Tak Usah Larut dalam Pandemi, Mari Memproduksi Pangan secara Mandiri

Baca Juga

MATA INDONESIA, — Di masa pandemi Covid-19 dibutuhkan berbagai asupan gizi demi meningkatkan kekebalan tubuh dan diusahakan mandiri. Hal tersebut bisa dilakukan melalui aktivitas bersama keluarga dengan menanam aneka Sumber Daya Alam (SDA) hayati berupa SDA nabati atau tumbuhan dan SDA hewani dengan cara beternak juga mengolah hasilnya, sehingga bermanfaat bagi ketahanan dan keberlangsungan hidup saat ini.

Sumber daya tersebut, membutuhkan area penanaman berupa kebun juga pekarangan rumah. Kebun adalah habitat bagi aneka ragam tumbuhan penghasil karbohidrat, vitamin, protein juga gizi lainnya yang terkandung dalam sayur, buah-buah-buahan dan biji-bijian yang bermanfaat untuk pemenuhan kebutuhan pangan utama dan pangan tambahan keluarga serta pakan ternak sepanjang tahun. Di area kebun bisa ditambahkan kolam ikan di dalamnya, kandungan dalam ikan sangatlah  diperlukan untuk pemenuhan kebutuhan protein.

Di samping itu, kebun juga menjadi habitat bagi hewan ternak, terutama ayam, bebek, kambing, dan sebagainya. Dalam kebun dan pekarangan rumah juga terdapat aneka ragam tumbuhan yang menjadi sumber pakan ternak.

Upaya pengelolaan SDA hayati dilakukan untuk menambah penghasilan keluarga yang bernilai ekonomi. Sebagai contoh, pengepul mendatangi rumah-rumah untuk mengumpulkan hasil ternak juga tanaman yang dapat diolah sebagai masakan untuk dijual di pasar, seperti cabai, singkong, aneka rempah, pepaya, tomat, labu kuning, markisa, dan sebagainya. Bisa juga pemilik lahan menjual sendiri hasil produksi pangannya.

Rempah-rempah merupakan sumber daya alam nabati yang berpengaruh pada cita rasa, aroma, maupun sebagai pengawet makanan yang memiliki ciri khas tersendiri dalam berbagai hidangan nusantara.

Wilayah Asia tenggara memiliki iklim tropis yang hangat sepanjang tahun, sehingga sangatlah sesuai dengan habitat beragam rempah. Dalam seni kuliner, rempah-rempah di Asia Tenggara digunakan dalam bentuk segar, karena melimpahnya rempah dan kemudahan mendapatkannya setiap saat. Pada saat proses pengolahan suatu masakan, tanaman rempah bisanya melalui proses penumbukkan, penggilinggan, ada yang dimemarkan, dirajang, dipakai secara utuh, disangrai juga dibakar.

Beberapa pulau dan daerah di Asia Tengara, khususnya Indonesia adalah habitat asli dari beberapa rempah, seperti Kepulauan Maluku yang menjadi pusat dari pala dan cengkih. Penghasil kelapa terbesar adalah Riau, jahe dan kunyit penghasil terbesar berada di Jawa Timur, lengkuas di Jawa Tengah, daun salam pusatnya di Sumatera, kayu manis, jeruk purut, serai, kencur, jeruk nipis, cabai dan kemiri di Jawa, pandan, dan sebagainya.

Tanaman rempah dapat menghasilkan akar, rimpang, batang, bunga, buah, biji yang dapat dikomersialkan dalam bentuk kering maupun basah, seluruh bagian mentah atau ekstraknya. Panen rempah-rempah dapat dilakukan berdasarkan musim maupun tanpa mengenal musim. Panen dan pengambilan bagian dapat dilakukan dengan mengambil seluruh bagian tanaman, juga bagian-bagian tertentu dari tanaman tanpa mematikan tanaman tersebut.

Akar tanaman adalah bagian tanaman yang berperan dalam menyerap unsur hara (bermacam-macam mineral yang terdapat di dalam tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan untuk melakukan fotosintesis) dan nutrisi dalam tanah berperan dalam pertumbuhan tanaman.

Rimpang merupakan modifikasi batang yang tertanam dalam tanah. Batang tanaman yang tumbuh di dalam tanah juga mengalami perilaku percabangan yang merayap di bawah permukaan tanah, seperti terlibat pada rumput teki. Pada bagian pucuk rimpang tanaman terdapat kuncup dan tunas-tunas tanaman. Rimpang adalah organ tumbuhan yang berfungsi dalam perbanyakan vegetatif tanaman. Rempah bermanfaat dalam bentuk rimpang dikenal sebagai kelompok empon-empon, meliputi kencur, kunyit, jahe, lengkuas, dan lainnya.

Umbi dari akar (umbi akar), batang (umbi batang) atau tumpukan pangkal daun (bulbus, umbi lapis). Fungsi utamanya sering kali terkait dengan penyimpanan makanan. Umbi lapis adalah salah satu organ vegetatif tanaman. Tumbuhan yang membentuk umbi lapis dan dimanfaatakan secara luas sebagai rempah dan herba adalah bawang merah, bawang putih, bawang daun dan bakung.

Kayu manis adalah rempah yang diperoleh dari kulit batang berharga dan mempunyai nilai ekonomi tinggi. Selain itu, serutan kayu secang adalah bahan yang digunakan dalam pembuatan minuman tradisional yang disebut Secang.

Berbagai jenis daun dimanfaatkan sebagai rempah dan memiliki wangi khas untuk aneka makanan tradisional meliputi daun salam, daun jeruk, pandan dan sebagainya.

Buah-buah yang tumbuh di kebun dikonsumsi secara langsung sebagai buah antara lain adalah jambu biji, mangga, strawberry, pisang, dan sebagainya. Sedangkan beberapa jenis buah dimanfaatkan sebagai sayuran, seperti misalnya pare, terong, jeruk nipis, dan tomat.

Dengan berbagai hasil kebun secara mandiri di area rumah, kita bisa mengolahnya menjadi aneka panganan lezat, seperti:

Kari Ayam

Bahan utama:

Ayam utuh dipotong dan direbus

Telur rebus

Kacang merah rebus

  • Bumbu halus:

Bawang merah

Bawang putih

Cabe merah besar

Kunyit

Jahe

Pala (bubuk)

Ketumbar (bubuk)

Kemiri

  • Bahan lainnya:

Daun jeruk

Daun salam

Sereh

Lengkuas (digeprek)

Air

Santan

Minyak untuk menumis

  • Bumbu tambahan:

Garam

Gula

Penyedap

  • Cara Membuat:

Panaskan minyak, tumis bumbu halus tambahkan daun jeruk, daun salam, sereh dan lengkuas. Masak hingga wangi dan matang.

Masukkan air ke dalam bumbu halus dan aduk rata, tunggu hingga mendidih. Kemudian masukkan ayam, tambahkan kacang merah. Kecilkan api dan tambah santan, garam, gula dan penyedap. Aduk rata. Terakhir masukkan telur. Koreksi rasa. Sajikan hangat bersama ketupat.

Kebun dan pekarangan rumah menjadi lokasi cadangan sumber daya dan konstruksi sipil yang diperlukan keluarga, seperti untuk renovasi rumah, pembuatan kandang hewan ternak, pembuatan pagar, budidaya tanaman dan sebagainya. Jenis-jenis bambu dan tanaman berkayu keras tertentu ditanam untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Dengan adanya kebun dan pekarangan dapat menjadi tempat privacy, menciptakan suasana damai, sejuk dan tenang yang berpengaruh bagi kesehatan tubuh kita. Berbagai jenis tanaman di kebun dan pekarangan rumah dapat meredam kebisingan juga menyerap polutan yang ada di udara.

Melalui SDM yang mengubah dan mendayagunakan lahan sekitarnya, dapat memengaruhi bentuk dan hasil pengolahan lahan yang beragam, baik struktur vegetasi tanaman yang terbentuk maupun tingkat keanekaragaman tanaman yang ada. Ekosistem kebun dan pekarangan rumah memiliki karakteristik unik yang tidak dijumpai pada ekosistem buatan manusia lainnya.

Tantangan dari ekosistem kebun dan pekarangan rumah adalah perubahan tata guna lahan yang cepat. Dengan demikian, perlu dilakukan upaya konservasi kebun dan pekarangan rumah. Dalam merubah pola pikir masyarakat, gerakan gemar berkebun dan mempelajari aneka manfaat tanaman yang ada di kebun dan pekarangan rumah dapat menjadi salah satu gerakan strategis dalam memperkuat peran dan fungsi kebun dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari.

Penulis: Tia Yuliswanti

Instagram : @k2_dik

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Upaya Berantas Paham Radikalisme dan Terorisme, Aparat Keamanan Berhasil Tangkap 7 Teroris di Sulteng

Aparat keamanan Republik Indonesia (RI) terus berupaya untuk memberantas penyebaran paham radikalisme dan terorisme di Tanah Air. Upaya tersebut...
- Advertisement -

Baca berita yang ini