Sony Ganti Nama dan Akuisisi Banyak Game Developer

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Sony adalah raksasa elektronika yang turut mengubah dunia teknologi. Walkman dan PlayStation adalah contoh nyata karya mereka.

Sony didirikan tak lama setelah Perang Dunia II berakhir. Tepatnya setelah peristiwa bom Hiroshima dan Nagasaki. Pada 1946, Masaru Ibuka dan Akio Morita mendirikan perusahaan yang dinamai Tokyo Tsushin Kogyo alias Tokyo Telecommunications Engineering Corp, yang kemudian berganti menjadi Sony Corporation pada 1958 dengan kantor pusat di Sony City, Konan, Minato-ku, Tokyo, Jepang.

Namun, setelah berdiri selama 74 tahun. Kini Sony Corporation resmi berganti nama menjadi Sony Group. CEO Sony saat ini, Yoshida Kenichiro menyatakan, perubahan nama perusahaan itu bertujuan guna menggaet investor dan memanfaatkan keberagaman portofolio bisnis Sony yang kian hari kian berkembang.

Berawal dari perusahaan pembuat produk penanak nasi dan radio transistor. Kini Sony telah menjadi perusahaan elektronik raksasa di dunia yang memiliki sekitar 65% saham Sony Financial Holdings Inc., yakni perusahaan induk untuk bisnis jasa keuangan milik Sony dan berkantor pusat di Tokyo, Jepang juga.

Tahun 2019, Sony Corp (sebelum ganti menjadi Sony Group) membeli sisa saham Sony Financial melalui tender offer, sehingga Sony Corp 100% mengakuisisi Sony Financial.

Sony Financial sendiri memiliki aset senilai 14,5 triliun Yen. Ini menjadikannya lembaga keuangan domestik terbesar yang berafiliasi dengan perusahaan non-keuangan yang terdaftar di bursa. Sony Financial melaporkan laba bersih 171,09 miliar Yen pada tahun fiskal yang berakhir Maret 2020.

Setelah kabar ini sampai di pasar, Saham Sony Financial naik hampir 17% menjadi 2.412 Yen  sebelum perdagangan sahamnya ditangguhkan. Sementara saham Sony Corp naik 4%.

Langkah ini akan memungkinkan raksasa elektronik dan hiburan Jepang itu untuk memperkuat kehadirannya di bidang fintech untuk bersaing dengan raksasa teknologi global seperti Alibaba Group Holding Ltd dan Apple Inc.

Lalu, di tengah melambatnya bisnis game yang dialami Sony. Laporan laba perusahaan justru berbanding terbalik dengan perkiraan analis. Kinerja positif perusahaan didorong permintaan yang kuat terhadap sistem kamera multi-lensa untuk smartphone, mendorong penjualan sensor gambar perusahaan.

Sony diuntungkan dari penjualan smartphone yang lebih kuat oleh berbagai produsen, termasuk Huawei Technologies. Ini mengkompensasi kinerja bisnis gaming yang merosot karena game konsol PlayStation 4 yang telah berusia lebih dari enam tahun mendekati akhir masa pakainya.

Akan tetapi, melalui laporan korporasinya, disebutkan bahwa Sony melakukan penambahan dana investasi untuk mengakuisisi beberapa developer baru demi membangun Worldwide Studios agar bisa meningkatkan produksi game eksklusif miliknya.

Bulan Agustus 2019 lalu, Sony sudah mengakuisisi beberapa developer seperti Insomniac Games. Selain itu, ada juga developer Game Fortnite, Sucker Punch yang sebelumnya sempat merilis game eksklusif Ghost of Tsushima pada Juli 2019 serta Naughty Dog dan juga Pixelopus yang memang sudah diakuisisi sejak 2011 silam.

Akuisisi game developer dilakukan Sony untuk mempersiapkan berbagai game eksklusif untuk eksistensi PlayStation 5 (PS5) yang keluar pada 2020.

Reporter: Indah Utami

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

AMN Manado Bangkitkan Etos Pemuda Jadi Cendekia Cerdas dan Terhormat

Asrama Mahasiswa Nusantara (AMN) Manado membangkitkan etos para pemuda untuk menjadi cendekia yang cerdas dan terhormat, sehingga mereka terampil...
- Advertisement -

Baca berita yang ini