Mitos-Mitos Keliru Tentang Singa

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Singa seringkali muncul dalam sebuah legenda ataupun budaya masa kini. Dari kisah singa bernama Nemean melawan Hercules dalam mitologi Yunani Kuno, hingga dewa perang Mesir berkepala singa.

Singa memiliki kisahnya sendiri dalam sejarah. Berikut ini beberapa dongeng dan fakta tentang mitos yang salah soal hewan kanibal ini.

Tak Pernah Ada Raja 

Sebenarnya tidak ada pernah ada Mufasa atau Simba dalam kelompok singa di alam liar, termasuk di dalam perkumpulan hewan-hewan Afrika. Sebagaimana gambaran dalam kisah fiksi Disney, tidak ada raja atau ratu di antara mereka. Pasalnya singa hidup dalam kumulan yang egaliter atau tanpa adanya pembedaan kelas.

Hidup di Hutan

Selama ini julukan singa adalah raja hutan. Julukan tersebut rasanya tidak tepat karena singa tidak hidup di dalam hutan. Mereka hidup di semak belukar, padang rumput, savana, dan bukit berbatu. Istilah hutan dalam bahasa Inggris, Jungle, secara estimologis berasal dari bahasa Hindi, yaitu jangle, yang berarti hutan atau gurun. Istilah itu juga dapat berarti sebuah savana.

Albino

Singa berkulit putih sering disakralkan oleh masyarakat di setiap wilayah Afrika. Terdapat kekeliruan persepsi mengenai singa putih yang dianggap albino. Jenis singa albino memang ada, namun singa putih merupakan bagian kecil dari kelompok besar.

Singa putih memiliki mutasi besar atau dalam ilmu pengetahuan istilahnya leucism. Kondisi ini membuat jumlah pigmen melanin yan mengandalkan warna kulit dan mata mereka berkurang cukup drastis.

Warna mata adalah satu-satunya yang dapat membedakan mana singa putih dan mana singa albino. Singa putih memiliki mata biru, sedangkan singa albino memiliki mata merah atau merah jambu.

Surai Panjang Tanda Hasrat Seksual

Bulu panjang di sekitar wajah singa sering menjadi alat untuk mengukur hasrat seksual binatang ini. Semakin lebat bulu singa, maka daya tarik singa jantan akan semakin besar. Namun hal ini keliru. Sebuah penelitian terakhir menyatakan seekor singa tak berbulu di Taman Nasional Tsavo, Kenya ternyata mampu menarik perhatian singa betina.

Bulu lebat di sekitar wajah ternyata tidak hanya milik singa jantan. Di Delta Okavango, Botswana, singa betina juga terbukti memiliki bulu di sekitar wajah. Singa betina itu juga mampu mempunya probabilitis yang lebih tinggi menjadi infertile.

Gotong-royong

Anggapan umum menyebutkan, singa betina adalah sosok yang paling bertanggung jawab mencari sumber makanan bagi keluarganya. Nyatanya terdapat bukti yang menyangkal anggapan tersebut.

Peran utama singa betina memang berburu. Sementara singa jantan menjaga wilayah territorial mereka. Sebenarnya seluruh singa,  baik jantan maupun betina mampu mencari makanan untuk diri mereka sendiri. Mereka juga dapat berbagi peran yang adil dan seimbang dalam kelompok mereka.

Reporter: Shafira Annisa

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

AMN Manado Bangkitkan Etos Pemuda Jadi Cendekia Cerdas dan Terhormat

Asrama Mahasiswa Nusantara (AMN) Manado membangkitkan etos para pemuda untuk menjadi cendekia yang cerdas dan terhormat, sehingga mereka terampil...
- Advertisement -

Baca berita yang ini