Catatan Pemenang Lomba 17an di Rumah Aja

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Di era sekarang ini, menulis merupakan hal yang tak lazim lagi. Setelah serbuan video di sosial media, anak-anak muda cenderung lebih memilih cara visual dibandingkan menulis untuk mengekspresikan dirinya. Demikian juga dengan foto. Ada kesalahpahaman dalam menerjemahkan membuat foto dengan selfie di sosial media. Jadi, bukan lagi sisi artistik maupun peristiwanya yang diangkat, tapi menampilkan foto diri dengan berbagai gaya.

Membidik peristiwa untuk menjadi tema dalam lomba ini memang menarik. Butuh kepekaan untuk memaknai suatu peristiwa. Pemaknaan tersebut tidak serta merta terjadi dan hadir begitu saja. Perlu upaya untuk menghubungkan peristiwa dengan perasaan peserta lomba. Kami tadinya berharap keterhubungan yang utuh akan membuat tulisan-tulisan dan foto-foto yang dikirim menjadi padu dan melahirkan idiom yang segar. Proses itu dimulai dari membidik peristiwa, menghubungkannya dengan perasaan peserta lomba dan menyajikannya dalam bentuk yang baru.

Proses itu nampaknya sudah dilalui oleh beberapa peserta lomba. Tiga tulisan dan tiga foto yang kami anggap berhasil melalui proses ini memang layak untuk jadi yang terbaik. Bukan berarti yang lainnya tidak baik, tapi enam peserta ini mampu mendefinisikan tema lomba menjadi sebuah karya yang memang layak dibaca dan ditampilkan.

Segala kekurangan peserta lainnya sehingga belum layak menjadi yang terbaik sebenarnya sederhana saja. Dalam lomba tulis misalnya, banyak sekali peserta yang tak mau menyederhanakan bahasanya. Padahal tulisan yang baik itu adalah bahasa yang mudah dimengerti dan dipahami. Demikian juga dengan foto. Dari ratusan foto yang dikirim, 80 persen merupakan foto diri. Tak ada rasa artistik maupun cerita dalam foto tersebut.

Semangat ikut lombalah yang membuat kami meleleh. Dengan segala keterbatasan tulisan dan foto yang dikirim, antusias untuk mengekspresikan diri termasuk ikut merayakan Hari Kemerdekaan membuat kami sadar ternyata Pandemi Covid 19 ini tak mematahkan semangat anak-anak muda untuk ikut merayakannya. Ratusan karya yang terkirim membuat kami takjub. Dari segala pelosok Tanah Air, mulai dari Lumajang Jawa Timur, Aceh, Medan, Padang, Bengkulu, Lampung, Serang, Bandung, Yogya, Semarang, Bantul, Jombang hingga menyeberang ke Denpasar, Mataram, Kupang, Makassar, Manado, Gorontalo, Ambon hingga Papua. Ada kesamaan dalam setiap tulisan maupun foto yang dikirim; semangat merayakan Kemerdekaan.

Dari ratusan tulisan yang dikirim, tiga inilah yang kami anggap terbaik. Mulai dari tingkat keterbacaan (60 persen), alur tulisan (20 persen) hingga logika tulisan yang sesuai dengan tema (20 persen). Ketiganya mendapat prosentase diatas karya-karya tulis lainnya. Ketiganya adalah:

1. https://www.minews.id/asumsi/catatan-dokter-muda-perang-dalam-buai-kemerdekaan

2. https://www.minews.id/asumsi/17andirumahaja-situasi-boleh-beda-tetapi-makna-tetap-sama

3. https://www.minews.id/asumsi/pentingkah-perayaan-kemerdekaan-ri-ditengah-situasi-pandemi-covid-19

Demikian juga dengan foto. Dengan segala pola dan model foto yang dibuat, ketiga foto ini memenuhi tingkat keterbacaan (50 persen), artistik (25 persen) dan tema foto (25 persen).

1. https://www.minews.id/mata-lensa/lomba-foto-merayakan-hut-ri-di-rumah-bersama-kawan

2. https://www.minews.id/mata-lensa/lomba-foto-rayakan-kemerdekaan-di-desa-wonosari

3. https://www.minews.id/mata-lensa/lomba-foto-merayakan-hut-ri-dengan-belajar-saja

1 KOMENTAR

  1. Alhamdulillah, makasih minews.id yang sudah memberikan wadah untuk mengembangkan bakat dan kreativitas kepenulisan.
    Tentu ini sangat menjadi motivasi bagi kaum muda Indonesia khususnya bagi saya untuk terus meningkatkan skill dalam bidang kepenulisan ini ?

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pelantikan dan Pengukuhan 27 Pejabat Tinggi Pratama Lingkup Pemprov NTT

Mata Indonesia, Kupang - Sebanyak 27 Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Lingkup Pemerintah Provinsi NTT dilantik dan dikukuhkan oleh Penjabat...
- Advertisement -

Baca berita yang ini