Waspada, 2 Hal Ini Bisa Picu Stroke dalam Sejam

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Penyakit stroke merupakan salah satu penyebab utama kematian dan kelumpuhan pada tubuh. Kondisi itu dapat terjadi seketika tanpa ada banyak peringatan terlebih dulu.

Ada setidaknya dua hal yang dapat meningkatkan risiko stroke hingga 60 persen dalam waktu 60 menit (satu jam), seperti dilansir dari Best Life Online.

Kemarahan dan gangguan emosional
Kemarahan terkait erat dengan peningkatan risiko stroke. Studi Galway, proyek penelitian terbesar di kelasnya, membuat penemuan mengejutkan tersebut. Hasil studi menunjukan satu dari 11 pasien stroke dilaporkan marah atau kesal dalam waktu satu jam sebelum stroke mereka terjadi.

Penelitian menemukan bahwa kemarahan atau gangguan emosional dikaitkan dengan peningkatan sekitar 30 persen risiko stroke selama satu jam setelah marah dengan peningkatan yang lebih besar jika pasien tidak memiliki riwayat depresi. “Kemungkinannya juga lebih besar untuk mereka yang mengalami depresi. dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah,” kata Smyth.

Sebaliknya, orang dapat fokus pada kebiasaan kesehatan sehari-hari untuk menjaga tingkat risiko stroke tetap rendah. Ini termasuk menjaga pola makan yang sehat, berolahraga secara teratur (tanpa berlebihan), mengelola tekanan darah, tidak merokok, dan melatih kesehatan mental selain kesehatan fisik.

Aktivitas fisik berat
Aktivitas fisik yang berat dapat meningkatkan risiko stroke dalam waktu satu jam. Studi global tahun 2021 yang dipimpin oleh NUI Galway, menganalisis 13.462 kasus stroke akut. Hasilnya bahwa aktivitas fisik berat dapat meningkatkan risiko stroke dalam waktu satu jam setelah menyelesaikan latihan. Faktanya, satu dari 20 pasien stroke yang dilibatkan dalam penelitian ini telah melakukan aktivitas berat sesaat sebelum mengalami stroke.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam American Journal of Epidemiology mencapai kesimpulan yang sama satu dekade sebelumnya. Aktivitas fisik selama satu jam sebelum gejala stroke muncul dibandingkan dengan frekuensi aktivitas fisik biasa selama tahun sebelumnya. “Dari 390 subjek, 21 (5 persen) melaporkan telah melakukan aktivitas fisik sedang atau berat selama satu jam sebelum onset stroke iskemik, dan enam subjek telah mengangkat benda dengan berat setidaknya 50 pon (22,6 kilogram),” tulis peneliti.

Andrew Smyth, seorang profesor epidemiologi klinis di NUI Galway, menjelaskan bahwa temuan tim dapat membantu memprediksi dan mengurangi risiko stroke. Konsultan nefrologis di Rumah Sakit Galway University tersebut mengatakan penelitian berfokus pada paparan jangka menengah hingga panjang, seperti hipertensi, obesitas atau merokok. “Penelitian kami bertujuan untuk melihat paparan akut yang dapat bertindak sebagai pemicu,” katanya.

Hal yang lebih meresahkan adalah hubungan antara aktivitas fisik yang berat dan risiko perdarahan intraserebral (ICH). Ini adalah kondisi yang mengancam jiwa karena disebabkan oleh pecahnya arteri kecil di dalam jaringan otak, sehinhga membuat pendarahan di otak. Sebanyak 10 persen strok dilaporkan disebabkan oleh ICH, dan kondisi ini memiliki tingkat kematian 40 persen. “Sekitar 70 persen pasien mengalami defisit jangka panjang setelah ICH,” demikian catatan kelompok dokter Mayfield Clinic.

Menurut peneliti NUI Galway, orang secara signifikan lebih mungkin mengalami jenis strok itu segera setelah aktivitas fisik yang berat. Olahraga fisik yang berat dikaitkan dengan peningkatan sekitar 60 persen risiko perdarahan intraserebral selama satu jam setelah aktivitas berat.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Danrem 072/Pamungkas Hadiri Rapat Koordinasi Lintas Sektoral Pengamanan Mudik Idul Fitri 1445 H

Mata Indonesia, Magelang - Danrem 072/Pamungkas Brigjen TNI Zainul Bahar, S.H., M.Si hadiri Rapat Koordinasi Lintas Sektoral dalam rangka Pengamanan Hari Raya Idul Fitri 1445 H bertempat di Semanggi Ballroom Hotel Artos, Jl. Mayjen Bambang Soegeng No.1, Kedungdowo, Mertoyudan, Magelang, Jawa tengah. Jumat, (29/3/2024).
- Advertisement -

Baca berita yang ini