Unik! Ini 6 Tradisi Perayaan Maulid Nabi di Indonesia

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Indonesia memiliki banyak sekali tradisi unik di setiap daerahnya, termasuk dalam merayakan hari besar Islam seperti Maulid Nabi.

Seperti apa ragam budaya yang sering dilakukan oleh masyarakat Indonesia saat perayaan Maulid Nabi? Berikut ulasannya.

  1. Meuripee, tradisi patungan warga Banda Aceh

Masyarakat di Desa Lamglumpang, Banda Aceh merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW dengan memasak bersama. Kuah semacam kari dengan bahan utama daging sapi menjadi menu wajib.

Seluruh warga menyiapkan secara gotong royong. Untuk membeli sapi dan keperluan lainnya dilakukan secara patungan atau dalam bahasa Acehnya, mauripee.

  1. Grebek Maulid, tradisi Kesultanan Yogyakarta

Di Yogyakarta ada tradisi yang rutin digelar setiap tahun untuk memperingati Maulid Nabi, yakni: Grebek Maulid. Biasanya perayaan ini dilaksanakan secara tahunan oleh keraton Yogyakarta.

Acara tersebut selalu dihadiri hingga penuh sesak oleh masyarakat. Masyarakat berdesakan berusaha mengambil gunungan yang dikeluarkan oleh keraton di halaman Masjid Besar Kauman, Yogyakarta.

  1. Sebar Udikan, tradisi masyarakat Madiun

Warga Dusun Sukarejo, Desa Kedondong, Kecamatan Kebonsari, Madiun merayakan Maulid Nabi dengan cara menyebar uang koin yang diwariskan dari nenek moyang. Trdisi unik ini selalu dinanti dan ramai oleh warga.

Sebar undian diikuti berbagai macam umur dari mulai anak-anak hingga orang dewasa. Mereka mengikuti acara ini untuk berebut koin senilai belasan juta rupiah yang disebar di halaman rumah warga. Untuk menghindari adanya korban saat melakukan acara, arena rebutan dipisahkan antara anak-anak dan orang dewasa.

  1. Keresan, tradisi masyarakat Mojokerto

Di Mojokerto, Jawa timur masyarakat memperingati Maulid Nabi dengan melakukan Keresan, yaitu mengambil hadiah. Ratusan hadiah diikat dengan tali raffia ke ranting dua pohon kersen (Keres dalam bahasa Jawa). Hadiah yang disediakan mulai dari pakaian, topi, sandal, sepatu, hingga buah-buahan

  1. Festival Endhog-endhogan, tradisi masyarakat Banyuwangi

Masyarakat Banyuwangi mewujudkan pengalaman spirit gotong royong dalam peringatan Maulid Nabi dengan menggelar Tradisi Endhog-endhogan. Tradisi ini memiliki filosofi tentang kepedulian sesama dengan berbagi.

Tradisi ini dilakukan dengan mengarak ratusan telur yang ditancapkan pada jodang pohon pisang dan ancak (wadah berisi nasi dan lauk pauk).

Tradisi ini hampir dilakukan setiap kampung dan desa di seluruh Banyuwangi untuk peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Setelah diarak, jodang dan ancak langsung dibawa ke masjid untuk dibacakan sholawat dan doa. Setelah acara selesai diakhiri dengan pembagian telur dan masyarakat makan bersama.

  1. Maulid Nabi di Karst Rammang-rammang, Maros, Sulawesi Selatan

Perayaan Maulid Nabi di Maros, Sulawesi Selatan dilakukan dengan cara mengarak ratusan paket makanan menggunakan lebih dari 50 unit perahu. Makanan itu Diarak sepanjang sungai.

Selain wujud kecintaan terhadap Nabi, perayaan yang dilakukan di sungai adalah sebagai bentuk rasa syukur warga atas nikmat sungai yang selama ini sebagai mata pencaharian mereka.

Berita Terbaru

Upaya Berantas Paham Radikalisme dan Terorisme, Aparat Keamanan Berhasil Tangkap 7 Teroris di Sulteng

Aparat keamanan Republik Indonesia (RI) terus berupaya untuk memberantas penyebaran paham radikalisme dan terorisme di Tanah Air. Upaya tersebut...
- Advertisement -

Baca berita yang ini