Suku Adat di Indonesia Terancam Punah, Apa saja?

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Perayaan Hari Masyarakat dan Suku Adat Internasional  setiap tanggal 9 Agustus. Hari itu diperingati sejak Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa mengadopsi Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang Hak-Hak Masyarakat Adat pada 13 September 2007.

Deklarasi ini memberikan harapan perubahan yang lebih baik bagi pengakuan dan perlindungan hak-hak masyarakat dan suku adat. Menurut International Labor Organization (ILO), sekitar 374 juta jiwa di seluruh dunia dan 60 juta jiwa di Indonesia.

Di dalam deklarasi tersebut menegaskan bahwa masyarakat adat berhak untuk menikmati segala macam hak asasi dan kebebasan mendasar seperti yang diakui dalam Piagam PBB, Deklarasi Universal HAM, dan perangkat hukum internasional lain tentang HAM.

Masyarakat adat mempunyai kebebasan dan kesetaraan dengan lainnya. Mereka juga memiliki hak terhadap berbagai jenis diskriminasi, idetifikasi diri, serta memiliki kebebasan atas hak sipil, politik, ekonomi, sosial, dan budaya.

Masyarakat adat memiliki hak terhadap tanah, wilayah dan sumber daya yang mereka miliki, kuasai atau gunakan. Mereka juga memiliki hak untuk mengambil keputusan yang berdampak pada hak-hak mereka.

Masyarakat adat di Indonesia beraneka ragam, hal tersebut sebagai bentuk Indonesia adalah negara yang majemuk. Tercatat sekitar 1.340 suku bangsa yang mendiami 31 provinsi di Tanah Air.

Kendati demikian, ada beberapa suku yang terancam punah. Penyebab ancaman kepunahan ini beragam, mulai dari pergeseran kebudayaan tradisional ke modern hingga kerusakan alam di sekitar wilayah mereka.

Suku-suku tersebut meliput Suku Mentawai, Suku Togutl, dan Suku Anak Dalam

SUKU MENTAWAI

Suku ini mendiami kepulauan di bagian barat Sumatera dan merupakan masyarakat tertua di Indonesia. Mereka sudah ada sekitar 500 tahun SM.

Suku ini ahli dalam membuat tato tubuh. Namun, kini akibat arus globalisasi dan mdernisasi, keberadaan Suku Mentawa mulai berkurang. Beberapa masyarakatnya sudah meninggalkan pulau dan mencari kehidupan yang lebih baik di perkoraab.

SUKU TOGUTIL

Suku Togutil mendiami kawasan hutan Totodoku, Tukur-Tukur, Lolobata, Kobekulo dan Buli di Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara. Mereka masuk ke dalam suku terasing. Kehidupan mereka cukup bersahaja dengan memukul sagu, memburu babi dan rusa, mencari ikan di sungai-sungai, dan berkebun.

Sama seperti Suku Mentawai, suku ini juga menghadapi ancaman kepunahan. Penyebabnya adalah semakin banyaknya pembukaan lahan dan hutan untuk kepentingan para pengusaha. Hal ini membuat kelompok ini semakin tersingkir dari wilayah mereka.

SUKU ANAK DALAM

Suku Anak Dalam berada di Jambi. Dikenal sebagai Orang Rimba. Mereka memiliki ciri khas yaitu tidak menggunakan kain sebagai pakaian. Mereka hanya  menggunakan kulit kayu sebagai penutup area bawah tubuh bagi pria. Untuk perempuan menggunakan kain layaknya kemben pada bagian dada dan pada bagian bawah.

Dengan jumlah populasi sekitar 200 ribu orang, Suku Anak Dalam juga sedang menghadapi ancaman kepunahan. Penyebabnya adalah banyak hutan di wilayah mereka rata oleh para penguasa dan pengusaha dan menjadi pemukiman ataupun kawasan industri.

Reporter: Shafira Annisa

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

AMN Manado Bangkitkan Etos Pemuda Jadi Cendekia Cerdas dan Terhormat

Asrama Mahasiswa Nusantara (AMN) Manado membangkitkan etos para pemuda untuk menjadi cendekia yang cerdas dan terhormat, sehingga mereka terampil...
- Advertisement -

Baca berita yang ini