Waspada, Jutaan Penduduk Indonesia Mengidap Hepatitis

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Hepatitis ternyata masih menjadi masalah kesehatan serius di Indonesia dan dunia. Di Indonesia bahkan cukup mengkhawatirkan karena lebih dari 1,2 persen penduduk Indonesia menderita berbagai jenis hepatitis yaitu jenis A, B, C,D dan E.

Namun, Ketua Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia, Irsan Hasan, pernah menilai hepatitis B paling banyak menginfeksi penduduk Indonesia.

Penyebabnya bisa melalui hubungan seksual atau pun penggunaan jarum tidak steril. Selain itu, darah atau cairan tubuh lain (misalnya sperma, cairan vagina, ASI, air mata, ludah, dan cairan pada sariawan yang terbuka) yang telah terinfeksi dapat menyebarkan virus itu.

Sayangnya tidak ada angka terbaru soal pengidap penyakit hepatitis. Data yang dikeluarkan Pusdatin Kemenkes dari hasil Riskesdas Badan Litbangkes, penderita hepatitis di Indonesia pada 2013 mencapai 2,9 juta orang atau 1,2 persen dari julmlah penduduk Indonesia.

Angka itu mungkin sekarang sudah meningkat tajam. Analoginya, pada hasil survei 2007 besarnnya baru 0,6 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Artinya terjadi peningkatan 100 persen pada 2013.

Jika kita asumsikan angka pertambahannya sama maka, diperkirakan besaran angka hipertensi tersebut ada di kisaran 2,4 persen penduduk Indonesia atau sekira 6 juta penduduk menderita hepatitis.

Berdasarkan grafik dari Pusdatin Kementerian Kesehatan yang dikeluarkan Dr. drh, Didik Budijanto, M.Kes selaku kepala lembaga itu, tercatat 13 provinsi memiliki angka prevalensi atau jumlah yang menderita penyakit tersebut di atas angka rata-rata nasional.

Namun, lima besar di antaranya adalah NTT, Papua, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Aceh. Penyumbang tertinggi adalah warga NTT dengan 4,3 persen penderita, sedangkan empat provinsi lainnya di bawah tiga persen.

Jika ditinjau dari usia, penyakit tersebut menghinggapi usia produktif dari 5 tahun sampai dengan 54 tahun.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Harga Daging Sapi di Bantul mulai Turun, Ini yang jadi Penyebabnya

Mata Indonesia, Bantul - Setelah Lebaran, harga daging sapi di Bantul mulai mengalami penurunan secara perlahan. Nur Wijaya, Lurah Pasar Niten, membenarkan hal tersebut dengan mengatakan bahwa pada 15-16 April 2024, harga daging sapi sudah stabil.
- Advertisement -

Baca berita yang ini