Satu Abad Berperan di Tengah Dinamika Umat dan Bangsa

Baca Juga

Mata Indonesia, Jakarta – Se abad sudah usia Nahdlatul Ulama (NU). Organisasi yang didirikan oleh K.H. Hasyim Asy”ari beserta para ulama, pada tanggal 31 Januari 1926, atau bertepatan dengan 16 Rajab 1344 H di Kota Surabaya, di antaranya bertujuan untuk  mempersatukan dan menyatukan langkah para ulama pesantren dalam rangka tugas pengabdian yang tidak  terbatas pada soal kepesantrenan dan kegiatan ritual keagamaan semata.

Secara umum, berdirinya NU juga ditujukan sebagai bagian dari upaya untuk membangun organisasi yang memiliki basic kepekaan terhadap masalah-masalah sosial, ekonomi, dan persoalan kemasyarakatan.

Rumusan ini, merupakan jiwa dari dideklarasikan NU mengingat problem sosial-kemasyarakatan memiliki kompleksitasnya sendiri. Di dalam kompleksitas ini termasuk juga, kaitannya dengan ikhtiar membela praktik Isalam tradisionalis  (sesuai dengan akidah Asy’ariyah dan fiqih Mazhab Syafi’i) dan kepentingan ekonomi anggotanya. Pandangan keagamaan NU dianggap “tradisionalis” karena menoleransi budaya lokal selama tidak bertentangan dengan ajaran Islam.

Maka hubungan antara NU dengan perjalanan hidup bangsa – wabil khusus yang berkait dengan problematika umat—menjadi pola hubungan yang tidak bisa dipisahkan. Bahkan pola yang semakin waktu semakin bertaut erat. Tidak ada problematika Bangsa yang tidak menjadi perhatian NU. Dan sebaliknya tidak ada perhatian NU yang tidak menjadi pertimbangan bangsa Ini.

Kini organisasi ini sudah berusia satu abad, jumlah anggotanya sudah fantastic, hampir 100 juta lebih. Tak berlebihan jika pada hari ini, pada satu abad usianya, NU disebut sebagai organisasi Islam terbesar di dunia.  Peringatan se abad  NU, akan digelar di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Selasa 7 Februari 2023, hari ini.  Bakal dihadiri sejuta orang mulai dari kader, pejabat hingga masyarakat umum.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga menghadiri  puncak resepsi satu abad Nahdlatul Ulama (NU) di Stadion Delta Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (7/2/2023). Kepala Negara datang bersama dengan Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin; ibu negara RI, Iriana Jokowi; Presiden Ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri; dan Wakil Presiden 10 dan 12, Jusuf Kalla beserta jajaran Menteri.

Gus Yahya juga mengajak masyarakat supaya turut hadir dalam penyelenggaraannya. Karena berbagai macam kegiatan yang ada dalam gelaran itu akan membawa suasana kegembiraan untuk semua orang.

Gus Yahya menyebut kegiatan seremonial ini menjadi simbol kebangkitan baru menuju Abad Kedua NU. Acara ini dilaksanakan dengan membawa tiga momentum dasar yakni spiritual, organisasi dan kultural.

“Kami mengajak masyarakat ikut serta, karena pada akhirnya NU ini bisa hadir diterima, bekerjasama dengan semua orang, bukan hanya warga NU saja tetapi semua masyarakat bangsa,” imbuhnya.  “InsyaAllah warga NU akan menyumbang konstruktif bagi masa depan peradaban umat manusia,” katanya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Putusan MK Mengikat dan Final, Semua Pihak Harus Terima Lapang Dada

Mahkamah Konstitusi (MK) telah menyelesaikan sidang sengketa hasil pemilihan presiden dan wakil presiden 2024. Keputusan yang diambil oleh Mahkamah...
- Advertisement -

Baca berita yang ini