Pengalaman Menumpang Pesawat Air Force One Milik Presiden Amerika Serikat

Baca Juga

MATA INDONESIA, WASHINGTON  – Pesawat kepresidenan Air Force One memiliki fasilitas terbaik dan keamanan yang super canggih. Namun, pesawat tersebut hanya boleh dinaiki oleh orang orang tertentu salah satunya yaitu para wartawan. Meski begitu, jumlahnya pun dibatasi yakni sekitar 13 orang.

Salah satu wartawan yang diundang untuk ikut rombongan presiden menumpang pesawat Air Forde One adalah wartawan BBC Jon Sopel. Dalam perjalanannya itu, ia bercerita bahwa untuk bisa menumpang di pesawat kepresidenan, mereka harus mengikuti sejumlah prosedur yang sangat rumit.

Sebelum menjelaskan apa saja prosedurnya, pertama tama mereka akan diseleksi dengan ketat oleh tim kepresidenan. Sebagai wartawan yang terpilih ikut rombongan presiden, Joe Sopel harus bisa mengakomodir kepentingan wartawan lainnya yang jumlahnya banyak. Artinya Joe Sopel tidak hanya mewakili kepentingan medianya saja tapi ia juga akan bekerjasama dengan media-media lain.

Proses kedua saat hari pertama mereka terbang, para wartawan diperintahkan untuk berkumpul di hotel tempat presiden menginap. Disinilah keribetan pertama dimulai. Para wartawan yang akan ikut dicek satu persatu, digeledah termasuk oleh anjing pelacak. Tidak sampai disitu, ada dua agen rahasia yang membuka setiap bagian dari isi koper mereka, termasuk pakaian yang kotor.

Sesaat sebelum masuk bis yang akan mengangkut mereka ke bandara pemeriksaan dilanjutkan lain melalui detektor logam. Para personel Dinas Rahasia AS yang bertugas mengawal dan menjaga Presiden ditempatkan di masing-masing kendaraan termasuk bis yang mengangkut para wartawan. Jon mengaku cukup geli karena ia merasa seperti domba yang harus patuh pada semua perintah gembalanya. Para personel Dinas Rahasia AS yang disebut Jon sebagai The Wrangler ini beberapa kali berteriak saat mobil Presiden melaju, berhenti ataupun berbelok.

Rombongan pun melaju menuju lapangan udara militer. Beruntung kali ini saat masuk lapangan udara, mereka tidak lagi diribetkan dengan pemeriksaan. Termasuk juga saat naik pesawat.

Posisi para wartawan ditempatkan di bagian paling belakang. Sedangkan, presiden dan para pejabat tinggi lainnya ditempatkan pada bagian depan pesawat Air Force One. Tidak ada boarding pass, Jon hanya menemukan tempat duduk yang sudah ditempeli sebuah kartu ucapan layaknya sebuah surat undangan yang dicetak rapi. Tertulis “BBC, selamat datang di pesawat Air Force One.”

Kartu ucapan yang disertai logo kepresidenan itu diletakkan di atas sebuah bantal yang nyaman. Kursi tempat duduk wartawan pun ukurannya lebih besar dibandingkan kursi pesawat kelas bisnis. Sayangnya menurut Jon Sopel, kursi ini tidak bisa dilipat menjadi tempat tidur datar. 

Kursi Pesawat Air Force One
Kursi Pesawat Air Force One

Setelah duduk, pramugari pesawat kemudian menghampiri para wartawan dan menawarkan mau menonton film apa selama perjalanan. Terdapat dua layar lebar di kiri dan kanan. Beberapa wartawan Gedung Putih memilih Film James Bond.

Persis di belakang tempat duduk pesawat para wartawan ternyata ada dapur. Di dapur ini ada tim koki yang sudah menyiapkan bahan-bahan makanan segar. Saat pesawat sudah diatas udara, para koki ini baru bisa memasak.

Ada juga oven dan kompor – berbeda dengan pesawat komersial yang biasanya menampakkan makanan berbungkus lapisan aluminium dan troli pembawa makanan. Mereka benar-benar memasak tanpa takut kebakaran. Kepala kokinya bernama Christine, seorang perempuan keturunan Timur Tengah yang fasih berbahasa Arab. Ia mengaku sebelum melayani Air Force One, ia pernah bekerja di Badan Intelijen.”Saya ingin keliling dunia. Bekerja disini menyenangkan,” ujarnya.

Saat makan malam tiba, barulah para pramugari melayani rombongan wartawan. Joe mengaku makanan yang dihidangkan sangat mewah. Ada irisan daging sapi, salad dan kue keju. Yang unik, setiap serbet kertas bertuliskan ‘pesawat kepresidenan’.

Tak hanya itu, setiap penumpang mendapat suvernir perjalanan yaitu kotak-kotak coklat kecil dari M&Ms eksklusif untuk Air Force One, dipenuhi dengan lambang kepresidenan dan foto Barack Obama. Bahkan ada sekotak rokok dan kartu permainan remi berlogo Air Force One.

Nah yang menarik, menurut Jon, dirinya mendapat sertifikat ditandatangani oleh kapten pesawat yang menyatakan bahwa ia adalah seorang tamu dari pesawat kepresidenan Air Force One.

Tak terasa perjalanan pun berakhir. Pesawat pun mendarat. Di Bandar Udara tak ada pemeriksaan imigrasi maupun bea cukai yang menunggu penumpang pesawat.  Sebaliknya ada tiga helikopter Korps Marinir, ditambah Marine One untuk presiden yang menunggu untuk terbang ke kediaman duta besar di Regent Park, sebelah Kebun Binatang London.

Reporter : R Al Redho Radja S

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Upaya Berantas Paham Radikalisme dan Terorisme, Aparat Keamanan Berhasil Tangkap 7 Teroris di Sulteng

Aparat keamanan Republik Indonesia (RI) terus berupaya untuk memberantas penyebaran paham radikalisme dan terorisme di Tanah Air. Upaya tersebut...
- Advertisement -

Baca berita yang ini