Ilmuwan Kembangkan Pil Kesepian, Apa Manfaatnya?

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA-Setiap orang pernah mengalami kesepian. Bahkan masyarakat di dunia juga mengalaminya, seperti dialami warga Amerika yang merasa terisolasi setiap waktu. Tak hanya itu setengah juta warga Jepang juga dilaporkan menderita kondisi ini.

Seorang peneliti di AS memiliki jawaban atas masalah kesepian yang ‘mewabah’, dalam bentuk sebuah pil.

Stephanie Cacioppo, Direktur Brain Dynamics Lab di University of Chicago Pritzker School of Medicine, sedang menelitii sebuah pil yang diharapkan dapat mencegah seseorang mengalami kesepian kronis.

“Kesepian meningkatkan risiko kematian hingga 26 persen. Lebih parah dari obesitas. Ia juga dapat menular seperti wabah,” katanya.

Meski mendapat kritik karena menciptakan pil untuk mengatasi kesepian, tapi Cacioppo menegaskan bahwa obat tersebut hanya dikonsumsi sebagai ‘penyelamat’ di waktu genting, bukan solusi jangka panjang.

“Pil ini akan sangat membantu untuk mencegah bunuh diri. Bukan pengganti kehidupan sosial yang lebih sehat,” katanya.

Lalu seperti apa sebenarnya pil ini? Cacioppo berfokus pada normalisasi kadar allopregnanolone yang secara alami memproduksi neurosteroid di dalam tubuh. Senyawa tersebut dapat mengatasi beberapa perubahan biologis yang berhubungan dengan kesepian di otak.

Pil tersebut, lanjut Cacioppo, berbeda dengan obat antidepresan yang ada saat ini. Ia menargetkan kesepian dengan lebih spesifik. Stres keuangan, hidup sendiri, kehidupan rumah tangga yang tidak bahagia, serta kurangnya interaksi sosial, merupakan penyebab utama kesepian.

“Kami melihat puncak kesepian dirasakan pada mereka yang kesulitan terhubung dengan orang-orang di sekitarnya,” katanya.

Berita Terbaru

Seluruh Pihak Harus Terima Hasil Putusan Sidang MK

Mahkamah Konstitusi (MK) mengumumkan hasil sidang putusan perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pilpres 2024 di ruang sidang lantai...
- Advertisement -

Baca berita yang ini