5 Tokoh Paling Berpengaruh dalam Sejarah Perang Korea

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Perang Korea yang terjadi pada 25 Juni 1950 hingga 27 Juli 1953 menjadi salah satu sejarah perang yang tidak terlupakan. Hal ini berkaitan dengan pecahnya konflik antara Korea Utara dan Korea Selatan sebagai negara serumpun yang belum berakhir hingga saat ini.

Terjadinya Perang Korea yang menyebabkan berpisahnya dua negara itu tidak terlepas dari keterlibatan banyak pihak. Berikut ini beberapa tokoh penting yang memberi pengaruh besar dalam meletusnya Perang Korea selama tiga tahun.

  1. Kim Il Sung (1912 – 1994)

Kim Il Sung merupakan pemimpin diktator Korea Utara yang mulai menjabat tidak lama setelah Perang Dunia II berakhir. Sebagai seorang pemuda, Kim memimpin pasukan gerilya melawan tentara Kekaisaran Jepang sampai dia terpaksa melarikan diri dari Korea pada akhir tahun 1930-an.

Kim Il Sung. (Foto: Russia Beyond)

Kim kembali ke Semenanjung Korea bersama dengan pasukan Rusia pada akhir Perang Dunia II. Setelah menjadi seorang komunis, Kim kemudian memimpin pemerintahan pertama di Korea Utara, yakni Republik Demokratik Rakyat Korea.

Pada tahun awal Perang Dingin, Kim berusaha menyatukan kembali seluruh Korea di bawah kepemimpinan komunisnya. Tahun 1949 dan awal 1950, dia tampaknya memiliki lebih banyak dukungan di antara penduduk Korea daripada pemimpin Korea Selatan yang sama-sama otokratis, Syngman Rhee.

Kim memimpin Korea Utara selama Perang Korea dan pada waktu itu pernah hampir mencapai kemenangan dan hampir kalah juga.

Dia menyetujui gencatan senjata tahun 1953 bersama negara lainnya. Sejak saat itu, Kim memerintah Korea Utara selama 40 tahun. Di tahun terakhir rezimnya, Korea Utara semakin terjerumus ke dalam kemiskinan dan otoritarianisme.

  1. Douglas MacArthur (1880 – 1964)

Jenderal Douglas MacArthur merupakan salah satu perwira militer paling kuat dalam sejarah Amerika Serikat. Dia menjadi Komandan Sekutu Teater Pasifik Barat Daya selama Perang Dunia II dan Panglima Tertinggi Timur Jauh (CINCFE) pada periode pascaperang.

MacArthur dinobatkan sebagai panglima tertinggi setelah menerima penyerahan Jepang pada September 1945. Dia lalu memimpin semua pasukan Amerika Serikat dalam Perang Korea sampai dibebastugaskan pada April 1951.

MacArthur lahir dalam keluarga militer, dengan generasi leluhur laki-laki yang pernah melawan penduduk asli Amerika di Amerika Barat. Dia bersekolah di West Point dan menjadi komandan divisi termuda di Prancis selama Perang Dunia I. Dia kemudian menjabat Kepala Staf Angkatan Darat AS dari tahun 1930 hingga 1935 dan memimpin pasukan Amerika di Filipina selama Perang Dunia II.

Selama Perang Korea, MacArthur mengatur serangan amfibi yang brilian di belakang garis musuh di pantai barat Korea Selatan dan nyaris memungkinkan Amerika Serikat untuk memenangkan perang pada saat itu.

Sayangnya, MacArthur sangat meremehkan ancaman intervensi Tiongkok pada November 1950. Akhirnya, pasukannya mundur, dan MacArthur menuntut pembalasan besar-besaran yang kemungkinan melibatkan senjata nuklir untuk memerangi Tiongkok. Namun, permintaannya itu ditolak oleh Presiden Truman karena khawatir adanya eskalasi yang menyebabkan Perang Dunia III.

Kedua pemimpin yang keras kepala itu menjadi terlibat dalam perselisihan yang mengarah pada keputusan Presiden Truman untuk membebastugaskan MacArthur dari komandonya atas dasar pembangkangan.

Setelah itu, MacArthur sempat menerima sambutan bak pahlawan di San Francisco hingga New York setelah dia diberhentikan secara resmi pada April 1951. Namun, itu tidak bertahan lama setelah pemerintah memberitahukan alasan pemecatannya. Dia kemudian menghilang dari ketenaran publik setelah pencalonannya sebagai presiden dari Partai Republik gagal pada tahun 1952.

  1. Syngman Rhee (1875 – 1965)

Dr. Syngman Rhee merupakan seorang pengasingan Korea berpendidikan Amerika yang kembali ke negaranya untuk menjadi presiden pertama Korea Selatan tahun 1948. Sebagai seorang antikomunis, Rhee memimpin negaranya selama Perang Korea.

Semasa mudanya, Rhee pernah dipenjara dari tahun 1897 hingga 1904 karena aktivitasnya dalam mendukung reformasi internal di Korea. Setelah dibebaskan, Rhee melakukan perjalanan ke Amerika Serikat.

Rhee kemudian melanjutkan pendidikannya dengan berkuliah di Princeton. Hebatnya, Rhee menjadi siswa Korea pertama yang berhasil menerima gelar PhD di sana.

Setelah itu, dia kembali ke negara asalnya dan berpartisipasi dalam pemberontakan Korea melawan pendudukan Jepang tahun 1919. Ketika upaya pemberontakan dibatalkan, Rhee melarikan diri dan tidak kembali sampai Jepang dikalahkan pada Agustus 1945.

Saat dia berusia 70 tahun, Rhee menjadi orang yang sangat konservatif antikomunis. Rhee menggunakan tindakan otoriter untuk mempertahankan kekuasaan dan memiliki keinginan yang sangat kuat untuk berperang melawan Korea Utara.

Setelah Korea Utara melakukan serangan mendadak pada Juni 1950, Rhee memerintahkan sejumlah tentara dan polisinya untuk berperang. Sebanyak 100 ribu orang diyakini tewas dalam peristiwa berdarah itu. Perhatian Rhee yang teralih untuk melenyapkan lawan politik daripada melawan pasukan Korea Utara menyebabkan negaranya hampir runtuh.

  1. Harry S. Truman (1884 – 1972)

Harry S. Truman merupakan Presiden ke-33 Amerika Serikat setelah kematian Franklin D. Roosevelt pada April 1945. Meski hanya mengenyam pendidikan sekolah menengah atas, Truman berhasil menjadi wwakil presiden selama 82 hari sebelum kematian mendadak Roosevelt.

Truman kemudian mewarisi tugas monumental memimpin Amerika Serikat melewati akhir Perang Dunia II dan permulaan Dingin Perang. Truman yang dianggap sebagai presiden yang tidak populer memenangkan masa jabatan kedua yang mengejutkan dengan mengalahkan Thomas Dewey dari Partai Republik dalam pemilihan tahun 1948.

Perang Dingin dimulai di bawah pengawasan Truman ketika dia percaya harus mengambil sikap keras untuk melawan kecenderungan ekspansif Uni Soviet. Doktrin Truman yang ditetapkan presiden membuat Amerika Serikat terikat pada kebijakan untuk mendukung musuh komunisme di seluruh dunia.

Kendati berakhir dengan gencatan sejatan, kegagalan Truman untuk memimpin Amerika Serikat menuju kemenangan dalam Perang Korea menyebabkan dukungan berkurang secara drastis terhadap kebijakan presiden di kalangan rakyat Amerika.

  1. Joseph Stalin (1878 – 1953)

Joseph Stalin merupakan seorang diktator komunis sekaligus pemimpin Uni Soviet yang berperan dalam terjadinya Perang Dunia II. Stalin juga termasuk salah satu tokoh Perang Korea yang berpengaruh. Pemimpin Uni Soviet ini dikenal selalu fokus kepada ambisi utamanya, yaitu kehancuran Amerika Serikat dan berakhirnya keseluruhan sistem kapitalisme.

Stalin menjadi penyokong utama persenjataan dan uang yang dibutuhkan oleh Korea Utara baik sebelum, saat. dan sesudah terjadinya Perang Korea.

 

Reporter: Safira Ginanisa

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

AMN Manado Bangkitkan Etos Pemuda Jadi Cendekia Cerdas dan Terhormat

Asrama Mahasiswa Nusantara (AMN) Manado membangkitkan etos para pemuda untuk menjadi cendekia yang cerdas dan terhormat, sehingga mereka terampil...
- Advertisement -

Baca berita yang ini