Ini Nilai Penting Gunung Merapi bagi Keraton dan Masyarakat Yogyakarta

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Gunung Merapi begitu penting bagi keraton Yogyakarta dan ditetapkan menjadi salah satu titik sumbu filosofi Daerah Istimewa Yogyakarta yang menghubungkan Keraton dan Samudra Hindia di selatannya.

Sumbu filosofi itu juga melewati Panggung Krapyak yang menjadi titik paling tengah sumbu, ke utara mengarah Gunung Merapi dan ke selatan mengarah Pantai Parangtritis atau Samudra Hindia.

“Nilai filosofis dari Panggung Krapyak ke utara adalah perjalanan manusia sejak dilahirkan hingga dewasa, menikah sampai melahirkan anak. Sementara dari Tugu Pal Putih ke selatan melambangkan perjalanan manusia untuk menghadap Sang Khalik,” begitu Sri Sultan Hamengkubuwono X pernah menjelaskan.

Begitu pentingnya Gunung Merapi bagi masyarakat Yogyakarta sehingga Keraton mengutus seorang juru kunci untuk mengawasinya. Tujuannya agar manusia menghormati gunung tersebut.

Salah satu tugas besar juru kunci Merapi adalah melakukan Labuhan Merapi yang dilakukan setiap tahun di Bulan Rajab menurut kalender Jawa.

Labuhan itu dilakukan atas perintah raja yang merupakan kepala pemerintahan, kepala kerajaan dan pemangku adat. Juru kunci Merapi memimpin do’a pada acara tersebut.

Labuhan Merapi adalah upacara adat Keraton Yogyakarta atas dasar pengungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena sudah memberi rezeki dan nikmat pada masyarakat khususnya di sekeliling gunung atas tanda penghormatan bagi leluhur yang menjaga Gunung Merapi.

Salah satu juru kunci Merapi ternama adalah Mbah Maridjan yang juga menyerahkan nyawa kepada gunung yang dijaganya tersebut saat terjadi letusan besar 26 Oktober 2010.

Namun, rasa hormat mereka terhadap Merapi menuntut harus memiliki juru kunci sehingga menunjuk anak ke-4 Mbah Maridjan, Mbah Asih sebagai pengganti ayahnya.

Makna juru kunci bagi Merapi memang penting, apabila tidak ada juru kunci maka para pendaki tak akan mendapat informasi seputar gunung paling aktif di Jawa tersebut.

Biasanya, kuncen memberi tahu mengenai apa yang dilarang, tentang jalur pendakian, bahkan hingga melakukan penyelamatan.

Salah satu ilmu yang ditinggalkan Mbah Maridjan adalah Ilmu Titen (kepekaan terhadap tanda-tanda alam gunung tersebut).

Tugas juru kunci itu juga memberi informasi kepada penduduk sekitar jika ada aktifitas dari Merapi yang membahayakan sehingga meminimalkan korban nanti.

Seseorang ditunjuk sebagai juru kunci juga tidak sembarangan. Umumnya berasal dari anggota abdi dalem yang langsung diangkat oleh Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. (Annisaa Rahmah)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Upaya Berantas Paham Radikalisme dan Terorisme, Aparat Keamanan Berhasil Tangkap 7 Teroris di Sulteng

Aparat keamanan Republik Indonesia (RI) terus berupaya untuk memberantas penyebaran paham radikalisme dan terorisme di Tanah Air. Upaya tersebut...
- Advertisement -

Baca berita yang ini