Titik-Titik Cahaya

Baca Juga

MATA INDONESIA, – Pernah suatu ketika aku duduk di aula balai bahasa. Aku hadir untuk mempresentasikan esai yang aku ikut sertakan dalam sebuah lomba. Selepas acara dibuka, pembawa acara meminta para hadirin untuk berdiri dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya tiga stanza.

Indonesia, tanah berseri,

Tanah yang aku sayangi,

Marilah kita berjanji,

Indonesia abadi.

Di situ aku menitikkan air mata. Tidak, aku tidak sedang mewakili Indonesia dalam ajang kompetisi internasional. Aku hanya datang untuk mengukir prestasi kecil dan menyumbang gagasan sederhanaku dalam sebuah esai. Namun, berdiri di sana kala itu sambil menyanyikan lagu Indonesia Raya membuatku tersadar betapa bangganya aku menjadi seorang putri bangsa Indonesia. Presentasi tersebut, salah satunya aku persembahkan sebagai wujud rasa banggaku menjadi bagian dari tanah air ini.

Sebagai sebuah bangsa, jatuh bangun adalah hal biasa. Namun, yang dapat membangkitkan negara ini dan mengokohkan kakinya adalah diri kita sendiri. Kerja mandiri yang berpedoman pada hati nurani dan akal budi yang luhur serta diimbangi dengan kolaborasi berbagai pihak akan membuat bangsa ini semakin kuat.

Belakangan ini, aku, kamu, dan kita semua sedang menyaksikan Ibu Pertiwi yang kian terpuruk. Sejak pandemi dinyatakan hadir di Indonesia, berbagai perubahan akhirnya terjadi. Banyak rakyat berjatuhan dan menjadi korban pandemi Covid-19. Bukan hanya terkait persoalan kesehatan, melainkan juga berbagai bidang lainnya. Selain sakit secara fisik, masyarakat juga merasakan sakit yang lain. Mulai dari bidang pendidikan hingga ekonomi terdampak pandemi. Perekonomian mengalami kemacetan dan banyak orang menangis di kamarnya. Mencari uang begitu susah dan menyerah sepertinya jauh lebih mudah.

Kita tidak bisa selamanya berpura-pura buta dan tuli dengan apa yang Tuhan sudah gelar di hadapan kita. Sebuah pertunjukan akbar yang penuh luka dan air mata. Namun, di tengah itu semua tentu selalu ada kuncup harapan baru yang nantinya akan mekar kembali. Mekarnya harapan itu adalah kebangkitan bangsa yang dapat diupayakan oleh seluruh rakyat Indonesia, tak peduli siapapun kita dan apapun peran kita.

Indonesia adalah milik para pelajar yang giat menimba ilmu, juga milik para guru yang rela mengabdi untuk memberi bekal ilmu pada generasi penerus bangsa. Indonesia adalah milik para pemimpin yang adil dan amanah, juga miliki para politisi yang tidak manipulatif dan bersikap ramah. Indonesia milik para aktivis yang senantiasa bersuara untuk menegakkan keadilan, juga milik para pengusaha yang tak hanya berorientasi pada keuntungan. Indonesia juga dimiliki oleh setiap pedagang kecil di pasar, pengamen di perempatan jalan, para tunawisma di bawah jembatan, musisi panggung besar hingga jalanan, relawan yang mengabdi tanpa pamrih, dan milik setiap orang yang di hatinya memiliki kecintaan pada tanah ini.

Kebangkitan dan kemajuan bangsa ini hanya akan terjadi jika setiap dari kita memiliki kesadaran untuk memberikan kontribusi kecil kita dan menjadi manusia yang peduli pada satu sama lain. Sebab kolaborasi yang apik tidak akan tercipta bilamana kepedulian tidak hadir di dalamnya. Saling merangkul dan berpegang tangan; menjadi penolong dan pendorong bagi sesama. Layaknya sapu lidi, bersama-sama kita akan lebih kuat dan bermanfaat. Dan yang mengeratkan kita adalah semangat kekeluargaan yang berlandaskan kesepakatan bahwa kita selalu membutuhkan satu sama lain.

Maka, hal bijaksana yang bisa kita lakukan adalah dengan memaksimalkan peran yang kita miliki. Para guru akan tetap mengajar penuh kesabaran dan pelajar akan tetap bersemangat menuntut ilmu meski tak ada pertemuan nyata. Para figur publik tetap mengkampanyekan hal-hal baik untuk kemaslahatan masyarakat. Para tenaga medis tetap bersiaga di garda terdepan untuk menyelamatkan lebih banyak nyawa. Para ilmuwan dan peneliti tetap mengadakan berbagai inovasi baru yang bermanfaat bagi masyarakat. Para seniman dan pekerja media tetap berupaya untuk memberikan hiburan terbaik bagi masyarakat. Dan untuk setiap orang dengan perannya masing-masing yang tidak bisa aku sebutkan satu per satu. Setiap peran, sekecil apapun itu, akan menjadi titik-titik cahaya yang membuat Indonesia meninggalkan redupnya dan kembali bersinar.

Dalam membiakkan kebaikan, tak ada peran yang tak berguna dan sia-sia. Kuncinya adalah totalitas dalam bekerja, berkarya, dan mengabdi pada bidang kita masing-masing. Serta jangan lupakan poin yang sakral dalam setiap perubahan: adakan inovasi penuh kebaruan yang mampu menciptakan gebrakan. Jangan pernah berhenti berjuang, baik secara mandiri maupun berkolaborasi, sebab setiap usaha dari kita bermakna.

Sebagai seorang mahasiswa Indonesia, aku akan memaksimalkan peranku dalam mencari dan menyebarkan ilmu. Juga akan giat berkarya di bidang yang aku kuasai. Di waktu luangku, aku akan turut aktif dalam kegiatan sosial masyarakat. Sebagai putra bangsa, apa yang akan kamu lakukan untuk Indonesia? Yuk, bangkit bersama untuk Indonesia bangkit. Selalu ingat bahwa setiap dari kita adalah titik-titik cahaya yang akan membuat Indonesia bersinar lagi.

Penulis: Afifah Ananda Putri

  • Instagram                     : napalmskies00
  • Twitter                         : afifahanandaa

 

235 KOMENTAR

  1. Pelajari lagi penggunaan tanda baca ya. Secara isi, harusnya bisa diperdalam lagi, diksinya diperkaya lagi layaknya artikel seorang mahasiswa. Saran saya, perbanyak membaca ya. Oya, bagi dong tips dapat ribuan viewrs

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Upaya Berantas Paham Radikalisme dan Terorisme, Aparat Keamanan Berhasil Tangkap 7 Teroris di Sulteng

Aparat keamanan Republik Indonesia (RI) terus berupaya untuk memberantas penyebaran paham radikalisme dan terorisme di Tanah Air. Upaya tersebut...
- Advertisement -

Baca berita yang ini