Kendala Generasi Milenial ketika WFH

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Generasi masa kini, yang juga dikenal sebagai generasi milenial ternyata mengalami kesulitan ketika harus bekerja dari jarak jauh. Sebagaimana diketahui, pandemi yang masih mengintai bumi membuat banyak perusahaan dan bisnis menerapkan model kerja work from home atau wfh.

Dengan meningkatnya ketergantungan pada teknologi, membuat kaum milenial dihadapi masalah serius, yakni kesehatan dan kurang fokus dalam bekerja. Melansir Times of India, berikut kendala yang dihadapi generasi milenial ketika wfh.

Hanya 60 persen milenial yang merasa produktif selama wfh

Generasi milenial menghadapi masa sulit dengan bekerja dari rumah. Mereka merasa kurang terhubung dengan tim dan atasan mereka, sehingga sulit berkomunikasi dengan bos dan rekan kerja.

Koneksi virtual mungkin terbukti efisien dalam situasi tertentu. Akan tetapi, sama sekali tidak efektif dan tidak membantu para milenial, terutama ketika berinteraksi dengan tim secara langsung.

Meningkatkan perasaan cemas

Dilaporkan bahwa kaum milenial merasa jauh lebih cemas dan terkuras saat harus bekerja dari rumah. Kurangnya komunikasi menimbulkan kecemasan, keraguan diri, tanda-tanda depresi, dan masalah harga diri.

Sebagian besar dari mereka sangat meragukan kemampuannya sebagai individu pekerja karena seringkali mereka tidak mendapatkan status laporan pekerjaannya.

Tak ada atasan di saat genting

Dapat dimengerti bahwa manajer tim dan atasan tidak dapat berada di sekitar setiap saat, untuk menjaga karyawannya karena tekanan dan permintaan akan pekerjaan yang lebih tinggi dibandingkan ketika bekerja di kantor.

Namun, kaum milenial menghadapi beban paling berat karena mereka tidak memiliki sosok pembimbing yang dapat membantu mereka ketika keadaan menjadi sulit. Mereka juga tidak dapat berkomunikasi secara bebas dengan manajer mereka.

Domain kerja tidak cukup baik

Kaum milenial memiliki masalah yang lebih besar saat bekerja dari rumah karena bagi sebagian orang, tinggal di rumah sepanjang waktu bersama keluarga dapat menjadi ancaman serius bagi privasi mereka.

Lebih lanjut, mereka mungkin berdesakan di ruangan kecil, sementara bekerja sepanjang hari untuk memenuhi tuntutan produktivitas yang lebih tinggi. Studi di seluruh dunia menunjukkan bahwa kaum milenial menghadapi masalah terbesar dalam beradaptasi dengan lingkungan mereka, dengan orang tua, dan keluarga yang terkadang menghalangi kemandirian dan kebebasan mereka. Sederhananya, ‘rumah mereka membuat mereka gila.’

Kebutuhan untuk merasa terkendali

Terjebak di rumah dan komunikasi yang tidak memadai dengan teman sebaya, kaum milenial ini membenci perasaan tidak memegang kendali. Generasi dewasa ini memiliki kebutuhan yang lebih tinggi untuk mengontrol tetapi karena gangguan di lingkungan mereka saat ini, mereka kehilangan fokus dan konsentrasi. Mereka menganggap periode ini sebagai momen krisis di mana mereka kehilangan tahun-tahun puncak aktivitas dan produktivitas kerja.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Produksi Sampah Capai 65 Ton selama Lebaran, WALHI Jogja Ingatkan Penanganan Jangan hanya Menumpuk

Mata Indonesia, Yogyakarta - Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) DIY mencatat peningkatan sebanyak 65 ton sampah di Kota Yogyakarta, Sleman, dan Bantul selama periode 8-15 April 2024 atau masa lebaran. Persoalan sampah di DIY ini juga diingatkan oleh WALHI agar Pemda mencari penanganan lanjutan ke depan.
- Advertisement -

Baca berita yang ini