Torehan ini membuatnya menduduki peringkat tiga sebagai buku yang paling banyak diterbitkan. Ia pun mendapat penghargaan CBE (Commander of The Order of The British Empire) dalam daftar kehormatan tahun baru ratu 1956 dan DBE (Dame Commander of The British Empire) dalam bidang literatur.

Hal menarik lain dari Agatha Christie sebagai penulis detektif hebat adalah, ia memiliki suatu keterbatasan. Ia terlahir dengan dengan kondisi disleksia yang membuatnya kesulitan mengeja dan menulis. Bahkan ia baru bisa menulis pada usia 8 tahun.

Di akhir-akhir masa hidupnya, Christie mengidap masalah serius terhadap kesehatannya.  Daya ingatnya bermasalah, mempengaruhi gaya penulisannya yang membuatnya merasa sulit mengingat hal penting dan detail dari setiap permasalahan untuk menjadi bahan tulisannya.

Berdasarkan suatu penelitian yang dilihat dari kondisi medis, menunjukan bahwa Christie menderita suatu penyakit. Ia meninggal pada 12 Januari 1976 dengan meninggalkan karya hebatnya yang salah satunya berjudul “Deadth On The Nile” yang akan diangkat menjadi film di bulan September 2021.

Reporter : Irania Zulia/Marlisa Amelia 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Program AMANAH Kembangkan SDM Muda Kelola Potensi Kekayaan Aceh

Program Aneuk Muda Aceh Unggul dan Hebat (AMANAH) mampu mengembangkan kualitas sumber daya manusia (SDM) muda di Tanah Rencong...
- Advertisement -

Baca berita yang ini