Sederet Dampak Buruk Jika Negara Banyak Dihuni Kaum Miskin

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Akibat pandemi Covid-19 yang melanda, jumlah warga miskin di Indonesia tercatat mengalami kenaikan cukup signifikan, yakni totalnya sudah mencapai 26,42 juta orang, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per Maret 2020.

Tentu saja, kenaikan jumlah warga miskin di suatu negara menimbulkan kekhawatiran akan dampaknya. Pemerintah sudah melakukan banyak cara agar menekan angka kemiskinan, namun di tengah pandemi ini, nampak cukup sulit.

Lalu, apa yang terjadi pada sebuah negara, seperti Indonesia, jika kemiskinan terus bertambah? Berikut ulasannya.

1. Gangguan Stabilitas Negara

Dalam beberapa sumber, disebutkan bahwa kemiskinan erat kaitannya dengan kriminalitas. Semakin banyak warga miskin, besar potensinya angka kriminalitas meningkat, karena orang-orang tengah terdesak dalam mencari sumber penghasilan, sehingga menempuh jalan melanggar hukum.

Bahkan, semakin banyak warga miskin di sebuah negara, potensi terjadinya kerusuhan juga kian besar.

2. Dampak Kesehatan

Kemiskinan membuat orang tak begitu peduli dengan pentingnya hidup sehat. Mengutip Habitat for Humanity, warga miskin cenderung abai pada hal-hal prinsip dalam kesehatan diri, seperti sanitasi dan makanan yang sehat.

Dampak buruknya, banyak penyakit bermunculan, seperti diare dan kekurangan gizi. Tingkat kematian pada warga miskin sangat tinggi karena faktor ini.

3. Generasi Bodoh

Negara bisa saja dihuni oleh generasi ‘bodoh’, jika membiarkan kemiskinan terus menjamur. Masih mengutip Habitat for Humanity, warga miskin cenderung tak peduli dengan pendidikan anaknya.

Para generasi yang harusnya mewarisi masa depan itu, dalam usia belia sudah terpaksa ikut mencari nafkah, bukan asyik belajar menuntut ilmu. Semua terjadi karena himpitan ekonomi.

4. Kerusakan Lingkungan

Mereka yang mendapat pendidikan atau ajaran baik dengan kehidupan yang berkecukupan, cenderung peduli pada kerusakan lingkungan dan berupaya memperbaikinya.

Namun, hal itu nyaris tak terjadi pada masyarakat miskin. Karena minimnya pengetahuan dan desakan kebutuhan harian, warga miskin juga jadi abai pada lingkungan. Sebagai contoh, perkampungan kumuh yang dihuni warga tak mampu, biasanya menciptakan lingkungan yang tak enak dipandang dan tercemar berbagai kotoran.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Upaya Berantas Paham Radikalisme dan Terorisme, Aparat Keamanan Berhasil Tangkap 7 Teroris di Sulteng

Aparat keamanan Republik Indonesia (RI) terus berupaya untuk memberantas penyebaran paham radikalisme dan terorisme di Tanah Air. Upaya tersebut...
- Advertisement -

Baca berita yang ini