Kebanyakan Micin Bikin Bodoh, Benarkah? Ini Faktanya

Baca Juga

MATA INDONESIA JAKARTA – ‘Generasi micin’, belakangan banyak orang menyebut jika kebanyakan mengkonsumsi micin atau penyedap rasa MSG membuat orang jadi bodoh, sebenarnya itu mitos atau fakta?

Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) telah mengategorikan MSG sebagai makanan yang aman, tidak ada yang benar-benar pasti di dunia sains. Penelitian soal micin pun terus dilakukan untuk benar-benar memastikan keamanannya.

Penyedap rasa atau yang lebih akrab dengan sebutan micin ternyata memiliki kandungan monosodium glutamat yang terdiri dari air, natrium, dan glutamat. Glutamat yang juga terkandung dalam susu, keju, daging, ikan, dan beberapa sayuran adalah zat penting yang dapat mengubah rasa makanan jadi lebih nikmat.

Dilansir dari laman Hellosehat, dr Ivena menulis bahwa kandungan asam glutamat itu dapat membuat sel-sel saraf otak lebih aktif dan membuat makanan menjadi lebih lezat. “Selama ini kebanyakan efek samping yang dilaporkan setelah mengonsumsi makanan yang mengandung MSG memang terjadi pada sistem saraf di otak. Karena itu, MSG secara tidak langsung bisa membuat seseorang jadi lemot,” tulisnya seperti dilansir Minggu 24 Februari 2019.

“Lemot” atau lemah otak adalah istilah yang dipilih dr Ivena untuk menggambarkan penurunan fungsi kognitif otak, bukan bodoh ya. Fungsi kognitif otak antara lain berpikir logis, mengambil keputusan, merekam informasi ke dalam ingatan, menyelesaikan masalah, dan menjaga konsentrasi. Mungkin akan timbul pertanyaan, apa hubungan penyedap rasa dengan kemampuan otak manusia? Dokter Ivena mengatakan, otak memiliki banyak saraf yang bertugas menerima berbagai macam rangsangan.

Saraf yang bertugas menerima rangsangan disebut reseptor yang jumlahnya ada di bagian hipotalamus otak. “Nah, glutamat dalam penyedap rasa punya banyak reseptor yang ada di hipotalamus. Karena itu, efek kebanyakan glutamat di otak bisa membahayakan. Reseptor-reseptor dalam otak jadi terangsang secara berlebihan akibat kadar glutamat yang tinggi. Bila terus-terusan terjadi, alhasil aktivitas reseptor yang berlebihan malah bisa sebabkan kematian neuron,” ujarnya.

Padahal, neuron yang merupakan sel-sel saraf berperan penting untuk menjalankan fungsi kognitif otak. Kematian neuron berarti fungsi kognitif otak turun dan menyebabkan seseorang menjadi lemot. Tulisan yang datanya ditelaah dr Yusra Firdaus itu juga menyebutkan bahwa monosodium glutamat memiliki efek buruk lain bagi sistem saraf. Dampaknya menyebabkan sakit kepala, insomnia, dan kelelahan.

“Monosodium glutamat juga dapat menimbulkan gejala-gejala depresi dan kecemasan. Hal-hal tersebut tentu dapat memengaruhi kinerja seseorang dan dapat berdampak negatif,” paparnya. Oleh karena itu, mereka pun menyarankan untuk tidak mengonsumsi banyak MSG atau micin.

Meski dampak yang ditimbulkan tidak terjadi dalam sekejap, tetapi jika Anda menambahkan MSG dalam makanan sehari-hari, maka lama-lama efeknya juga akan menumpuk. Mereka menyarankan, lebih baik untuk menggunakan rempah-rempah alami sebagai pengganti micin, misalnya kunyit, jahe, lada, cengkeh, kayu manis, kemiri, dan ketumbar.

So, micin aman untuk dikonsumsi asal dalam takaran penggunaan secukupnya ya guys. (Tisa)

Berita Terbaru

Putusan MK Mengikat dan Final, Semua Pihak Harus Terima Lapang Dada

Mahkamah Konstitusi (MK) telah menyelesaikan sidang sengketa hasil pemilihan presiden dan wakil presiden 2024. Keputusan yang diambil oleh Mahkamah...
- Advertisement -

Baca berita yang ini