MATA INDONESIA, MOSKOW – Di kota St Petersburg berdiri sebuah bangunan tua yang dilengkapi dengan menara pemancar radio.
Tempat itu sangat seram dan menyimpan banyak misteri dari zaman Perang Dingin. Diduga, dari situ sinyal siaran radio MDZhB dipancarkan.
Apa itu radio MDZhB?
Stasiun radio ini bisa dibilang misterius. Telah mengudara selama hampir empat dekade sampai sekarang. Yang cukup mengejutkan tidak ada satupun pihak yang mengklaim siapa yang mengoperasikan radio ini.
MDZhB diucapkan MJB telah menyiarkan nada yang membosankan dan monoton diikuti dengan suara seperti peluit setiap beberapa detik. Selain itu dalam satu minggu, MDZhB kerap mengucapkan beberapa frase acak dalam bahasa Rusia seperti ‘kolek’ atau ‘ahli pertanian’ dan mendengung kembali setelahnya.
Misteri MDZhB telah memesona para penggemar radio di seluruh dunia selama bertahun-tahun. Ada teori mengenai radio ini disiarkan sebagai alat pemicu perang nuklir, hingga alat berkomunikasi dengan alien. Hingga saat ini belum ada orang yang bisa memecahkan misteri stasiun radio ini.
Melansir dari BBC semua orang tampaknya tahu tentang MDZhB, sebab sinyal radio tersebut memancar dari dua lokasi di Rusia yakni daerah St Petersburg dan Moskow. Radio ini beroperasi pada frekuensi yang relatif rendah yang dikenal sebagai gelombang pendek.
Gelombang ini menempuh jarak jauh, sehingga hampir semua orang di dunia dapat mendengarkannya hanya dengan menyetel radio ke frekuensi 4625 kHz. Sayangnya MDZhB bukanlah stasiun radio yang paling menarik untuk didengarkan. Penggemar teori radio dan konspirasi telah mendedikasikan selama bertahun-tahun untuk mendengar suara mendengung dari stasiun ini.
Yang paling masuk akal dari semua teori MDZhB adalah fungsinya yang bertindak seperti ‘dead hand’. Dalam kasus serangan nuklir di Rusia, stasiun tersebut akan berhenti mengeluarkan emisi, memicu respons nuklir otomatis.
Sistem semacam itu dipelopori di era Soviet dan beberapa ahli percaya bahwa sistem tersebut masih mungkin untuk digunakan. Bahkan Presiden Rusia, Vladimir Putin pun telah berulang kali menunjukkan bahwa tidak ada yang akan selamat jika terjadi perang nuklir antara Rusia dan AS.
Ada pula yang percaya bahwa stasiun radio misterius ini adalah pemicu pemusnahan nuklir. Ada pula teori yang mengatakan bahwa radio MDZhB dikenal sebagai buzzer dari jaringan mata-mata ilegal Rusia di seluruh dunia.
Sayangnya teori itu kurang masuk akal, selain frasa pendek yang diucapkan oleh suara pria dan wanita, tidak ada yang lain selain suara mendengung.
Selain itu beberapa detik sekali muncul suara mirip bunyi klakson kapal hantu. Terkadang, terdengar dengungan yang menganggu pendengaran. Meski begitu, tidak ada satupun yang mengaku sebagai dalang dari suara misterius itu. Hal itu membuat ribuan penggemar online radio menjulukinya sebagai The Buzzer.
David Stupples, ahli bidang sinyal intelijen dari City University London mengaku heran dengan suara tersebut. “Tak ada informasi secuil apapun yang dapat menjelaskan suara dari sinyal itu,”kata David Stupples.
Namun berbagai tanggapan muncul, ada yang mengatakan bahwa radio tersebut ada hubungannya dengan alien. Tidak sampai disitu, muncul spekulasi suara bahwa suara itu merupakan alat komunikasi kapal selam. Sayang, tidak ada satupun teori yang dapat memberi petunjuk.
Seiring jalannya waktu, ada yang mengatakan bahwa The Buzzer merupakan sistem balasan nuklir. Kemudian teori lain, stasiun radio itu bisa berfungsi untuk memperoleh informasi seputar sistem radar yang dipakai Rusia dalam menjalankan misi. Sayangnya, hal itu hanya spekulasi belaka tanpa adanya bukti.
Namun baru baru ini muncul spekulasi yang menarik, dimana the Buzzer dipakai sebagai bagian dari penyamaran intelijen. Dari dengungan tersebut, dapat diartikan bahwa radio itu sedang mengirim intruksi ke jaringan mata mata Rusia di seluruh dunia.
Walau the Buzzer belum pernah menyiarkan pesan berbentuk angka, hal itu tidak menjadi persoalan. Sebab kode one time pad bisa digunakan untuk menerjemahkan segala hal. Maris Goldmanis, seorang penggemar dari radio tersebut mengatakan bahwa jika spekulasinya benar maka dengungan itu tidak akan pernah berhenti
Reporter : R Al Redho Radja S
