Adopsi Budaya Korea Selatan, Warga Pyongyang Terancam Hukuman Mati!

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Budaya Korea Selatan kini semakin berkembang dan bahkan mendunia melalui drama serta genre musik Kpop-nya. Berbeda dengan sejumlah negara yang secara terbuka menerima kehadiran budaya dari Negeri Ginseng, Korea Utara justru mengharamkan masuknya budaya negara tetangga ke negeri mereka.

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, bahkan telah menyatakan perang melawan pengaruh budaya dari Korea Selatan. Kim menggambarkan bahwa musik Kpop sebagai penyakit kanker yang ganas jika meresapi masyarakat Korea Utara.

Belum lama ini, Korea Utara telah mengesahkan undang-undang yang dikenal sebagai “UU Penghapusan Pemikiran dan Budaya Reaksioner”. Undang-undang ini bertujuan membasmi segala jenis pengaruh budaya asing dan menghukum dengan tegas siapa saja yang ketahuan memiliki film, menggunakan pakaian, atau menggunakan bahasa gaul asing, terutama yang berasal dari Korea Selatan.

Hukuman bagi mereka yang tertangkap menonton berbagai hiburan dari Korea Selatan, Amerika Serikat atau Jepang, akan dipenjara selama lima hingga 15 tahun. Sedangkan, bagi mereka yang mendistribusikan hal tersebut mendapat hukuman lebih keras, yakni terancam hukuman penjara seumur hidup atau eksekusi mati!

Kim juga menulis surat di media pemerintah dengan menyerukan Liga Pemuda negara untuk menindak “perilaku tidak menyenangkan, individualistis, dan anti-sosialis” di kalangan anak muda.

Kim berkeinginan untuk menghentikan pembicaraan menggunakan bahasa, gaya rambut serta pakaian dari luar negeri yang ia gambarkan sebagai “racun berbahaya”.

Terkait hal tersebut, Kim memberikan kompensasi. Ia telah berjanji pada kongres partai beberapa waktu lalu untuk mempeluas jaringan wifi di seluruh negeri meskipun informasi diblokir dari luar dan meningkatkan produksi televisi lokal.

Alasan dari larangan ini sebenarnya karena kekhawatiran akan sikap nasionalisme warga Korea Utara dapat hilang begitu saja akibat terlalu sering terpapar budaya asing. Bukan rahasia bila pengaruh budaya Korsel, AS, dan Jepang begitu kuat pengaruhnya.

Beberapa kalangan percaya bahwa apa yang dilakukan Kim semata-mata untuk menghentikan informasi dari luar, khususnya informasi yang menjelekkan Korea Utara. Kim tidak ingin rakyatnya menyadari betapa mengerikannya negara dan cara hidup mereka, dibandingkan dengan negara-negara lainnya di dunia.

Reporter: Sheila Permatasari

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Putusan MK Mengikat dan Final, Semua Pihak Harus Terima Lapang Dada

Mahkamah Konstitusi (MK) telah menyelesaikan sidang sengketa hasil pemilihan presiden dan wakil presiden 2024. Keputusan yang diambil oleh Mahkamah...
- Advertisement -

Baca berita yang ini