Penelitian Terbaru: Jaga Jarak 2 Meter Tak Lagi Aman dari Corona

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Penelitian terbaru mengungkap fakta mengejutkan. Aturan jaga jarak 2 meter yang selama ini direkomendasikan WHO untuk mencegah penularan covid-19 dinilai sudah tidak aman lagi.

Pasalnya, penelitian terbaru mendapati fakta bahwa virus corona dapat bertransmisi hingga tiga kali jarak atau sejauh 6 meter dalam hitungan detik.

Dilansir dari South China Morning Post, penelitian terbaru ini sudah dipublikasikan di jurnal da diterbitkan pad Selasa lalu dengan judul Physics of Fluidf. Jurnal tersebut ditulis oleh peneliti Talib Dbouk dan Dimitris Drikakis dari Universitas Nicosia Cyprus.

Dalam jurnal penelitian tersebut dijelaskan bahwa jarak 2 meter sudah tidak aman lagi untuk kondisi saat ini.

Droplets atau percikan dapat sampai ke objek tubuh berikutnya dalam waktu 15 detik dan dapat menempel di bagian pinggang ke bawah manusia. Hal ini semakin berisiko di tengah ruang terbuka dimana ada angin bertiup.

“Saat orang batuk, lalu angin berhembus, kecepetan dan jangkauan jarak virus semakin luas. Ini sangat berpengaruh dalam penularan virus melalui udara,” tulis para peneliti tersebut.

Penelitian ini dilakukan berdasarkan hitungan model komputasi dinamika cairan berjarak dari tetesan saliva manusia di berbagai kondisi udara dan cuaca. Para peneliti juga kerap menemukan droplets dapat menjangkau jarak 6 meter dalam waktu lima detik dengan kondisi kecepetan angin sekitar empat kilometer perjam.

Namun, dengan angin yang lebih kencang, sekitar 16 km per jam, virus bisa menular ke manusia dengan jarak enam meter dalam waktu 1,6 detik.

“Temuan kami ini menyimpulkan bahwa jarak dua meter sudah tak cukup karena tergantung kondisi lingkungan,” kata para peneliti.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Produksi Sampah Capai 65 Ton selama Lebaran, WALHI Jogja Ingatkan Penanganan Jangan hanya Menumpuk

Mata Indonesia, Yogyakarta - Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) DIY mencatat peningkatan sebanyak 65 ton sampah di Kota Yogyakarta, Sleman, dan Bantul selama periode 8-15 April 2024 atau masa lebaran. Persoalan sampah di DIY ini juga diingatkan oleh WALHI agar Pemda mencari penanganan lanjutan ke depan.
- Advertisement -

Baca berita yang ini