Wawancara Eksklusif Gronya Somerville (Part 1)

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTAMinews.id berkesempatan melakukan wawancara eksklusif dengan pebulutangkis putri Australia, Gronya Somerville. Hasil wawancara akan dibagi menjadi dua bagian.

Di bagian pertama, pertanyaan difokuskan kepada kegiatan Gronya selama tidak adanya turnamen yang digelar BWF (Badminton World Federation) dalam empat bulan terakhir.

Apalagi saat ini pandemi Covid-19 masih mengkhawtirkan di seluruh dunia. Selama tidak ada turnamen, apa saja sih kegiatan Gronya? Berikut petikan wawancara dengan Gronya melalui live Instagram di @matamilenialindonesia part 1:

Apa kegiatan Gronya di tengah pandemi Covid-19 dengan tidak adanya turnamen dalam empat bulan terakhir?

Di saat lockdown pertama kali, kami tak pergi ke gym dan lapangan badminton. Jadi saya hanya melakukan gym di rumah, melatih kekuatan kaki, dan belajar mata kuliah, tetap menyibukkan diri.

BWF baru saja membatalkan empat turnamen lagi, yakni Jepang, China, Korea, dan Taipei. Apa pendapat Gronya?

Saya tak terlalu kaget, malah saya pikir mereka harus membatalkan turnamen setidaknya hingga akhir tahun. Meskipun beberapa negara kondisinya lebih baik dan sebagian lain tidak, tapi sulit bagi atlet ikut turnamen dan mendapatkan izin bepergian ke satu negara ke negara lain.

Apakah berpengaruh pada Gronya hanya latihan dan latihan tanpa adanya kompetisi?

Jelas berpengaruh terutama pada motivasi saya, karena biasanya saya sangat termotivasi mengikuti satu turnamen ke turnamen berikutnya, mengetahui hasil undian dan siapa yang menjadi lawan. Jadi, jelas terasa berbeda dimana saat ini hanya latihan. Biasanya kami bepergian dan tidak punya banyak waktu latihan karena turnamen selanjutnya sudah menanti.

Apa yang paling dirindukan setelah empat bulan tak ada turnamen?

Saya merindukan kompetisi, terutama saat masuk ke lapangan di stadion yang besar, kemudian ada tekad yang besar untuk menang dan itu tidak didapatkan saat latihan tanpa adanya turnamen. Saya merindukan rasa kompetitif di turnamen.

Ada kemungkinan ketika turnamen dilanjutkan, pertandingan digelar tertutup tanpa penonton. Bagaimana pendapat Gronya?

Menurut saya, usaha yang terbaik dilakukan daripada tidak sama sekali. Jadi, walaupun nantinya digelar tertutup dan tanpa penonton, saya rasa itu lebih baik daripada tidak ada pertandingan sama sekali. Sebagai atlet, saya hanya ingin bermain. Saya tidak keberatan jika tak ada penonton, karena saya hanya ingin bermain.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Putusan MK Mengikat dan Final, Semua Pihak Harus Terima Lapang Dada

Mahkamah Konstitusi (MK) telah menyelesaikan sidang sengketa hasil pemilihan presiden dan wakil presiden 2024. Keputusan yang diambil oleh Mahkamah...
- Advertisement -

Baca berita yang ini