Mr Assaat, Presiden Indonesia yang Tak Boleh Dilupakan

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Sudah pasti tidak banyak warga Indonesia yang mengetahui negeri ini pernah memiliki dua presiden di masa-masa pemindahan kedaulatan 1949. Kamu juga pasti tidak tahu bahwa salah satu pejabat itu adalah Mr. Assaat yang nama jabatan lengkapnya adalah pemangku jabatan atau pelaksana tugas Presiden Republik Indonesia.

Bagaimana bisa, Indonesia memiliki dua presiden? Ceritanya karena Belanda saat itu hanya ingin mengalihkan kekuasaan kepada Republik Indonesia Serikat (RIS) sebagai hasil perundingan Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda. Di dalamnya ada Republik Indonesia yang terdiri dari Aceh, Sumatera Tengah, Yogyakarta, Lampung dan Tapanuli.

Setelah itu ada Negera Indonesia Timur, Negara Pasundan, Negara Jawa Timur, Negara Madura, Negara Sumatra Timur dan Negara Sumatra Selatan.

Nah, Belanda tidak mau Soekarno dan Hatta yang sebelumnya menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia juga menjabat di RIS. Di negara yang disetujui Belanda itu Soekarno ditunjuk sebagai presiden sedangkan Mohammad Hatta menjabat perdana menteri.

Maka, Soekarno menunjuk Mr Assaat sebagai Plt Presiden Republik Indonesia yang tetap menjalankan pemerintahannya dari Yogyakarta. Dia diangkat karena pernah menjadi Ketua Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BP KNIP)

Sebelum perundingan KMB, Yogya memang sudah menjadi ibu kota Indonesia setelah Belanda berhasil merebut Jakarta.

Karena menerima RIS, pusat pemerintah negara hasil KMB tersebut dipindah ke Jakarta. Sedangkan pemerintahan Republik Indonesia tetap dilakukan Assaat dari Yogyakarta.

Namun, Soekarno-Hatta menerima RIS sebagai strategi untuk memperoleh kedaulatan penuh atas bekas wilayah jajahan Belanda, sehingga hanya sembilan bulan setelah menerima kedaulatan itu mereka memulihkan lagi Republik Indonesia dan menghapus RIS.

Begitu pun masa jabatan Assaat sebagai Plt Presiden Republik Indonesia hanya dari 27 Desember 1949 sampai dengan 15 Agustus 1950.

Mungkin karena masa jabatannya yang pendek kita tidak pernah mengenal Mr Assaat seperti juga Syafruddin Prawiranegara ketika Yogyakarta berhasil dikuasai Belanda.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Program AMANAH Kembangkan SDM Muda Kelola Potensi Kekayaan Aceh

Program Aneuk Muda Aceh Unggul dan Hebat (AMANAH) mampu mengembangkan kualitas sumber daya manusia (SDM) muda di Tanah Rencong...
- Advertisement -

Baca berita yang ini