Jokowi: Mahasiswa Jangan Dipagari Banyak Program Studi

Baca Juga

MATA INDONESIA, SURAKARTA – Revolusi industri 4.0, distribusi teknologi dan adanya Pandemi Covid-19 mempercepat gelombang besar perubahan dunia. Sehingga hal ini membuat ketidakpastian yang sangat tinggi. ”Bahwa revolusi industri 4.0, disrupsi teknologi, pandemi ini mempercepat gelombang besar perubahan dunia. Gelombang besar perubahan dunia. Sehingga yang terjadi adalah ketidakpastian itu sangat tinggi sekali,” ujar Presiden Jokowi dalam pertemuan Majelis Rektor Perguruan Tinggi Indonesia di Universitas Sebelas Maret (UNS) dari video yang diunggah Sekretariat Presiden, Selasa 14 September 2021.

Karena itu, menurut Jokowi, pendidikan tinggi harus memfasilitasi mahasiswa untuk mengembangkan talentanya. Jokowi juga meminta para akademisi di perguruan tinggi untuk mengubah pola-pola lama kepada mahasiwa.

”Memang itu sudah saatnya untuk kita tinggal. Jangan mahasiswa dipagari oleh terlalu banyak program-program studi di fakultas. Ini saya kira sudah berkali-kali saya sampaikan, tapi akan saya ulang terus,” katanya.

Menurutnya, sangat penting mengembangkan talenta mahasiswa. Pasalnya, talenta yang dimiliki mahasiswa belum tentu sesuai dengan program studi, jurusan dan fakultas.

“Kita ingat pilihan prodi, jurusan, dan fakultas tidak selalu berdasarkan pada talenta. Ketidakcocokan itu kadang-kadang terasa saat kuliah. Karena yang kita tahu orang bisa berkarier yang jauh dari ilmu di ijazahnya,” tutur Jokowi.

Ia pun mencontohkan, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin yang memiliki latar belakang pendidikan teknik fisika nuklir, namun bekerja di bank. Bahkan, kini menjabat sebagai Menteri Kesehatan.

“Yang sering saya berikan untuk contoh itu Pak Budi Gunadi Sadikin. Budi Gunadi Sadikin. Itu fakultasnya di ITB fakultas teknik fisika nuklir, fakultasnya teknik fisika nuklir. Kemudian, kerjanya di bank, banking. Tapi nyatanya juga bisa melesat sampai menduduki tangga paling puncak Direktur Utama Bank Mandiri. Melompat lagi jadi menteri kesehatan,” ucap Jokowi.

Sehingga kata Jokowi mahasiswa sekarang ini seharusnya difasilitasi bakat-bakatnya.

“Sejak S1 itu mestinya bakat-bakat itu difasilitasi. Kenapa itu penting untuk difasilitasi? Karena semua nantinya ini akan hybrid, semuanya nantinya akan hybrid. Karena tadi ketidakpastian global dan karena perubahan dunia yang begitu sangat cepatnya,” tuturnya.

Tak hanya itu, Jokowi menuturkan mahasiswa sekarang ini juga harus paham matematika, statistika, komputer dan bahasa.

“Bahasa itu bukan bahasa Inggris saja. Ke depan bahasa coding, hati-hati mengenai ini. Perubahan ini sangat cepat sekali karena pandemi, lebih cepat lagi karena pandemi,” kata Jokowi.

Karena itu solusinya kata Jokowi,  mahasiswa tak perlu pindah jurusan, program studi ataupun fakultas. Namun mahasiswa harus diberi kesempatan untuk mengambil kuliah sesuai talentanya

“Solusinya apa? bahwa seorang mahasiswa itu tidak perlu pindah prodi, pindah jurusan atau pindah fakultas seperti yang saya sampaikan, untuk mengejar yang tidak pas tadi, tapi berilah kesempatan mahasiswa untuk mengambil kuliah sesuai talentanya. Ini yang harus kita fasilitasi, perbanyak mata kuliah pilihan, baik di dalam kampus maupun di luar kampus,” katanya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Upaya Berantas Paham Radikalisme dan Terorisme, Aparat Keamanan Berhasil Tangkap 7 Teroris di Sulteng

Aparat keamanan Republik Indonesia (RI) terus berupaya untuk memberantas penyebaran paham radikalisme dan terorisme di Tanah Air. Upaya tersebut...
- Advertisement -

Baca berita yang ini