111 Pohon untuk Setiap Anak Perempuan yang Lahir di Desa Piplantri, India.

Baca Juga

MATA INDONESIA, MUMBAI – Unik, setiap anak perempuan yang lahir di India tepatnya di pedesaan Piplantri, akan berbarengan dengan penanaman 111 pohon oleh penduduk desa.

Secara historis, kehadiran seorang anak perempuan yang lahir di pedesaan itu awalnya pernah dipandang lebih rendah dibandingkan anak laki-laki. Bahkan beberapa warga Piplantri berdoa agar tidak diberikan keturunan anak perempuan.

Namun akhirnya kini tidak pernah terdengar lagi perspektif itu yang seakan mendiskriminasi anak perempuan. Berkat Shyam Sunder Paliwal sebagai warga Desa Piplantri yang juga merupakan seorang ayah dari anak perempuan.

Shyam Sunder Paliwal, Kepala Desa Piplantri
Shyam Sunder Paliwal, Kepala Desa Piplantri

Shyam Sunder Paliwal adalah penggagas pertama yang mempelopori kampanye untuk mengubah perspektif terhadap gender. Ketika itu ia menjabat sebagai kepala desa Piplantri. Desa yang memiliki pertambangan marmer sehingga wilayahnya yang semula perbukitan berubah menjadi lahan kering dan tandus.

Dengan keadaan kondisi desa yang kurang baik, kehadiran anak perempuan kala itu di pandang sebagai beban kehidupan atau finansial setiap keluarga. Tak jarang anak perempuan diremehkan daripada laki-laki yang dianggap bisa bisa menghasilkan uang dan membantu finansial keluarganya.

Di tahun 2007, anak perempuan Paliwal bernama Kiran yang sudah menginjak usia 17 tahun meninggal karena dehidrasi. Saat itu perasaannya campur aduk. Tidak seperti sebagian besar keluarga yang lain, Paliwal membesar anak perempuannya dengan penuh kasih sayang.

Anaknya meninggal disaat ia masih menjabat sebagai kepala desa. Paliwal kemudian berupaya untuk mengabadikan ingatannya tentang putrinya yang ia cinta. Paliwal dan keluarganya kemudian menanam pohon dekat pintu masuk desa Paliwal yang kering dan tandus, serta mencantumkan nama putrinya di dekat pohon tersebut.

Banyak warga yang mulai mengikuti jejak Paliwal. Ia juga mulai berpikir bahwa sebaiknya itu dijadikan program lebih luas untuk desanya. Sejak itu hingga saat ini, setiap kali seorang anak gadis lahir di Piplantri, penduduk desa akan menanam 111 pohon. Jumlah pohon itu diambil dari angka yang dinilai sebagai angka keberuntungan bagi umat Hindu setempat.

Tak hanya sebagai wujud menghormati anak perempuan, penduduk setempat juga  perlahan dapat memperbaiki kondisi lingkungan alam sekitarnya. Tercatat saat ini pedesaaan Piplantri memiliki lebih dari 350.000 pohon di atas tanah seluas 1.000 hektare.

Menurut Paliwal, setiap tahunnya di pedesaan Piplantri yang berpenduduk 5.500 orang terdapat  sekitar 60 anak perempuan yang lahir. Tak hanya melakukan penanaman pohon, orang tua dari anak perempuan yang lahir juga menandatangani pernyataan tertulis bahwa mereka tidak akan menikahkan putrinya sebelum menyelesaikan sekolah dan sebelum berusia 18 tahun.

Penduduk desa juga membuka rekening deposito dari orang tua untuk anak perempuannya sebesar 31.000 rupee atau sebesar Rp 6,1 juta yang bisa diakses saat putrinya berusia 18 tahun. Tabungan tersebut diperkirakan setidaknya bisa dipakai untuk melanjutkan pendidikan atau meringankan biaya pernikahan putrinya.

Tak hanya menanam 111 pohon untuk setiap anak perempuan yang lahir, setiap bulan Agustus selama musim hujan diadakannya upacara penanaman pohon khusus untuk semua anak perempuan yang lahir dalam 12 bulan sebelumnya. Saat ada yang meninggal juga ditanam 11 pohon.

Sehingga tanaman-tanaman yang tumbuh pun menjadi contoh desa-desa lain di India yang bisa juga dimanfaatkan dalam meningkatkan pengelolaan air. Pohon pertama yang ditanam di depan pintu masuk desa, kini tidak sendirian lagi. Ribuan pohon kini menutupi tanah kering dan tandus.

Tak hanya perbaikan lingkungan, hal itu juga berhasil telah menjadi sebagai meningkatkan perubahan budaya yang nyata terhadap status perempuan. Dalam bidang pendidikan, tercatat perbandingan pendaftaran siswa perempuan dan laki-laki adalah 33 banding 19. Fakta tersebut mengungkap bahwa anak perempuan kini sudah dapat diterima dengan baik.

Dalam beberapa tahun terakhir, ide tersebut berkembang menjadi gerakan eko-feminis yang lebih luas untuk mengupayakan keberadaan perempuan. Salah satu anak perempuan di Piplantri bernama Nikita Paliwal tumbuh dengan pribadi yang percaya diri. Tidak lagi dipandang rendah. Ia bahkan berharap bisa menjadi dokter dan mengabdi untuk orang-orang miskin.

Banyak perempuan yang bekerja keras menyiapkan lahan untuk menjadi tempat ditanami pohon-pohon yang baru. Di desa tersebut juga telah didirikan koperasi perempuan untuk membuat produk-produk hasil dari hasil budidaya yang merupakan bagian dari upaya penghijauan desa. Selain dari tujuan awal untuk perubahan perspektif bagi anak perempuan yang lahir.

Produk-produknya dapat dimanfaatkan seperti lidah buaya sebagai jus atau bahan makanan maupun gel lidah buaya yang dapat diperjualkan. Di tahun yang mendatang juga direncanakan untuk mengembangan produk yang terbuat dari buah gooseberry, bambu, dan madu.

Pada tahun 2018, pemerintah pusat bagian wilayah Rajasthan, India mendirikan pusat pelatihan untuk mendidik masyarakat tentang ‘Model Desa Piplantri’. Tak hanya masyarakat, sekelas insinyur, pejabat juga banyak yang mulai mempelajari model pengelolaan air dan penanaman pohon Piplantri. Disediakan pula rumah-rumah bagi tamu termasuk melayani 50 hingga 60 pengunjung yang datang ke Desa Piplantri untuk menghadiri lokakarya pusat pelatihan di lahan yang sudah ditumbuhi banyak pohon itu.

Pohon-pohon yang tumbuh besar beriringan dengan anak perempuan yang telah tumbuh dewasa. Gadis dewasa yang memiliki pohon atas nama mereka seringkali datang untuk mengikat gelang khas India ‘rakhi’ pada festival Raksha Bandhan di sekitar pohon yang baru ditanam. Mereka menganggap bahwa pohon baru yang tumbuh itu sebagai saudara yang patut dihormati. Kini, anak perempuan yang lahir di desa Piplantri sangat dihargai keberadaannya.

Reporter : Irania Zulia  

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Upaya Berantas Paham Radikalisme dan Terorisme, Aparat Keamanan Berhasil Tangkap 7 Teroris di Sulteng

Aparat keamanan Republik Indonesia (RI) terus berupaya untuk memberantas penyebaran paham radikalisme dan terorisme di Tanah Air. Upaya tersebut...
- Advertisement -

Baca berita yang ini