Rumah Kemerdekaan

Baca Juga

MATA INDONESIA, – 17 Agustus 2020 tepat tanggal Kemerdekaan Indonesia. Semua terasa biasa saja bahkan keramaian di depan rumah yang tahun lalu sangat meriah kini justru sunyi.

Sedari pagi hanya terdengar teriakan keras nan gagah perkasa dari komandan upacara yang terdengar dari TV yang berada di ruang keluarga. Dunia ini memang terasa berbeda semenjak virus jahat itu menyerang, virus yang meluluh-lantahkan perekonomian dunia hingga berdampak kepada PHK masal yang mematikan mata pencaharian kepala keluarga, sehingga untuk makan pun terkadang sampai harus meminjam uang ke tetangga atau meminta beras ke kerabat terdekat.

Perayaan yang tahun kemarin dihiasi dengan berbagai macam perlombaan untuk anak-anak sampai dewasa pun tidak terlihat saat ini. Hanya bendera sang saka Merah Putih yang sedang berkibar penuh tertiup angin.

Tahun ini semua kenangan masa lalu tidak terulang kembali, hanya panas terik matahari di luar rumah yang menyengat. Dalam kesunyian siang ini tak ada satu pun warga sekitar yang berada di luar rumah untuk sekedar melihat bendera Merah Putih mereka yang sedang berkibar. Begitupun malamnya, hanya lampu kelap-kelip yang menghiasi jalanan komplek ini yang berteman dengan dinginnya malam.

Covid-19 lah penyebab semua ini, Virus yang berasal dari kota Wuhan yang berada di cina inilah yang menjadi tokoh utama dari seluruh rangkaian peristiwa akhir-akhir ini.

Virus yang menyerang saluran pernafasan inilah yang membuat kita semua menjadi khawatir dan sangat berhati-hati dalam melakukan sebuah kontak komunikasi dengan orang-orang terdekat bahkan keluarga sekalipun.

Corona atau sebutan akrab dari covid-19 inipun menarik perhatian semua tokoh masyarakat yang berada di dunia karena sampai sekarang belum ditemukan obat atau vaksin yang dapat secara efektif meningkatkan daya tahan tubuh untuk menangkal virus ini masuk dan bersarang dalam tubuh kita ini.

Tahun ini tak ada lagi lomba-lomba yang daridulu selalu diadakan. Mulai dari lomba makan kerupuk, lomba balap karung, lomba tarik tambang, lomba sepakbola menggunakan jarik untuk bapak-bapak, lomba menangkap belut dan masih banyak lagi.

Ya, virus itu menghancurkan semuanya, merusak semua acara yang sudah menjadi tradisi, membunuh anggota keluarga yang tercinta. Ketimpangan sosial semakin menjadi-jadi. Anak-anak kebingungan harus berbuat apa akibat adanya protokol kesehatan yang mengharuskan mereka belajar dari rumah namun karena keterbatasan ekonomi.

Tepat pada hari kemerdekaan ini yang aku lakukan hanya berdiam diri di rumah, memakan cemilan kesukaan yang dari dulu selalu dibelikan ibu tiap pulang kerja, menonton televisi, hingga tertidur di sofa karena bingung ingin melakukan apa. Padahal dulunya pada hari ini aku sibuk mengikuti berbagai macam lomba, bercanda bersama teman-teman di depan rumah, hingga berebut hadiah dengan cara berbuat curang dalam lomba tersebut.

Memang suatu kenangan indah yang tak dapat terulang pada hari ini, namun kuharap tahun depan lomba-lomba yang kurindukan seperti itu akan ada lagi.

Sudah 75 tahun negeri ini bebas dari penjajahan, bebas dari semua kekerasan dan perbudakan dan yang pasti bebas dari cengkeraman tangan negeri asing yang dengan seenaknya menjarah hasil bumi dari wilayah negara kita tercinta ini. Tahun ini kembali dijajah dengan musuh yang tak kasat mata. Kita hanya membutuhkan kesadaran diri-sendiri agar tak tertular bahkan menulari jika kita sudah menjadi rumah bagi virus tersebut tanpa kita sadari.

Penulis: Aqil Satria Ramadhanu
Ig: @aqilsatriar_

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pelantikan dan Pengukuhan 27 Pejabat Tinggi Pratama Lingkup Pemprov NTT

Mata Indonesia, Kupang - Sebanyak 27 Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Lingkup Pemerintah Provinsi NTT dilantik dan dikukuhkan oleh Penjabat...
- Advertisement -

Baca berita yang ini