Kreatif! Tiga Pelajar di Ponorogo Ciptakan Alat Deteksi Pengemudi Motor di Bawah Umur

Baca Juga

MATA INDONESIA, PONOROGO – Larangan bagi anak-anak yang belum cukup umur untuk mengemudikan motor ikut menjadi perhatian tiga pelajar di Ponorogo, Jawa Timur. Ketiga pelajar itu adalah Andrian Rahman, Fanki Agrindatama, dan Maulana Bintang Pratama.

Berkat kreativitas mereka, terciptalah alat khusus yang bikin seseorang di bawah umur tidak bisa menyalakan sepeda motor. Alat itu merupakan pendeteksi SIM dan KTP berbasis Radio Frequency Identification (RFID) yang dipasang di motor dan terkoneksi dengan mesin.

Bahkan hasil karya mereka ini berhasil menyabet juara pertama Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia SMP Tingkat Nasional Bidang Ilmu Teknik dan Rekayasa.

RFID yang diletakkan di depan instrument cluster bekerja memindai chip SIM atau KTP. Hanya nomor SIM atau KTP yang sudah dikenali sistem yang bisa menyalakan mesin. Hal ini disebut berguna biar orang tua bisa mengontrol anak-anaknya tidak mengendarai motor sembarangan.

“Cara kerja alat kami adalah (perlu) scan dengan KTP (agar) sepeda motor bisa di-starter. Hal tersebut akan meminimalisir pengendara sepeda motor di bawah umur karena mereka belum memiliki KTP ataupun SIM,” kata Andrian, Jumat 7 Februari 2020 melansir CNNIndonesia.

Menurut Andrian, untuk membuat alat ini, ia dan keduanya temannya menghabiskan dana sekitar Rp 250.000. Alat tersebut diciptakan untuk mengurangi jumlah kecelakaan motor akibat pengendara belum cukup umur dan mencegah tindak pencurian sepeda motor. Mereka juga berharap alat ini bisa dipatenkan dan diproduksi massal.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pilkada Kota Jogja Mulai Disorot, Heroe Poerwadi Akhirnya Diusung PAN, Budi Waljiman Dikawal Gerindra

Mata Indonesia, Yogyakarta - Persiapan untuk Pilkada pada pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Jogja mulai memanas. Beberapa figur telah muncul sebagai calon potensial dari berbagai partai politik, di antaranya adalah Heroe Poerwadi dan Budi Waljiman.
- Advertisement -

Baca berita yang ini