Usianya Masih Muda, Orang ini Sukses di Dunia Bisnis

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Saat ini, anak muda sudah banyak yang sukses di berbagai bidang, termasuk bisnis. Teknologi juga dapat menjadi faktor yang memengaruhi. Kaum milenial banyak mencoba berbagai tantangan baru, hingga mereka meraih kesukseskan di usia muda.

Menjadi pengusaha memang tidak gampang, tetapi mereka mampu bertahan hingga berhasil menghasilkan omzet sampai ratusan juta bahkan lebih. Menjadi pengusaha yang sukses juga dibutuhkan tenagah, ketekunan, kesabaran, uang dan waktu yang lama. Namun, mereka tidak perlu menunggu hingga tua untuk mendapat kesuksesan.

Beberapa orang ini sukses di usianya yang masih muda.

Nurul Amin Iskandar

Di masa pandemik covid-19, Nurul Amin diberhentikan dari pekerjaannya. Namun hal itu tak membuat dia frustasi. Amin mengajak pemuda di desanya, di Dusun Paten, Sleman, Yogyakarta untuk membuat wastafel portabel bermodalkan pedal kaki. Berawal dari hanya untuk warga sekitar, namun lama-lama ia mendapatkan pesanan dari luar desa.

Permintaan semakin meningkat, setiap hari ia memproduksi 10-15 wastafel, hingga sekarang total hingga 350 unit. Satu wastafel berharga Rp 750 ribu hingga Rp1 juta. Saat ini sudah banyak konsumen dari institusi pemerintahan dan universitas.

Ali Muharam

Ia lahir dari keluarga pengepul barang bekas. Setelah ayahnya meninggal Ali harus mencari uang untuk kebutuhan sehari-harinya, ia pernah berjualan kantong plastik di pasar. Setelah lulus SMA, ia merantau ke Jakarta dan menjadi penjaga kantin di pusat perbelanjaan di daerah Cinere dan hanya digaji Rp 5 ribu tiap harinya.

Ia juga mencoba bekerja di berbagai tempat, salah satunya di event organizer. Lalu pada 2008-2011, ia mencoba menjadi penulis skenario sinetron. Ali memutuskan untuk menjual macaroni di tahun 2014. Uniknya, ia menamai brand-nya dengan “Ngehe” karena untuk mengingatkannya agar tidak kembali di kehidupan lama yang pahit.

Saat ini, ia memiliki banyak cabang di berbagai kota Indonesia, omzet yang diraih tiap bulannya mencapai Rp 6 miliar.

Yasa Paramitha Singgih

Yasa terpaksa terjun ke dunia bisnis karena kondisi keluarganya. Ia lahir dari keluarga yang tidak memiliki harta berlimpah. Saat itu, ayahnya harus dioperasi karena mengidap penyakit jantung dan tidak memiliki uang yang cukup untuk melakukan operasi. Ia harus memutar otak untuk menghasilkan uang sendiri.

Yasa tidak memiliki modal besar yang saat itu masih berusia 16 tahun dam masih duduk di bangku SMA, ia memanfaatkan Blackberry Messenger dan Kaskus untuk menjadi reseller secara online. Setiap hari ia harus naik angkot untuk mengambil kaus di Tanah Abang.

Bisnisnya pun semakin sukses, akhirnya ia memutuskan untuk memiliki brand sendiri dan menamainya dengan Men’s Republic yang menjual kebutuhan laki-laki. Ia memiliki lima toko yang tersebar di Jabodetabek dengan omset ratusan juta rupiah.

Reza Nurhilman

Reza adalah seorang CEO Keripik Singkong Maicih, sebelum menjadi CEO ia bekerja serabutan. Setelah lulus SMA, reza tidak melanjutkan ke perguruan tinggi, dan memilih untuk mengikuti seminar-seminar.

Akhirnya, ia memilih untuk membuka usaha. Segala usaha ia geluti mulai dari berjualan pupuk, hingga barang elektronik dari tahun 2005-2009. Ia terbiasa hidup sendiri lantaran orangtuanya sudah bercerai sejak ia masih kecil.

Pada tahun 2008, ia pergi ke Cimahi bersama temannya. Di Cimahi, ia bertemu dengan nenek membuat keripik pedas. Nah, dari ini ia terinspirasi untuk menjual keripik. Modal awalnya Rp 15 juta untuk 50 bungkus sehari, dalam beberapa bulan pesanannya meningkat menjadi dua ribu bungkus per hari.

Hingga saat ini, ia mampu menjual 75 ribu bungkus keripik per hari dengan omzet puluhan miliar per bulan.

Billy Margono

Billy adalah owner sekaligus founder Gama Food Center. Selain itu, ia juga menjadi pemimpin Gama Group.

Awalnya ia berbisnis dengan menciptakan minuman kemasan yang pernah terkenal pada tahun 2017, yaitu Pam-Pam Thai Tea. Saat baru lulus dari Australia, ia bingung bagaimana ia memulai bisnisnya.

Billy meyakinkan dirinya dan menjual emping melinjo dengan desain dan rasa yang menarik. Lalu, ia mendirikan bisnis kuliner lagi, yakni  Ayam Geprek Bossque. Billy yakin hampir semua orang menyukai olahan ayam, termasuk ayam geprek.

Tanpa diduga, bisnisnya pun meningkat lebih cepat. Berkat keuletan dan kerja kerasnya, sekarang ia memiliki beberapa bisnis yang masih ia jalankan hingga saat ini. Akhirnya, ia mendirikan Gama Food Center dan menjadi pemimpin Gama Group.

Hamzah Izulhaq

Ia mendirikan bimbingan belajar (bimbel) di tahun 2011 dan berkembang dengan pesat. Hingga sekarang usahanya pun bukan hanya bimbel saja, tapi usaha kerajinan sofa ia geluti dengan nama merek Pikanto, dan beberapa usaha kecil-kecilannya di Jawa Barat.

Saat ia masih duduk di bangku SD, ia sudah berjualan berbagai macam mainan, seperti kembang api, kelereng dan petasan yang dijual di pinggir jalan. Saat usia remaja pun ia berjualan koran hinga menjadi ojek. Berkat ketekunannya, kini ia melebarkan sayapnya di dunia properti dan menjadi CEO PT Hamzah Indonesia.

Atina Maulia

Ia mengawali bisnisnya dengan berjualan hijab secara online. Kakaknya, Intan Kusuma Fauzia mendapatkan tugas membuat bisnis sebagai syarat kelulusannya. Akhirnya, Atina menjalani bisnis ini berdua dengan kakaknya.

Ia memproduksi sendiri hijabnya. Ia bisa menjual hijabnya mencapai 3.500 potong hijab setiap bulan. Ia menamai brand-nya dengan Vanila Hijab. Kini, bisnisnya populer dikalangan anak muda.

Keisha dan Karina

Dua bersaudara ini memulai bisnisnya saat Keisha masih berumur 17 tahun. Dua-duanya sangat kompak dalam menjalankan bisnis. Mereka menggeluti bisnisnya di bidang kue, awalnya Keisha dan Karina berjualan kue hanya untuk iseng saja.

Sejak 2011, mereka mulai serius dalam menekuni bisnisnya dengan nama brand-nya, Dulcet Pettuserie dengan omzet mencapai ratusan juta rupiah. Kue yang dijualnya aman dikonsumsi untuk orang yang vegan dan aman bagi orang yang intoleransi gluten.

Dea Valencia

Dea membuka bisnis batik, yaitu Batik Kultur. Ia memberanikan dirinya menggeluti bisnis ini karena banyak yang berkata jika memakai batik membuat penampilan terlihat tua. Dalam desainnya, ia menawarkan desain yang sesuai dengan anak muda. Jadi, tidak perlu merasa takut penampilannya terlihat tua. Omzetnya bisa mencapai ratusan juta per bulan.

Reporter: Laita Nur Azahra

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Seluruh Pihak Harus Terima Hasil Putusan Sidang MK

Mahkamah Konstitusi (MK) mengumumkan hasil sidang putusan perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pilpres 2024 di ruang sidang lantai...
- Advertisement -

Baca berita yang ini