Rempeyek Goes To Milenial Bersama Mahasiswa Universitas Mercu Buana

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Di masa pandemik seperti ini banyak sekali masyarakat yang kesulitan mencari pekerjaan, bahkan banyak pula yang diberhentikan dari pekerjaannya. Solusi yang dapat membantu masyarakat adalah membuat usaha kecil sendiri untuk keberlangsungan hidup.

Salah satunya adalah UMKM Peyek Ma’Ndut.

Unit usaha kecil ini menjual makanan ringan berupa rempeyek yang mempunyai varian rasa kacang dan ribbon.

Makanan ini memang tidak asing lagi bagi masyarakat. Meski kurang begitu dikenal di kalangan anak-anak muda, namun rempeyek atau dikenal juga dengan sebutan peyek, selama ini menjadi camilan paling banyak dicari. Rempeyek atau peyek adalah gorengan tepung terigu yang dicampur dengan air hingga membentuk adonan kental yang kemudian diberi bumbu. Rasanya yang renyah dan enak, menjadi alasan orang untuk memburu camilan satu ini.

Usaha ini sebenarnya sudah berdiri sejak tahun 2015, namun rata-rata penjualan rempeyek ini hanya berada di sekitar lingkungan di Jakarta Barat. Pada mulanya hanya menerima pesanan dari mulut ke mulut dan menitipkan di warung di sekitar rumahnya.

Beberapa mahasiswa Universitas Mercu Buana yang tergabung dalam Tim Tugas Akhir Peduli Negeri mencoba membantu pemasaran UMKM Peyek Ma’Ndut ini dengan cara kekinian. Selain diperkenalkan ke anak-anak muda, strategi pemasarannya pun diubah. UMKM ini diperkenalkan kepada platform sosial media. Instagram dan Facebook menjadi tempat promosi dan membranding rempeyek rumahan ini supaya dikenal lebih luas tidak hanya di Jakarta Barat saja tetapi ke seluruh Jakarta.

Banyak anak-anak muda yang kurang mengenal cemilan yang lezat ini. Beberapa dari mereka berpendapat bahwa peyek adalah makanan kuno, padahal Rasa Peyek Ma’Ndut yang lezat ini tidak kalah jauh dengan cemilan sekarang.

Mahasiswa Mercu Buana ini pun mulai mengelola strategi promosi, manajemen media sosial, membuat konten kreatif supaya Peyek Ma’Ndut ini dikenal.

Pengelolaan manajemen strategi ini tentunya tidak bisa dilakukan langsung dikarenakan kondisi pandemik sekarang. Sehingga demi mematuhi protokol kesehatan, kegiatan pendampingan ini dilakukan secara online. Mahasiswa Universitas Mercu Buana yang tergabung dalam Tim Tugas Akhir Peduli Negeri hanya mengadakan workshop online pendampingan setiap harinya selama 3 bulan melalui grup aplikasi WhatsApps.

Tertarik mau coba Peyek Ma’Ndut?

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Seluruh Pihak Harus Terima Hasil Putusan Sidang MK

Mahkamah Konstitusi (MK) mengumumkan hasil sidang putusan perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pilpres 2024 di ruang sidang lantai...
- Advertisement -

Baca berita yang ini