Ternyata Ekonomi Indonesia Jauh Lebih Baik dari Thailand di Masa Pandemi

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Pandemi corona (covid-19) ikut berimbas bagi kondisi ekonomi dunia. Ekonomi Indonesia pun tak luput dari paparan pandemi ini.

Meski banyak pihak yang menilai kondisi ekonomi Indonesia tengah memburuk. Namun sebenarnya masih jauh lebih baik dari negara ASEAN lain seperti Thailand.

Sebagai perbandingan, di kuartal II tahun 2020, kondisi ekonomi Indonesia cuma terkontraksi 5,3 persen YoY. Bahkan pada kuartal I, masih mampu tumbuh 2,97 persen.

Penyebab minusnya ekonomi tanah air disebabkan oleh konsumsi rumah tangga yang memiliki porsi 57,85 persen dari PDB tumbuh minus 5,51 persen.

Lalu ekspor yang memegang porsi 15,69 persen PDB tumbuh minus 11,66 persen. Impor dengan porsi 15,52 persen tumbuh minus 16,96 persen. Konsumsi pemerintah dengan porsi 8,67 persen dari PDB tumbuh minus 6,9 persen. Konsumsi Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) dengan porsi 1,36 persen tumbuh minus 7,76 persen.

Sementara kondisi ekonomi Thailand menyusut hingga 12,2 persen di kuartal II 2020. Kontraksi ekonomi itu menjadi yang terparah dalam 22 tahun terakhir. Sementara di kuartal sebelumnya, sudah tercatat -1,8 persen. Dengan demikian, ekonomi Thailand sebenarny sudah masuk resesi karena minus dalam dua kuartal berturut-turut.

Jika dirinci hancurnya ekonomi negara berjuluk Gajah Putih ini karena ekspor menyusut hingga 28,3 persen pada kuartal II 2020, dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Kemudian, investasi swasta juga turun 15 persen. Hal tersebut disebabkan karena para pelaku usaha memilih menghentikan atau menunda investasi karena khawatir terhadap penurunan permintaan masyarakat.

Sementara itu, konsumsi swasta di Thailand turun 6,6 pesen karena penutupan tempat bisnis dan pemberlakuan jam malam.

Bahkan Gubernur Bank of Thailand Sethaput Suthiwartnarueput telah memprediksi bahwa tahun ini ekonomi Thailand akan turun 7,8 persen. Hal ini terjadi karena ekonomi Thailand sangat bergantung pada perdagangan dan pariwisata, yang merupakan dua sektor paling terpukul oleh pandemi virus corona.

Setidaknya, sektor pariwisata kehilangan akan 1,6 triliun baht setara 51 miliar dolar AS, atau 10 persen dari PDB, dari tingkat kedatangan wisatawan asing yang anjlok di 2020. Setidaknya, hanya ada 6,7 juta wisatawan asing di tahun ini, sedangkan di 2019 lalu hampir 40 juta.

Dari data-data ini, bisa disimpulkan bahwa kondisi ekonomi tanah air masih cukup kuat dibanding negara tetangga, meski ikut dihantam corona. Ini menandakan bahwa hasil kerja keras pemerintah bersama Kemenkeu dan BI tak sia-sia.

Untuk itu, mulai sekarang masyarakat perlu membantu pemerintah untuk meningkatkan daya beli. Dan membiasakan untuk memakai produk lokal dan bertransaksi dengan rupiah.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

AMN Manado Bangkitkan Etos Pemuda Jadi Cendekia Cerdas dan Terhormat

Asrama Mahasiswa Nusantara (AMN) Manado membangkitkan etos para pemuda untuk menjadi cendekia yang cerdas dan terhormat, sehingga mereka terampil...
- Advertisement -

Baca berita yang ini