Serial Squid Game, Bukti Stratifikasi di Korea Selatan Begitu Tajam

Baca Juga

MATA INDONESIA, PYONGYANG – Situs propaganda Korea Utara mengatakan bahwa serial “Squid Game” mengekspos realitas budaya kapitalis Korea Selatan. Di mana korupsi dan bajingan tidak bermoral adalah hal biasa.

Situs Arirang Meari Korea Utara mengutip kritikus film Korea Selatan yang tidak disebutkan namanya mengatakan bahwa serial “Squid Game” menunjukkan adanya stratifikasi dalam masyarakat di Negeri Ginseng.

Dalam serial tersebut, kata kritikus Korea Selatan, masyarakat kalangan bawah yang tidak memiliki uang diperlakukan seperti layaknya bidak catur untuk para orang kaya atau biasa yang dikenal dengan istilah chaebol.

Dibuat di Korea Selatan, “Squid Game” merupakan serial bergenre thriller dan memiliki sembilan episode. Dalam serial tersebut diceritakan bahwa mereka yang kekurangan uang memainkan permainan anak-anak yang mematikan.

Namun, permainan tersebut memiliki hadiah yang fantastis, yakni uang senilai 45,6 miliar won! Dan serial ini sukses menjadi sensasi di seluruh dunia ketika dirilis pada September.

“Dikatakan bahwa itu membuat orang menyadari kenyataan menyedihkan dari masyarakat Korea Selatan yang kejam di mana manusia didorong ke dalam persaingan ekstrem dan kemanusiaan mereka sedang dimusnahkan,” kata artikel itu, melansir devdiscourse.com, Rabu, 13 Oktober 2021.

Korea Utara telah memberlakukan denda berat atau penjara bagi warganya yang kedapatan menikmati hiburan atau meniru cara orang Korea Selatan berbicara. Ini merupakan salah satu bentuk ‘peperangan’ sang pemimpin Kim Jong Un dalam menghalau pengaruh luar dan menyerukan hiburan lokal yang lebih baik.

Sebuah undang-undang pemikiran anti-reaksioner baru diberlakukan akhir tahun lalu, termasuk hukuman hingga 15 tahun di kamp penjara bagi mereka yang tertangkap menikmati hiburan Korea Selatan, menurut ringkasan aturan yang diperoleh Daily NK, sebuah situs web yang berbasis di Seoul.

Budaya Korea Selatan juga secara rutin dikritik di Korea Utara. Pada Maret, situs web Arirang Meari mengatakan bintang K-pop diperlakukan seperti budak oleh perusahaan agensi dan menjalani kehidupan yang menyedihkan di Selatan.

Pada Februari 2020, sebuah surat kabar pro-Korea Utara yang berbasis di Jepang memuji film Korea Selatan pemenang penghargaan Academy Awards “Parasite”, menyebutnya sebagai mahakarya yang secara gamblang mengungkap realitas kesenjangan kaya-miskin di Korea Selatan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Putusan MK Mengikat dan Final, Semua Pihak Harus Terima Lapang Dada

Mahkamah Konstitusi (MK) telah menyelesaikan sidang sengketa hasil pemilihan presiden dan wakil presiden 2024. Keputusan yang diambil oleh Mahkamah...
- Advertisement -

Baca berita yang ini