4 Lomba 17 Agustusan Terinspirasi dari Sejarah, Panjat Pinang Paling Tragis

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA – Tiap peringatan kemerdekaan Republik Indonesia pada  17 Agustus, biasanya berbagai perlombaan diadakan. Mulai dari makan kerupuk, balap karung, hingga panjat pinang.

Namun tahukah kalian, jika lomba-lomba tersebut memiliki sejarah tersendiri. Bahkan empat lomba diantaranya berkaitan erat dengan masa penjajahan dulu

Setidaknya ada empat lomba yang memiliki nilai sejarah. Simak ulasan berikut ini.

1. Lomba Makan Kerupuk

Ada sejarah mengharukan dibalik lomba makan kerupuk ini. Saat zaman Indonesia dijajah Belanda, masyarakat kesulitan mendapatkan makanan.

Mereka hanya bisa makan nasi dan kerupuk saja untuk bertahan hidup. Sebabnya, lomba makan kerupuk selalu diadakan setiap Agustusan untuk memperingati pahitnya kehidupan zaman penjajahan dulu.

Lomba ini pun tidak memerlukan keterampilan khusus, dan bahan yang digunakan pun cukup sederhana. Hanya kerupuk yang diikat dengan seutas tali, kemudian digantung berjajar.

Siapa yang bisa menghabiskan kerupuk paling cepat dialah pemenangnya.

2. Lomba Balap Karung

Lomba balap karung. Istimewa

Lomba ini menjadi hiburan tersendiri bagi panonton. Bagaimana tidak, para pemain harus melompat-lompat menggunakan karung untuk mencapai garis finish.

Tak jarang peserta jatuh bangun untuk bisa mencapai garis akhir. Siapa yang mencapai garis finish lebih dulu, dialah pemenangnya.

Sejarahnya, saat zaman penjajahan pakaian yang digunakan oleh masyarakat merupakan karung goni. Dari sinilah terinspirasi diadakan lomba balap karung.

3. Lomba Panjat Pinang

Panjat pinang. Istimewa

Panjat pinang diambil dari bahasa Belanda, yakni De Klimmast yang artinya panjat tiang. Lomba ini sebenarnya berasal dari Belanda dan kemudian dibawa ke Tanah Air.

Namun tidak ada orang Belanda yang mau mengikuti permainan ini, karena dianggap menjijikan dan memalukan. Sebab para peserta yang berada di bagian bawah harus rela diinjak-injak.

Belanda pun menyuruh orang Indonesia untuk melakukan permainan ini agar mereka bisa tertawa puas. Karena dulu sulit sekali mendapatkan makanan, hadiah permainan ini pun berupa makanan.

Tak heran jika masyarakat Indonesia dulu rela mengikuti permainan ini walau harus ditertawakan. Lomba ini lumayan sulit karena bagian batang pohonnya dilumuri pelumas atau oli. Tentu saja para peserta akan kesulitan karena batang pinang menjadi licin.

Untuk memenangkan lomba ini, para peserta harus bergotong royong dan terus mencoba memanjat meskipun berulang kali terjatuh untuk mendapatkan hadiah di atas pohon tersebut.

4. Lomba Tarik Tambang

Lomba tarik tambang. Istimewa

Lomba tarik tambang ini terdiri dari dua tim dengan anggota yang jumlahnya seimbang untuk saling tarik-menarik tambang. Jika salah satu pihak sampai tertarik, maka mereka dinyatakan kalah lomba.

Sejarahnya dulu warga pribumi dipaksa melakukan kerja berat oleh Belanda. Ketika harus menarik batu besar atau kayu, mereka dipaksa menariknya dengan menggunakan tali secara bergotong royong.

Di sela-sela waktu istirahat, para pekerja suka bermain-main dengan saling tarik tambang dengan rekannya. Hingga kini pun guyonan mereka dijadikan lomba Agustusan.

Empat lomba di atas selalu diadakan untuk memperingati betapa beratnya hidup di masa penjajahan. Sekarang kita bisa asyik-asyikan mengikuti lomba ini berkat perjuangan para pahlawan kita.

Berita Terbaru

Pilkada Damai Membutuhkan Keterlibatan Semua Pihak

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) adalah salah satu momen krusial dalam agenda demokrasi Indonesia yang membutuhkan keterlibatan aktif dari semua...
- Advertisement -

Baca berita yang ini