MATA INDONESIA, JAKARTA – Paltform nonton streaming, Netflix beberapa waktu lalu merilis serial bergenre komedi romantis, ‘Emily in Paris’. Series yang dibintangi Lily Collins itu rilis pada 2 Oktober 2020 lalu.
Baru seminggu tayang, serial tersebut sudah menuai banyak kritikan. Pasalnya, serial yang berlatarkan kota romantis ini disebut-sebut menghina ibu kota Prancis tersebut.
‘Emily in Paris’ menceritakan karakter Emily Cooper (Lily Collins), menjadi perwakilan perusahaan Amerika Serikat yang mempunyai anak perusahaan di Paris. Dengan gaya khas pekerja Amerika, Emily mengurusi strategi media sosial para klien.
Meskipun ‘Emily in Paris’ dimaksudkan menggambarkan kehidupan di ibu kota Prancis itu, ternyata serial tersebut dinilai banyak memainkan kesan yang dibuat-buat. ‘Emily in Paris’ secara tidak langsung mengklaim kota Paris dipenuhi dengan pria genit. Tentunya hal ini merusak reputasi kota Paris sebagai kota paling romantis di dunia.
Selain itu, gaya hidup karakter Emily juga menjadi sorotan. Pilihan outfit seperti mengenakan sepatu hak stiletto dan gaun koktail, dianggap tidak realistis di jalanan Paris.
Tak cuma persoalan melenceng tentang kota Paris, ‘Emily in Paris’ ini disebut memiliki vibes yang mirip dengan serial ‘Sex and the City’. Pasalnya kedua seri itu menggunakan desainer kostum yang sama. Sepanjang seri, Emily didandani dengan berbagai gaya dan pakaian yang dapat dibandingkan dengan gaya terkenal Carrie Bradshaw.
Pada akhirnya, serial tersebut berujung pada kritikan dan kecaman para warganet atas kekurangan yang ada di serial tersebut. Dilansir dari Independent, banyak dari mereka yang berkomentar pedas mengenai serial itu.
“Sulit untuk tidak menghilangkan gagasan bahwa Netflix melihat lebih banyak masa depan dalam menonton kebencian konsumen ‘Emily di Paris’,” komentar seorang jurnalis, dilansir dari Independent.
“Netflix menghapus ‘GLOW’ dan memberi kami ‘Emily di Paris’ adalah langkah nyata tahun 2020,” kata penggemar mengkomentari serial tersebut.
