Sesat, Inilah Persamaan Kaum Dahriyyah dan Komunisme Marx

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Paham Komunisme yang dibangun dari dasar pemikiran Karl Marx dan Firedrich Engels telah mengakibatkan banyak kerusakan di muka bumi. Jauh sebelum paham ini lahir, pernah ada aliran serupa dengan dampak yang sama-sama merusak.

Nama aliran tersebut adalah Dahriyyah. Menurut penjelasan Imaamul Muslimin Yakhsyallahu Mansur, seperti dikutip dari minanews.net, aliran Dahriyyah adalah sekte yang menyandarkan segala hal kepada berjalannya waktu. Mereka adalah kelompok kafir yang diikuti sebagian kaum musyrik Arab yang menolak hari kebangkitan atau kehidupan setelah mati.

Ibnu Katsir pernah berkata: “Allah  menginformasikan tentang perkataan aliran Dahriyyah dari kalangan orang-orang kafir dan orang-orang yang sependapat dengan mereka di kalangan orang-orang musyrik Arab yang mengingkari hari kebangkitan.”

Kaum Dahriyyah pernah mengatakan: “Tidak ada kehidupan selain kehidupan kita sekarang ini. Manusia ada yang mati dan ada yang lahir. Tidak ada sebab kematian kita selain perjalanan waktu dan perputaran siang dan malam.”

Kaum ini juga termasuk golongan materialis. Mereka tak percaya dengan Tuhan, layaknya kelompok ideologi sesat Komunisme Marx. Kaum ini hanya percaya pada alam yang terbentuk secara mandiri, tanpa bantuan Tuhan.

Dahriyyah juga meyakini segala hal ghaib adalah kepalsuan. Menurut Ibnu Katsir, para filosof pengikut aliran Dahriyyah selain tidak mengakui adanya Tuhan, mereka percaya bahwa setiap 36.000 tahun, segala sesuatu akan kembali seperti semula. Kaum ini menafikkan rasio dan firman-firman agama apa pun.

Lantas, apa saja persamaan yang menjembatani antara kaum Dahriyyah dan Komunisme Marx? Berikut pokok inti ajaran kedua aliran:

  1. Tuhan tidak ada, dan hidup adalah materi (materialistis).
  2. Tidak mengakui adanya akhirat.
  3. Tidak mengakui adanya surga dan neraka.
  4. Menentang semua agama.
  5. Menghapus milik perseorangan dan menggantikannya dengan milik bersama.

Dalam Manifesto Komunis yang dibuat oleh Marx dan Engels, keduanya menyatakan, “Tujuan untuk merebut kekuasaan hanya dapat dicapai dengan menggunakan kekerasan, menggunakan seluruh sistem sosial yang ada.”

Pemahaman itu telah melahirkan banyak konflik berdarah yang menelan jutaan korban jiwa. Di Indonesia saja, tercatat sudah tiga kali kaum Komunisme Marx yang diwakili PKI memberontak kepada pemerintah yang sah.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pilkada Damai Membutuhkan Keterlibatan Semua Pihak

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) adalah salah satu momen krusial dalam agenda demokrasi Indonesia yang membutuhkan keterlibatan aktif dari semua...
- Advertisement -

Baca berita yang ini