Chikungunya, Penyakit yang Sempat Gempar di Indonesia

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Chikungunya pernah menjadi sebuah penyakit yang menggemparkan di Indonesia pada tahun 2003. Penyakit ini mirip dengan Demam Berdarah Dengue (DBD) karena dibawa oleh jenis nyamuk Aedes Aegypt serta memiliki gejala yang relatif mirip.

Virus penyebab Chikungunya yaitu CHIKV umumnya dibawa oleh nyamuk dengan famili Culicidae diantaranya Genus Aedes Spesies aegypti dan albopictus. Nyamuk jenis ini umumnya memiliki siklus hidup yang singkat. Nyamuk dewasa jantan bisa hidup selama 6-7 hari, sementara betina selama 14 hari.

Biasanya nyamuk ini bersarang di tempat penampungan air di sekitar rumah. Tempat seperti vas bunga yang berisi air bisa menjadi tempat perkembangbiakan jentik nyamuk ini.

Selain itu, hal penting lainnya yakni gejala penyakit Chikungunya tidak sefatal DBD. Mengingat penyakit ini tergolong self limiting disease atau penyakit yang dapat sembuh sendiri. Meski demikian perawatan medis tetap diperlukan untuk membantu proses penyembuhan.

Adapun gejala awal Chikungunya yaitu meliputi demam selama lima hari dan disertai sakit persendian. Akibatnya, pasiennya sering mengalami kelumpuhan karena efek dari proses perkembangbiakan virus dalam darah. Namun kelumpuhan ini bersifat sementara.

Menurut Kemenkes, salah satu gejala chikungunya umumnya meliputi nyeri sendi di pergelangan tangan dan kaki yang berlangsung lama. Bahkan nyeri sendi bisa berlangsung selama satu minggu.

Meski dinilai sebagai penyakit yang bisa sembuh sendiri namun perawatan medis yang dibantu dokter bisa membuat proses kesembuhan lebih cepat.

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Harga Daging Sapi di Bantul mulai Turun, Ini yang jadi Penyebabnya

Mata Indonesia, Bantul - Setelah Lebaran, harga daging sapi di Bantul mulai mengalami penurunan secara perlahan. Nur Wijaya, Lurah Pasar Niten, membenarkan hal tersebut dengan mengatakan bahwa pada 15-16 April 2024, harga daging sapi sudah stabil.
- Advertisement -

Baca berita yang ini