Beberapa Perempuan Merasa Bersalah Melakukan Seks Pranikah, Ini Alasannya

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Perdebatan apakah seks pranikah itu bermoral atau tidak sepenuhnya tergantung pada perspektif orang. Di beberapa bagian dunia, berhubungan seks sebelum menikah tidak dipandang sebelah mata.

Sementara di negara dan masyarakat yang relatif konservatif, seks pranikah dianggap sebagai dosa di mata Tuhan, yang membuat orang merasa bersalah karena melakukan aktivitas seksual dengan kekasihnya.

Selama berabad-abad, perempuan dianugerahi konsep keperawanan yang berkolerasi dengan kemurnian tubuh mereka. ‘Tubuh seorang perempuan hanya murni sampai dia menyerahkan dirinya kepada seorang pria sebelum menikah.’

Gagasan di atas telah banyak diikuti oleh orang-orang di seluruh negara di mana perempuan diajari untuk melindungi keperawanan mereka dan hanya menyerahkan diri kepada suaminya setelah menikah.

Dan pernikahan, menjadi ikatan suci dari semua hubungan yang membenarkan seks sebagai ritual pernikahan yang digunakan untuk memuaskan kedua pasangan dan juga sebagai cara untuk meneruskan garis keturunan.

Pada zaman kuno, pria diizinkan untuk menikmati beberapa hubungan seksual dengan perempuan lain. Namun, konsep tersebut tak lagi berlaku bagi kehidupan manusia pada jaman modern.

Di banyak bagian dunia, perempuan telah diajari bahwa hal terpenting yang dapat mereka lakukan adalah menikah dan memulai sebuah keluarga. Tetapi seiring berjalannya waktu, perempuan mengambil kendali atas hidup, karier, pilihan, dan tubuh mereka.

Perempuan masa kini menjalin hubungan dan terlibat dalam hubungan fisik dengan pasangan mereka karena mereka ingin melakukannya. Dan karena pembatasan seks pranikah mengikat mereka dari pilihan mereka sendiri, perempuan telah meronta-ronta klaim chauvinistik ‘kemurnian tubuh’ untuk membuktikan klaim mereka atas tubuh mereka sendiri.

Tapi tetap saja, kepercayaan umum bahwa kesucian dan kemurnian adalah dasar dari kebajikan perempuan telah membuat banyak perempuan merasa bersalah karena berhubungan seks sebelum menikah.

Para perempuan ini merasa malu setelah menanggalkan pakaian mereka, alih-alih menikmati waktu mereka di tempat tidur dengan pasangan mereka yang luar biasa. Dan seks atau bercinta, meski senatural mungkin, dipandang rendah.

Ada juga peran Tuhan dan keyakinan agama yang menyebabkan rasa malu untuk melakukan sesuatu yang tidak bermoral. Banyak perempuan menyatakan rasa takut akan murka Tuhan sebagai alasan pertama untuk menghindari segala jenis hubungan fisik dengan pasangan mereka sebelum menikah.

Jadi, kaum perempuan ini bahkan tidak bisa terbuka tentang hal-hal yang mereka inginkan dalam hubungan seksual. Untuk itu, perempuan sering dituntun untuk tunduk di tempat tidur, hanya karena menyuarakan kebutuhan seksual mereka akan menambah peluru lain pada rasa malu dan rasa bersalah.

Sayangnya, “Saya ingin merasa seksi” bukanlah hal yang bisa dirasakan beberapa perempuan.

Keyakinan usang telah mendarah daging dalam pikiran perempuan sedemikian rupa sehingga mereka merasa tidak berdaya atas tubuh mereka sendiri. Hampir enggan, mereka membiarkan laki-laki mengambil alih kendali bahkan jika keinginan untuk membangkitkan seksual mungkin berteriak untuk dilepaskan.

Rasa bersalah ini telah menjadi bagian dari perempuan selama bertahun-tahun, dan bahkan sekarang, seperti dilansir Times of India.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Program AMANAH Kembangkan SDM Muda Kelola Potensi Kekayaan Aceh

Program Aneuk Muda Aceh Unggul dan Hebat (AMANAH) mampu mengembangkan kualitas sumber daya manusia (SDM) muda di Tanah Rencong...
- Advertisement -

Baca berita yang ini